SANG KINCAT
Asal Cerita : Prabumulih, Sumatera Selatan
Dahulu kala di sebuah ladang milik Tuan
Raja dijaga oleh seorang perempuan tua yang bernama Sang Kincat. Sang Kincat
sangat ramah dan baik hati kepada siapa pun sehingga tak heran setiap hari.
Pondok yang didiami Sang Kincat selalu
didatangi para tamu yaitu sahabat-sahabatnya, Sang Kancil, Biawak, Kura-kura
dan yang paling sering kali tandang ke pondok Sang Kincat adalah seekor Rusa
Belang. Setiap hari Rusa belang datang menemui Sang Kincat.
“Oi... Sang Kincat kebat kakiku kani, kata
Rusa belang setiap menemui Sang Kincat.
“Apa yang pacak kukebatkan ke kakimu, Aku tak apana
tali bekal ngebat kakimu”, kata Sang Kincat dengan kepolosannya. Maka
tertawalah si Rusa Belang sambil berkata, “Sang Kincat kalu kau nak ngebat
kakiku tak usah bingong untuk nyari pengebatna cukup kau kumpolan rumput karetis, ritang dan
jela-jela”. Maka mendengar ucapan sang
Rusa Kincat langsung mengumpulkan rumput-rumput sesuai permintaan Rusa Belang.
Rusa Belang sangat senang karena kelicikannya tidak diketahui Sang Kincat.
Setelah ia merasa kenyang ia pun pamit kepada Sang Kincat.
“Sang Kincat terima kaseh kau lah ngebat
kakiku. Pegisok pagi aku datang lagi dan tulong kumpolan rumput cara yang
tadi”, kata Rusa belang. Pulanglah rusa ke rumahnya dengan perut yang kenyang.
Sang Kincat juga merasa senang karena telah dapat memenuhi permintaan
sahabatnya.
Keesokan harinya Rusa Belang pun datang
lagi dan minta ikat kakinya oleh Sang Kincat. Sang Kincat pun memenuhi
permintaan rusa sahabatnya itu. Tak lama setelah rusa pergi datanglah Raja ke
pondok Sang Kincat untuk melihat ladangnya yang dijaga Sang Kincat. Sang Kincat
pun menceritakan kedatangan sahabatnya Rusa Belang kepada Raja. Maka Raja
menyarankan kepada Sang Kincat supaya mengikat kaki si Rusa Belang dengan tali
pengikat pemberian sang Raja.
“Sang Kincat, kalu Rusa Belang detang kau
kebat kakina dengan tali yang kutunde kani dan jangan dilepaskan”, kata Sang
Raja.
Aok Paduka Raje, kelak kugewean perentah
paduka”, jawab Sang Kincat.
Keesokan harinya si Rusa Belang kembali
bertamu ke Pondok Sang Kincat, Rusa meminta supaya Sang Kincat mengikat kakinya
seperti hari-hari kemarin.
“Sang Kincat, tulong aku cara yang
kemarin,”, kata Rusa Belang.
“Aok Kawan, aku kan kawanmu yang baek”,
jawab Sang Kincat.
Sang Kincat pun menuruti perintah
sahabatnya itu, Sang Kincat mulai mengikat kaki rusa dengan menggunakan tali
pemberian Raja. Rusa pun merasa sangat terkejut karena Sang Kincat tidak lagi
mengikat kakinya menggunakan rumput karetis, rintang dan jela-jela.
“Oi .... Sang Kincat ngapa kakiku kau kebat
dengan tali kani, tolong lepaskan aku”, kata Rusa Belang kepada Sang Kincat
dengan menghiba. Namun Sang Kincat tidak mengabulkan permintaan rusa, ia ingat
pesan raja bahwa jangan dilepas ikatan kaki rusa sebelum raja datang.
“Maaf Rusa, tali kami gelang yang istimewa
karena gelang kani gelang dari Raje”, kata Sang Kincat kepada sahabatnya si
Rusa Belang. Mendengar kata-kata dari Sang Kincat, Rusa merasa ketakutan bahwa
kini dia benar-benar dalam bahaya. Dari kejauhan terdengarlah suara gonggongan
anjing milik Tuan Raja yang akan ke Pondok Sang Kincat, “Uwak ...uwak
...guk-guk,” suara Raja ditimpali gonggongan suara anjingnya.
