Watak Tokoh :
- RIA (Protagonis)
- DINI (Protagonis)
- TIAN (Protagonis)
- BRUNO (Protagonis)
- TANIA (Antagonis)
TRAGEDI 5 SAHABAT
Menjelang liburan akhir pekan, Ria,
Dini, Bruno, Tian dan Tama berlibur di villa milik kakaknya Tama, yang terletak
di daerah pegunungan. Saat tiba di villa, mereka melihat darah berceceran di
lantai teras villa.
Tian : Tam,
koq ada darah ? ini darah siapa ??? (sambil mengamati darah tersebut)
Ria : Tapi
ngapo dak di pel ??? kan kotor ???
Tama : Me,
memag cak itu kan, da .. darah manusia kan amper samo degan darah hewan … hhmm,
kito masuk bae yok, kamu pasti capek kan.
Keenam
sahabat tersebut masuk ke villa ..
*MALAM PERTAMA, AWAL TRAGEDI*
(Kamar
Tian dan Bruno) … Tian dan Bruno tidur satu kamar.
Bruno : Aduuuhh,
nak pipis pulo …
Bruno
keluar kamar berlari kecil menuju toilet
(Kamar Dini dan Ria) … sejak tadi ria belum juga dapat tertidur … ia
sedang membaca buku, sementara kedua temannya sudah tidur sedari tadi.
Sssttt … Ssseetttt….
Ria : Suara
pedie itu ..??? cak suaro pisau diasah … (Ria menutup buku yang ia baca)
Sssettt … Ssssettt …. (Suara aneh itu terdengar lagi)
Ria : Din
… bangun …!!! (Ria membangunkan diri) … bangun …
Perlahan Dini terbangun … sebenarnya ia masih sangat ngantuk
Dini : Pedio
sih, ri ?? Ini kan masih tegah malem.
Ria : Sssttt..
aku denger suara aneh
Mereka
tediam, Ssseeetttt, suaro itu masih sangat jelas terdengar.
Dini : Suaro
pedio pulo …???
Ria : Ssstttt,
makonyo jangan berisik …
Sssettt
Lama-kelamaan,
suara itu menghilang
Dini : Sudah
ay, mungkin itu gawean tukang kebun di villa ini…. Tedok bae oy …
Mereka
kembali merebahkan badanya di kursi.
Tapi tiba-tiba
….
“SIAPO KAUU…??” TERDENGAR SUARA
teriakan Bruno terdengar gugup … “TIDAAKKKKK”
Teriakan terakhir Bruno membuat mereka merinding beberapa detik
kemudian, suara itu tidak terdengar lagi…
Ria : Ngapo
si Bruno …?
Dini : Kito
liat yok …
Mereka berjalan menuju dapur, mereka mengamati lantai dapur, tidak
mendapati seseorangpun kecuali darah.
Ria : Darah …?? Ini darah siapo …??
Dini : Lebih
baik kito balek ke kamar, Perasaan aku dan lemak.
= = SIANG HARI = =
(Di ruang tamu)
Tian : Bruno….!!! Bruno … (Sambil teriak)
Ria : Tian … apa yang kau lakuke..
Tian : Aku nyari Bruno, tadi dio ngilang.
Ria : Mungkin lagi lari pagi keliling villa
Tian : Tapi,
inikan lah siang, Bruno pasti lah balek ke villa.
Tama masuk dengan keringat bercucuran dan sebagian bajunya dipenuhi
tinta merah, seperti darah.
Tian : Tama ? Kau dari mane ???
Tama : A… aku … dari hutan
Ria : Hutan ?? untuk apa kau ke hutan ???
Tama : Bu … berburu … a.ku duluan ye …
Olehnyo, aku nak
mandi
* MALAM KEDUA *
Tengah malam, Tian keluar kamar menuju dapur, ia haus, dan ingin
segera minum. Saat sedang minum, tiba-tiba … (saiinggg) … seperti ada orang
lewat di belakangnya, dengan segea ia juga menoleh ke belakang dan tidak
mendapati siapapun.
Tian : Katek apo-apo …
Ia kembali menghadap ke depan dan (jlebb) gelas yang ia pegang
terjatuh dan sesuatu menusuk perutnya … darah segar kembali mengalir dan
membanjiri lantai dapur….
(Bruuk) Tian kehilangan keseimbangan dan jatuh terbaring … Orang
tersebut tersenyum miring.
Dini keluar kamar menuju kamar kecil dekat dapur.
Dan …..
Dini : Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….
Dini berteriak saat melihat tubuh Tian terbaring tanpa nyawa ….
Dini : Tian … apa yang terjadi ..???
