google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Kumpulan ( Dongeng ) Cerita Rakyat Prabumulih dan Sumatera Selatan ( Sang Kincat - Behok Ngan Kuhe - kuhe - Monyet dan kura-kura - Putri Kemarau - Putri Kembang Dadar )

Monday, March 18, 2024

Kumpulan ( Dongeng ) Cerita Rakyat Prabumulih dan Sumatera Selatan ( Sang Kincat - Behok Ngan Kuhe - kuhe - Monyet dan kura-kura - Putri Kemarau - Putri Kembang Dadar )


SANG KINCAT

Asal Cerita  : Prabumulih, Sumatera Selatan




Dahulu kala di sebuah ladang milik Tuan Raja dijaga oleh seorang perempuan tua yang bernama Sang Kincat. Sang Kincat sangat ramah dan baik hati kepada siapa pun sehingga tak heran setiap hari.
Pondok yang didiami Sang Kincat selalu didatangi para tamu yaitu sahabat-sahabatnya, Sang Kancil, Biawak, Kura-kura dan yang paling sering kali tandang ke pondok Sang Kincat adalah seekor Rusa Belang. Setiap hari Rusa belang datang menemui Sang Kincat.
“Oi... Sang Kincat kebat kakiku kani, kata Rusa belang setiap menemui Sang Kincat.
“Apa  yang pacak kukebatkan ke kakimu, Aku tak apana tali bekal ngebat kakimu”, kata Sang Kincat dengan kepolosannya. Maka tertawalah si Rusa Belang sambil berkata, “Sang Kincat kalu kau nak ngebat kakiku tak usah bingong untuk nyari pengebatna cukup  kau kumpolan rumput karetis, ritang dan jela-jela”.  Maka mendengar ucapan sang Rusa Kincat langsung mengumpulkan rumput-rumput sesuai permintaan Rusa Belang. Rusa Belang sangat senang karena kelicikannya tidak diketahui Sang Kincat. Setelah ia merasa kenyang ia pun pamit kepada Sang Kincat.
“Sang Kincat terima kaseh kau lah ngebat kakiku. Pegisok pagi aku datang lagi dan tulong kumpolan rumput cara yang tadi”, kata Rusa belang. Pulanglah rusa ke rumahnya dengan perut yang kenyang. Sang Kincat juga merasa senang karena telah dapat memenuhi permintaan sahabatnya.
Keesokan harinya Rusa Belang pun datang lagi dan minta ikat kakinya oleh Sang Kincat. Sang Kincat pun memenuhi permintaan rusa sahabatnya itu. Tak lama setelah rusa pergi datanglah Raja ke pondok Sang Kincat untuk melihat ladangnya yang dijaga Sang Kincat. Sang Kincat pun menceritakan kedatangan sahabatnya Rusa Belang kepada Raja. Maka Raja menyarankan kepada Sang Kincat supaya mengikat kaki si Rusa Belang dengan tali pengikat pemberian sang Raja.
“Sang Kincat, kalu Rusa Belang detang kau kebat kakina dengan tali yang kutunde kani dan jangan dilepaskan”, kata Sang Raja.
Aok Paduka Raje, kelak kugewean perentah paduka”, jawab Sang Kincat.
Keesokan harinya si Rusa Belang kembali bertamu ke Pondok Sang Kincat, Rusa meminta supaya Sang Kincat mengikat kakinya seperti hari-hari kemarin.
“Sang Kincat, tulong aku cara yang kemarin,”, kata Rusa Belang.
“Aok Kawan, aku kan kawanmu yang baek”, jawab Sang Kincat.
Sang Kincat pun menuruti perintah sahabatnya itu, Sang Kincat mulai mengikat kaki rusa dengan menggunakan tali pemberian Raja. Rusa pun merasa sangat terkejut karena Sang Kincat tidak lagi mengikat kakinya menggunakan rumput karetis, rintang dan jela-jela.
“Oi .... Sang Kincat ngapa kakiku kau kebat dengan tali kani, tolong lepaskan aku”, kata Rusa Belang kepada Sang Kincat dengan menghiba. Namun Sang Kincat tidak mengabulkan permintaan rusa, ia ingat pesan raja bahwa jangan dilepas ikatan kaki rusa sebelum raja datang.