Tak lama kemudian datanglah Tuan Raja
beserta beberapa orang prajuritnya ke pondok Sang Kincat. Raja sangat senang
melihat seekor rusa yang besar dan gemuk telah tertambat di tiang pondok Sang
Kincat., “Sari keni, kita makan besak,” kata Sang Raja.
“Tulong aku, Ba...Baginda Raje, Jengan aku
disambeleh”, kata Rusa Belang.
“De, aku lah lama tak makan deging yang
nyaman mak kani”, kata Sang Raja.
Rusa itu berusaha meronta-ronta namun tidak
bisa melepaskan diri.
“Prajurit,
sembeleh Rusa kani,” kata Sang Raja
“Aok, Tuan Raje,”, jawab Prajurit
Prajurit pun mulai melaksanakan tugasnya,
segera menyembelih rusa itu, lalu dipotongnya bersama-sama.
Sang Kincat mendapat bagian usus dan kulit
rusa sesayak kelapa. Sang Kincat segera pergi ke sungai mencuci rusa pemberian
Sang Raja. Sambil mencuci daging rusa menangislah Sang Kincat tersedu-sedu,
kini ia menyesali perbuatannya yang telah tega membunuh sahabatnya sendiri.
Tanpa ia sadari ternyata ketika ia menangis
dilihat oleh segerombolan monyet. Monyet-monyet itu pun mengejek Sang Kincat
karena Sang Kincat menangis.
“Sang Kincat ringkeh nian gigimu siapa lah
kira-kira yang ngerapian na ? Kami kepengen gigi kami serupa kek mu”, kata
monyet sambil tertawa mengejek. Mendengar ejekkan monyet-monyet itu Sang Kincat
sangat marah.
“Oh ...mingkak kapengen gigi serupa kek ku
ne carana mudah.
Silahkan mingkak naek kayu tengi-tengi dan
jangan turun sebelum aku perintahan”, kata Sang Kincat.
Tanpa berpikir panjang manjatlah
monyet-monyet ke atas pohon yan telah ditentukan Sang Kincat.
Sementara itu Sang Kincat mengumpulkan kayu
sebanyak-banyaknya di bawah pohon tempa monyet-monyet itu. Tak lama kemudian
Sang Kincat menyalakan api pada tumpukan kayu itu.
“Oi ...Sang Kincat matian api ni kami pacak
mati keangatan !”, kata si monyet.
“Diam bukak mulutmu jar gigimu ringkeh dan
rapi serupa kek ku”, kata Sang Kincat.
Lama-kelamaan seekor demi seekor monyet itu
jatuh terbakar dalam nyala api, oleh sebab itulah gigi monyet tanpak kelihatan
rapi karena dipangur Sang Kincat.
Demikianlah cerita Sang Kincat dan ada
beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini yaitu janganlah kita
berbuat licik terhadap teman dan dalam mengambil suatu tindakan harus
dipikirkan terlebih dahulu.
DONGENG PUTRI KEMARAU
Asal Cerita : Palembang Sumatera Selatan
Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.
Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.
“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.
“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.
“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.
Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.
“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.
“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.
“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.
Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.
“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.
Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.
“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.
Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.
“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.
Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.
“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.
Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.
“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.
Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.
“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”
Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.
“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.
Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.
Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.
Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.
“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah purimu di sana!” demikian pesan suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.
“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri itu. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.
Selesai
===========================================
CERITA PUTRI KEMBANG DADAR
Asal Cerita : Palembang, Sumatera Selatan
Ribuan tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan besar, telah berdiri kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Selesai
============================================
Behok Ngan Kuhe-Kuhe
Asal Cerita : Prabumulih, Sumatera Selatan
He kuhe-kuhe……..kuhe belumban ngan behok
kuhe dihukom leh mak raje kuhe-kuhe jadi cerite.
Assalamualaikum wr.wb
Dahulu kala ada hiduplah seekor kura-kura.Karena ia sangat lamban ia selalu
menjadi bahan ejekan orang lain.Suatu
hari datang seekor beruk yang sombong,rakus dan angkuh.Dia
menantang kura-kura untuk berlomba dengannya.
Beruk :”kuhe oh kuhe … payo kite belumban belahi sape cepat nyampaike ujong
sane”.Tantang si beruk
Kura-kura :”(berpikir) Ao payo hok”.