(Dini menggoyangkan tubuh Tian, berharap masih ada nyawa, tapi …
semua sia-sia.
= = SIANG HARI = =
Kedua remaja itu semakin panik, begitu kedua teman-temannya sudah
meninggal dunia.
Dini : Aku nak balek
Tama : Dini… jangan balek, tetaplah di sini …
Dini : Tapi Tam, aku raso villa ini idak aman
Ria : Aku juga nak balek … villa ini aneh…
Tama : Tapi, liburanku belum berakhir.
Ria : Tapi, villa ini idak aman lagi
Dini : Iyo, pokoknyo besok aku nak balek
Ria : Aku jugo
Tama : O..okelah … besok aku anter.
* MALAM KETIGA*
Kedua gadis remaja itu membereskan barang-barang mereka di kamar.
Berharap besok pulang cepat … Tiba-tiba...
Dini : Yaa … mati lampu
Ria : Aku nyarik lilin dulu ye …
Ria meraba-raba lemari, membuka dan menemukan senter, ia nyalakan
senter itu untuk kembali mencari lilin dan …klik, belum sempat mendapatkan
lilin lampu menyala kembali.
Dini : Aaaaaaaaaaaaaa .. tolong …
Suara teriakan Dini, membuat Ria segera kembali ke kamar. Saat
masuk, Dini sudah tersandar lemah akibat ada sesuatu yang mencekik lehernya.
Ria : Dini, kau ngapo ??
Dini : Riiaa…
tadi cak ado wong yang nyuba nak bunuh aku…
Ria : Hah…
lagi …. Siapa yang melakukenyo ?
Dini : Aku
idak ngeliat rainyo … kan gelep
Ria : Kito
pasti lagi diteror.
Dini : Ini
ngeri nian, kito aros cepet-cepet balek, semakin lamo kito di sini, kito jugok
pasti bakalan terbunuh …
Ria : Di
mano Tama ???? ngapo setiap kejadian cak ini dio selalu bae ngilang ???
Dini : Iyo
… ee….
= = SIANG HARI = =
Ria dan Dini mneyeret tas koper mereka keluar villa. Mereka ingin
segera keluar dari villa ini ….
Tama menahan mereka di depan pintu.
Dini : Ngapo
?? villa ini bahayo … aku dak galak lamo-lamo di villa ini.
Tama : Aku
mohon, kamu tinggal sebentar bae lagi di sini, satu malem dak papo …
Ria : Ngapo
kau begitu makso kami …
Tama : Sebenernyo
besok hari ulang tahu aku, aku nak ngerayokenyo di sini. Apo kamu dak galak melok
ngerayokenyo ??
Ria : Okelah
… aku dak balek … kami akan nginep di sini lagi, tapi Cuma satu malem, besok
pagi, kami nak cepet-cepet balek …
Tama
tersenyum …
* MALAM KEEMPAT *
Ria sedang duduk di sopa ruag tamu sambil membaca sebuah buku …
Tap…tap, tap, suara seseorang yang sedang berjalan ke arahnya. Ria
membalikkan dan mendapati Tama berjalan mendekatinya.
Ria : Tama,
apa yang kau lakukan … ??
Tama tidak menjawab, ia mengeluarkan pisau belati dari pinggangnya.
Ria : Tama
?? ado apo ?? (Ria mulai merasa gagap).
Tama : Aku
benci jadi yang terbelakang, Ri
..??
(Suara Tama begitu tajam). Aku
benci olehnyo sering kamu rendahke, kamu dan ngerti perasaan seorang kawan. Aku
selalu bersikap bek ke kamu, tapi kenyataannya kamu malah sering ngejek aku.
Ria : Jadi
?? kau yang bunuh budak itu ???
Tama : Iya,
aku yang ngelakuke ini oleh balas dendam.
Tama mendekati Ria sambil mengacungkan pisau yang tadi ia pegang.
Ria : Tam,
ka… kami minta maaf, aku mewakili mereka minta maafsama kau, aku mohon, kau
hentikan balas dendam ini. Ini dak katek artinya Tam.
Tama : Lah
terlambat, Ri …
Tama mengambil ancang-ancang untuk menusukkan pisau itu pada Ria.
Ria : Aaaaaaaaaa .. Dini … Tolonggggg
Dan (Jlebbb) pisau menusuk perut Ria, Ria tertunduk lemah … suara
seseorang mendekat ke arah mereka.
Dini : Tamaaa !!! apa yang kau lakuke ..!!