Lalu keduanya pun berlomba berlari di sebuah jalan yang luas,setelah mereka
berlomba beruk lah yang menjadi pemenangnya.Beruk
pun kembali menantang kura-ura untuk berlomba dengannya.
Beruk :”Nah he men tadi kite belumban belahi sekarang kite belumban naek batang.”
Kura-kura hanya mengaggukan kepalanya menyatakan bahwa ia menerima tantangan
beruk untuknya.Dan lagi-lagi kura-kura
harus terkalahkan oleh beruk yang sombong,rakus dan ankuh itu.Setelah berlomba
terus-menerus kura-kura merasa letih ia berputus asa karena selalu
kalah,kura-kura pun memutuskan untuk pulang kerumah nya.
Kura-kura :”(letih) ai ude hok aku sare ai,aku nak balek bai aku belumban kalah bai
lantak dengan jadi aku nak balek bai ye”.
Tiba-tiba saat kura-kura ingin melangkahkan kakinya untuk pulang beruk
memanggilnya dan ingin ikut pulang bersama kura-kura.
Beruk :”he tunggu ce…he aku nak milu dengan balek bai,jadi dekde?”.
Kura-kura :”Ao payo hok kalu dengan nak milu nian.”
Lalu keduanya pun berangkat menuju rumah kura-kura.Dan
sesampainya di rumah kura-kura beruk melihat tanaman pisang milik kura-kura
yang sudh berbuah dan sudah masak ranum.
Beruk :”(Kaget) Ai he…alangkan masak pisang tanaman dengan ni?”.
Kura-kura :”Ao hok tapi pisang tu tinggi jadia aku dek pacak ngambeknye”.
Mendengar ucapan kura-kura itu beruk pun berusaha membujuk kura-kura agar mau
menyuruhnya untuk memanjat pohon pisang milik kura-kura tersebut .
Beruk :”Nah he….itu lah gunenye kite bekance,makmane kalu aku nulong dengan ngambek
kan nye?”.
Kura-kura bimbang denga ucapan beruk tadi,pikirnya beruk selalu menipu dirinya
dan mengejek dirinya.Melihat kura-kura yang bimbang beruk kembali berusaha
membujuk kura-kura.
Beruk :”jangan khawater he enjok bai kanggi aku sebuhak”.bujuk beruk terhadap
kura-kura”.
Kura-kura :”kalu mak atu ambeklah hok.aku nunggu
dibawah.”ucap si kura-kura yang telah terpengaruh dengan ucpan beruk.
Si beruk mulai memanjat pohon pisang tersebut.Sesampainya di atas ia langsung
memakan biuah-buah pisang tersebut dengan lahapnya.Melihat semua itu kura-kura
yang berada di bawah pun berusaha memelas meminta bagiannya .
Kura-kura :”Ai hok mane pisang bageanku?”. Tanya kura-kura
Beruk :”Nyam..nyam…nyam pisang manes dikunyam-kunyam”. Jawab beruk tk menghiraukan
kura-kura.
Kura-kura kembali meminta bagiannya pada si beruk.
Kura-kura :”Ai hok…kalu lah abes isi kuletnye bai bageanku”.
Beruk :”Kulet-kulet gi gemok”.
Setelah menghabisi seluruh buah pisang tersebut beruk pun turun dan langsung
pergi tanpa menghiraukan si kura-kura.Setelah kejadian itu kura-kura mulai
berpikir keras.ia berpikir bagaimana
caranya agar ia dapat mengalahkan si beruk yang sombong,rakus,dan angkuh
itu.Setelah berhari-hari ia berpikir akhirnya ia menemukan sebuah cara untuk
mengalahkan si beruk itu.Ia pun bergegas
mencari beruk untuk menantang beruk berlomba lagi dengannya.Setelah bertemu
beruk kura-kura pun berkata
Kura-kura
:”hok makmane kalu kite belumban lagi?”. Tantang kura-kura
Mendengar tantangan dari kura-kura itu beruk tertawa lantang dan menjawab
Beruk
:”ha….ha….ha….. ude he…he,belumban belahi denga kalah,belumban naek dengan
luyok nah,nak belumaban ape lagi?”. Jawab beruk denga sombongnya
Kura-kura
:”kite belumban sape lame dikebat dalam ayek?”.
Beruk pun menjawab dengan angkuhnya
Beruk
:” Ai jelas aku yang menang”.
Maka mulailah keduanya berlomba,sebelum keduanya menyelam masig-masing leher
merek diikat denga tali.tali yang
mengikat leher kura-kra dipeggang oleh beruk sedangkan tali yang mengikat leher
beruk dipenggang oleh kura-kura,lalu mulailah keduanya menyelam,sesampainya di
dasar laut kura-kura mulai menjalankan rencananya.tali
yang mengikat leher beruk ia ikatkan pada akar yang ada di dasar laut.Selang
beberap saat beruk pun mulai kehabisan nafas ia menarik-narik tali sebagai
tanda ia telah kalah,namun kura-kura masih sangat tenang melihat beruk seperti
itu.Setelah si beruk benar-benar telah mati kura-kura baru melepaskan ikatan
yang ada di akar pohon tersebut.Setelah itu kura-kura menarik mayat beruk ke
atas darat.namun,sial bagi kura-kura.sebab,apa yang ia lakukan diketahui
oleh seseorang.akibatnya ia di hadapkan pada sang raja untuk mendapatkan
hukuman.
Raja :”behubong kuhe-kuhe lah bunih si behok,kuhe-kuhe haros dihukom,hukomannye
kuhe-kuhe dimasokkan ke dalam api ditunuh sampe mutung”. Herdik sang raja pada
kura-kura.
Mendengar herdikkan sang raja itu tak lanats membuat kura-kura takut,ia bahkan
menjawab sang raja dengan santainya.
Kura-kura :”Ai mak raje kalu dimasokkan ke dalam api aku nil ah biase kel awak ku itam”.
Smbil memperlihatkan tubuhnya yang hitam
Raja :”Kalu mak atu hukomannya kite genti,masokkan bai kuh-kuhe ni kedalam kandang
ayam”. Kata sang raja.
Mendengar itu kura-kura berpura-pura sedih dan meminta agar dia tak diberi
hukuman itu
Kura-kura :”Ai mak raje jangan aku dimasokkan dalam kandang ayam.mati kanggi aku dicetok leh ayam mak
raje”. Jawab si kura-kura.
Raja :” Ai dek katek ampon-aponan,cepat laksanakan hukoman”.
Lalu pengawal raja membawa kura-kura kedalam kandang ayam dan dimasukkan lah
kura-kura ke dalam keandang ayamtersebut.Selang beberapa hari pengawal sang
raja datang melihat kondisi kura-kura.dan
betapa kagetnya dia ketika melihat kura-kura yang semakin sehat setelah berada
di kandang ayam tersebut.
Pengawal raja :”Lapor mak
raje,tau dekde mak raje kuhe-kuhe tambah besak bungok begaje-gaje di dalam sane
itu”. Lapornya pada sang raja
Raja :”(kaget) Ait…… makmane abat pacak lok atu ?”. raja begitu kaget mendengar
berita itu.
Pengawal raja :”Oy… mak raje
sangkan kuhe tu tambah besak bungok begaje-gaje teloh di dalam kandang ayam tu
die makaninye”. Jelasnya
Sang raja semakin marah dan sangat geram dengan semua itu lalu raja
memerintahkan pengawalnya untuk menyeret kembali kura-kura ke hadapan raja
lagi.
Raja
:”kalu mak atu hukoman kuhe-kuhe ni kite genti…masokkan bai kuhe-kuhe ni
kedalam lesong di tutok sampai mati.” Herdik sang raja
Kura-kura
:”Oy…. Mak aje kalu di tutok aku nil ah biase.kele
awak ku gempeng.” Jawab nya dengan begitu tenang
Raja
:”Ai…. Lah benah pule.” Bisik hati raja
Raja kembali berpikir hukuman apa yang pantas untuk kura-kura.
Raja
:”Ai die ni ….di tunuh dek ape-ape,di tutok lah biase,dimasokkan ke dalam
kandang ayam tambah besak bungok begaje-gaje,kalo lok atu die ni …….. kite
masokkan bai kedalam ayek!”. Kata sang raja.
Mendengar hukumannya yang akan di masukkan ke dalam air kura-kura beroura-pura
takut dan sangat sedih ia meratap-ratap sang raja sambil meneteskan air mata.
Kura-kura
:”Ay….. tuan raje…..tuan kuase ….jangan nian aku dimasokkan ke dalam ayek….
Mati aku tuan raje,jangan nian tuan raje.” Pintannya
Raja
:”Ay dek katek ampon-aponan … cepat laksanakan hukoman!”. Perintah sang raja
pada pengawal-pengawalnya.