Tama : Balas
dendam (sambil tersenyum jahat) …. Aku muak karena sikap kamu yang idak pernah
ngerti perasaan aku … makanya, aku sengaja ngajak kamu ke villa ini utuk balas
dendam sama kamu, rupanya kamu mudah nian dibujuk.
Dini : Bukannya
waktu itu kami lah minta maaf .. dan kau dewek yang ngomong kalo kau lah maafi
kami.
Tama : Idak
semudah itu ngilangke sakit ati … lah amper 3 tahun, aku kamu adike bahan
ketawaan. Dan dengan maaf kamu biso bayarnyo ??
Dini : Tapi,
dengan bunuh kami itu juga katek artinyo.
Tama tidak peduli dengan ucapan Dini, ia mendekati Dini dengan
mengacungkan pisau belati yang dipenuhi darahnya Ria.
Tama : Tentu
berarti … men uwong yang ngerendahke aku mati dengan tangan aku dewek.
Dini terpojok, ia tak bisa mundur lagi … Tama berada di depannya
sambil mengambil ancang-ancang untuk membunuhnya.
Dini : Tama,
kami bener-bener minta maaf.
Tama : Tapi
ini lah terlalu terlambat
Dan
(Jlebb) pisau juga menembus perut Dini …
“TAMAA” suara seseorang muncul dari belakang, Tama menoleh. Tama
terjatuh.
Tama : Bruno ..?? Ka … kau … kau masih hidup ????
Bruno : Iyo, aku masih hidup …
Tama : Ta tapi .. tapi … cak mano
biso ???
Bruno : Waktu itu kau membuang aku ke hutan, aku memang belum mati, aku
berhasil diselamatke oleh salah satu warga. Aku berjanji, men aku sembuh total,
aku akan balasnyo, awalnya aku dak nyangko, kalo kau pembunuh kami .. tapi, itu
emang kenyataannyo dan siapapun kau, aku tetap akan membunuh kau.
Tama : Kalo
aku yang membunuh kau lebih dulu.
Tama menyerang Bruno dengan pisau belatinya, dan Bruno mengeluarkan
pisau yang dari punggungnya, keduanya saling menyerang. Waktu Tama menyerang
Bruno di bagian perut Bruno menghindar dan membalas menyerang Tama di bagian
kepala, Tama menangkisnya … Tama dan Bruno saling berhadapan menetralkan
pernafasan mereka.
Bruno : Tidak
ku sangka ternyata uwong cak kau pacak jadi seorang pembunuh ternyata ambisimu
untuk balas dendam sangat kuat.
Tama : Itulah
sebabnyo, jangan pernah meremehkan wong cak aku.
Tama dan Bruno kembali menyerang, tapi (Jlebbb, Jlebbb) Perut Bruno
jadi sasaran Tama dan Perut Tama juga sasaran Bruno.
Akhirnya mereka berdua yang terkena pisau Bruno dan Tama sama-sama
memegang pisau yang menancap di perut mereka …
Tama : (Sambil
tersenyum seraya menahan rasa sakit) aku senang, akhirnya, aku bisa mbalaske
dendam aku ke kamu …
Bruno : (Sambil
tersenyum) seraya menahan sakit) Hhhh .. aku jugo seneng bisa membunuh uwong
yang lah buung sahabat-sahabatku.
Dan akhirnya Bruno dan Tama sama-sama terjatuh.
- SELESAI –
Contoh Naskah Drama Menarik Lainnya :
Naskah Drama 8 Orang "BAYANGAN DI MALAM GELAP"
Naskah Drama 8 Orang "SITI NURBAYA" (Cerita Rakyat)
Naskah Drama 7 Orang "MISTERI KAKEK WIDODO"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENGINAPAN 66"
Naskah Drama 3 Orang "PELANGI PUTIH ABU"
Naskah Drama 6 Orang "KISAH BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH"
Naskah Drama 6 Orang "LEGENDA POHON BERINGIN"
Naskah Drama 6 Orang "KISAH TELAGA WARNA"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENCURI BUKU"
Naskah Drama 7 Orang "KARMA SEORANG SAHABAT"
Naskah Drama 7 Orang "LEGENDA KEONG MAS"
Naskah Drama Humor 2 Orang "BECAK DILARANG MASUK !"
Naskah Drama 7 Orang "CERMIN KEHIDUPAN REMAJA"
Naskah Drama 12 Babak "AKU DAN KEHIDUPANKU"
Baca juga :
Cerita Rakyat "CIUNG WANARA"
Cerita Rakyat "BEHOK NGAN KUHE-KUHE"
Cerita Rakyat "SANG KINCAT"
Kumpulan Cerita Rakyat Prabumulih (Sumatera Selatan)
Baca juga :