Lalu di bawalah kura-kura dekat sebuah sungai yang luas dan dalam itu dan
kemudian di lemparlah kura-kura ke dalam sungai tersebut.Namun,sang
raja dan para pengawalnya kaget melihat kura-kura yang langsung berenang ke
dasar sungai ketika di lempar
Kura-kura
:” ye…. Gelibah dayo idop aku…….balek kehumah ke panggong ku,gelibah dayo idop
aku balek kehumah ke panggong ku.” Nyanyian kura-kura
Sang raja dan para pengawalnya baru sadar bahwa mereka kembali tertipu oleh si
kura-kura.
Nah,kance-kance ku itulah tadi cerite
ringkeh ku.Di ceriteku tadi ade pesan
bahwa kite dekde jadi sombong,angkuh ape lagi rakos,akhirnye bunoh kite dewek
kan?. Ku harap kance-kance yang hader disini dekde ke nah punye sifat lok atu
ye dek bagos punye sifat lok atu,Nah juri,kance-kance gale-gale terime kaseh ye
lah dengahkan cerite ku.akher kata ku.
Selesai
=====================================================
DONGENG PUTRI KEMARAU
Asal Cerita : Palembang Sumatera Selatan
Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.
Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.
“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.
“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.
“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.
Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.
“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.
“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.
“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.
Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.
“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.
Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.
“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.
Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.
“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.
Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.
“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.
Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.
“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.
Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.
“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”
Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.
“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.
Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.
Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.
Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.
“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah purimu di sana!” demikian pesan suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.
“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri itu. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.
Selesai
===========================================
CERITA PUTRI KEMBANG DADAR
Asal Cerita : Palembang, Sumatera Selatan
Ribuan tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan besar, telah berdiri kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah
kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu
perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja
keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir
terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan,
sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah
memimpin sebuah rapat, tampak jelas ada
masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah
betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri
dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan, para prajurit tengah berbaris siap untuk
menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja dengah penampilan yang sangat perkasa,
sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para
prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan
kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya
yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah
dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan
kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap
tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu
setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota
Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit
pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju
atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan
pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja
Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja
tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit,
serta panglimanya juga hadir pada waktu
itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda
yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka
datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan
pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu,
sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan
teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu,
sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan
itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah
bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak
belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera
mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka
merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu,
jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu
mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan
memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir,
dengan segera ia memberikan tanda
penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan
penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka
pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka
segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya
mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan
dari arah kanan mereka, sehingga dengan
sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak
terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga
pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan
kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan
kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir
sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir,
sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami
suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar
dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena
mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim
juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu
kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan
selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para
prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam
seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi
tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang
cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia
hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan
nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan,
banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah
diantara kalian yang akan sanggup untuk
memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani
menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada
semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak
kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya
kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum
mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di
izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat
penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk
menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang
disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum
dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan
Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu
pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya
adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara
yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah
ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak
kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara
hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang
perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh
kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan suara yang merdu, sehingga membuat kagum para
hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa
yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu,
tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir terkagum-kagum, mereka memandangi Putri
Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya
didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian
anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh
para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya
menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia berjalan
dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana
Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri
Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari
kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran
istana.
Tentu saja penyamaran ini dia
lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia
menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat
itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa ada seorang pedagang sayur yang begitu
cantiknya,”Prajurit kau panggil wanita
itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu
mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar, yang menyamar sebagai seorang pedagang
sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya
merasa dan berkata dalam hatinya, bahwa
Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini
perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu,
ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana
sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona,
tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang
cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit
berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga
merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang
sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan
rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika
sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba
kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita
punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi
suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa
Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan
Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias
raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki
Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja
jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang
ada di kerajaan ini, yang dapat
menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun
dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang
layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa
terpesona melihatnya.
Disaat itulah muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak bukan kepalang, ketika ia melihat Putri Kembang Dadar, kecantikan itu kini juga disaksikan oleh
semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah
perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili
oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat
ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian
ini adalah sebagai permaisurinya. Ia
adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua
penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah
menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena
itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara
rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja
Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu
meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan
keadaan yang terjadi.
Belum
prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di
istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus
menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku
tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang
kini menjadi seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga
dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya
suatu permusuhan diantara kedua kerajaan
ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar
dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan
satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada
di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi
terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi
senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini
bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di
undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan
para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.
Ribuan
tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan
besar, telah berdiri
kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah
kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu
perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja
keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir
terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan,
sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah
memimpin sebuah rapat, tampak jelas ada
masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah
betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri
dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan, para prajurit tengah berbaris siap untuk
menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja dengah penampilan yang sangat perkasa,
sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para
prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan
kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya
yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah
dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan
kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap
tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu
setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota
Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit
pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju
atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan
pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja
Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja
tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit,
serta panglimanya juga hadir pada waktu
itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda
yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka
datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan
pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu,
sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan
teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu,
sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan
itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah
bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak
belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera
mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka
merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu,
jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu
mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan
memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir,
dengan segera ia memberikan tanda
penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan
penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka
pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka
segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya
mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan
dari arah kanan mereka, sehingga dengan
sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak
terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga
pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan
kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan
kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir
sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir,
sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami
suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar
dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena
mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim
juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu
kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan
selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para
prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam
seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi
tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang
cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia
hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan
nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan,
banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah
diantara kalian yang akan sanggup untuk
memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani
menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada
semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak
kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya
kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum
mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di
izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat
penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk
menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang
disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum
dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan
Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu
pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya
adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara
yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah
ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak
kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara
hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang
perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh
kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan suara yang merdu, sehingga membuat kagum para
hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa
yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu,
tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir terkagum-kagum, mereka memandangi Putri
Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya
didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian
anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh
para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya
menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia berjalan
dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana
Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri
Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari
kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran
istana.
Tentu saja penyamaran ini dia
lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia
menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat
itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa ada seorang pedagang sayur yang begitu
cantiknya,”Prajurit kau panggil wanita
itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu
mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar, yang menyamar sebagai seorang pedagang
sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya
merasa dan berkata dalam hatinya, bahwa
Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini
perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu,
ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana
sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona,
tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang
cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit
berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga
merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang
sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan
rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika
sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba
kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita
punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi
suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa
Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan
Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias
raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki
Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja
jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang
ada di kerajaan ini, yang dapat
menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun
dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang
layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa
terpesona melihatnya.
Disaat itulah muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak bukan kepalang, ketika ia melihat Putri Kembang Dadar, kecantikan itu kini juga disaksikan oleh
semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah
perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili
oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat
ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian
ini adalah sebagai permaisurinya. Ia
adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua
penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah
menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena
itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara
rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja
Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu
meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan
keadaan yang terjadi.
Belum
prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di
istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus
menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku
tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang
kini menjadi seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga
dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya
suatu permusuhan diantara kedua kerajaan
ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar
dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan
satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada
di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi
terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi
senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini
bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di
undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan
para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.
Selesai
==========================================
CERITA SI PAHIT LIDAH
Asal Cerita : Sumatera Selatan
CERITA SI PAHIT LIDAH
Asal Cerita : Sumatera Selatan
Dahulu
di Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang ada sebuah kerajaan besar. Di
Kerajaan itu hidup seseorang pangeran yang bernama Serunting. la memiliki sifat
iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Pangeran Serunting telah
memiliki istri. lstrinya memiliki seorang adik yang bernama Aria Tebing, yang
kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting.
Serunting
dan Aria Tebing masing-masing memiliki ladang, letak ladang mereka bersebelahan
yang hanya dipisahkan pepohonan. Dan di bawah pepohonan itu tumbuh tanaman
Cendawan. Namun, Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda.
Jika diamati Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh
menjadi logam emas.
Sedangkan
Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Serunting tumbuh menjadi tanaman
parasit tanaman tidak berguna.
Mengetahui
hal tersebut, Serunting menjadi iri hati pada Aria Tebing, setiap hari ia terus
berburuk sangka pada adik iparnya itu, "Cendawan yang menghadap ke ladangku
tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah
ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Aku yakin, Ini pasti
perbuatan Aria Tebing".
Keesokan
harinya, Serunting menghampiri Aria Tebing dengan perasaan dendam dan marah, ia
kemudian mengajak Aria Tebing untuk berduel. "Kau telah berbuat curang
kepadaku! Aku menantangmu untuk berduel esok hari!!" ucap Serunting.
"Tapi,
tapi aku tidak pernah berbuat curang," sahut Aria Tebing. Serunting tidak
memperdulikannya, ia tetap menantangnya untuk berduel. Aria Tebing kebingungan.
la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir,
akhirnya Aria Tebing mendapat ide.
la
kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakak kandungnya yang tak lain
adalah istri dari serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.
"Kak,
beritahukanlah aku rahasia kelemahan suamimu. Aku dalam keadaan terdesak, jika
aku kalah maka aku akan terbunuh," ucap Aria Tebing memohon.
"Maaf
adikku, aku tak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu,"
jawab istri serunting keberatan.
"Percayalah
kak, ini demi adikmu! Jika aku mengetahui kelemahan suamimu, aku tidak akan
membunuhnya," bujuk Aria tebing lagi.
Akhirnya
istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian ia
memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang
bergetar meskipun tak tertiup angin.
Keesokan
harinya, sebelum bertanding, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang
yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Serunting pun akhirnya terluka parah
dan kalah.
Serunting
mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang
kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa
di Guning Siguntang.
Saat
sedang bertapa, ia mendengar suara Hyang Mahameru, "Wahai Serunting! Aku
akan menurunkan ilmu kekuatan gaib kepadamu, apakah kau maul' tanya Hyang
Mahameru.
"Aku
mau kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, aku mau kekuatan itu," jawab
Serunting.
"Tapi,
ada satu syarat yaitu kau harus bertapa di bawah pohon bambu. Setelah tubuhmu
ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka kamu berhasil mendapatkan
kekuatan itu," ucap Hyang Mahameru.
Dua
tahun berlalu, Serunting masih bertapa, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah
menutupinya. Kini ia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari
mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.
Suatu
hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang. Di
perjalanannya, ia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. "Hai pohon tebu,
jadilah Batu," teriaknya lantang. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu
tersebut menjadi batu. Lalu di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk
semua orang yang ia jumpai menjadi batu.
Lama-kelamaan
Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong. Akhirnya orang menjulukinya
dengan nama Si Pahit Lidah. Namun saat Serunting tiba di sebuah Bukit Serut
yang gundul, ia mulai menyadari kesalahannya. Lalu ia mengubah Bukit Serut
menjadi hutan kayu. Dalam sekejap bukit itu berubah menjadi hutan kayu hingga
masyarakat setempat berterima kasih kepadanya karena bukit itu telah menjadi
hutan kayu yang akan menghasilkan hasil kayu yang berlimpah dan dijual di pasar
untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Kemudian
ia melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karang Agung. Serunting melihat
gubuk tua yang dihuni suami-istri yang sudah tua. Serunting mendatangi sepasang
suami istri tua renta itu. Serunting berpura-pura meminta seteguk air minum.
Sepasang
kakek dan nenek itu sangat ramah dan baik hati. Ternyata sudah lama mereka
ingin dikaruniai seorang anak untuk membantu mereka bekerja. Serunting pun
mengabulkannya.
Ketika
melihat ada sehelai rambut yang rontok menempel pada baju sang nenek, Serunting
mengambilnya lalu mengubah rambut itu menjadi seorang bayi. Pasangan tua itu
bahagia dan berterima kasih kepada Serunting.
Serunting
bahagia bisa membantu orang lain. Di sisa perjalanannya, Serunting belajar
untuk membantu dan berusaha menolong orang yang kesulitan. Namun meskipun
kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan untuk membantu orang
yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si
Pahit Lidah.
Pesan
moral dari Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah untukmu adalah manfaatkan ilmu
yang telah kita miliki untuk berbuat baik dan membantu sesama. Hati-hati dalam
berucap karena ucapan kita bisa menyakiti orang lain.
Selesai
Baca juga :
Baca juga :
Cerita Rakyat "CIUNG WANARA"
Cerita Rakyat "BEHOK NGAN KUHE-KUHE"
Cerita Rakyat "SANG KINCAT"
Kumpulan Cerita Rakyat Prabumulih (Sumatera Selatan)
No comments:
Post a Comment