“Maaf Rusa, tali kami gelang yang istimewa karena gelang kani gelang dari Raje”, kata Sang Kincat kepada sahabatnya si Rusa Belang. Mendengar kata-kata dari Sang Kincat, Rusa merasa ketakutan bahwa kini dia benar-benar dalam bahaya. Dari kejauhan terdengarlah suara gonggongan anjing milik Tuan Raja yang akan ke Pondok Sang Kincat, “Uwak ...uwak ...guk-guk,” suara Raja ditimpali gonggongan suara anjingnya.
Tak lama kemudian datanglah Tuan Raja beserta beberapa orang prajuritnya ke pondok Sang Kincat. Raja sangat senang melihat seekor rusa yang besar dan gemuk telah tertambat di tiang pondok Sang Kincat., “Sari keni, kita makan besak,” kata Sang Raja.
“Tulong  aku, Ba...Baginda Raje, Jengan aku disambeleh”, kata Rusa Belang.
“De, aku lah lama tak makan deging yang nyaman mak kani”, kata Sang Raja.
Rusa itu berusaha meronta-ronta namun tidak bisa melepaskan diri.
“Prajurit,  sembeleh Rusa kani,” kata Sang Raja
“Aok, Tuan Raje,”, jawab Prajurit
Prajurit pun mulai melaksanakan tugasnya, segera menyembelih rusa itu, lalu dipotongnya bersama-sama.
Sang Kincat mendapat bagian usus dan kulit rusa sesayak kelapa. Sang Kincat segera pergi ke sungai mencuci rusa pemberian Sang Raja. Sambil mencuci daging rusa menangislah Sang Kincat tersedu-sedu, kini ia menyesali perbuatannya yang telah tega membunuh sahabatnya sendiri.
Tanpa ia sadari ternyata ketika ia menangis dilihat oleh segerombolan monyet. Monyet-monyet itu pun mengejek Sang Kincat karena Sang Kincat menangis.
“Sang Kincat ringkeh nian gigimu siapa lah kira-kira yang ngerapian na ? Kami kepengen gigi kami serupa kek mu”, kata monyet sambil tertawa mengejek. Mendengar ejekkan monyet-monyet itu Sang Kincat sangat marah.
“Oh ...mingkak kapengen gigi serupa kek ku ne carana mudah.
Silahkan mingkak naek kayu tengi-tengi dan jangan turun sebelum aku perintahan”, kata Sang Kincat.
Tanpa berpikir panjang manjatlah monyet-monyet ke atas pohon yan telah ditentukan Sang Kincat.
Sementara itu Sang Kincat mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya di bawah pohon tempa monyet-monyet itu. Tak lama kemudian Sang Kincat menyalakan api pada tumpukan kayu itu.
“Oi ...Sang Kincat matian api ni kami pacak mati keangatan !”, kata si monyet.
“Diam bukak mulutmu jar gigimu ringkeh dan rapi serupa kek ku”, kata Sang Kincat.
Lama-kelamaan seekor demi seekor monyet itu jatuh terbakar dalam nyala api, oleh sebab itulah gigi monyet tanpak kelihatan rapi karena dipangur Sang Kincat.
Demikianlah cerita Sang Kincat dan ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini yaitu janganlah kita berbuat licik terhadap teman dan dalam mengambil suatu tindakan harus dipikirkan terlebih dahulu.

Selesai 
============================================
Behok Ngan Kuhe-Kuhe
Asal Cerita : Prabumulih, Sumatera Selatan


He kuhe-kuhe……..kuhe belumban ngan behok kuhe dihukom leh mak raje kuhe-kuhe jadi cerite.

Assalamualaikum wr.wb

Dahulu kala ada hiduplah seekor kura-kura.Karena ia sangat lamban ia selalu menjadi bahan ejekan orang lain.Suatu hari datang seekor beruk yang sombong,rakus dan angkuh.Dia menantang kura-kura untuk berlomba dengannya.

Beruk  :”kuhe oh kuhe … payo kite belumban belahi sape cepat nyampaike ujong sane”.Tantang si beruk

Kura-kura  :”(berpikir) Ao payo hok”.

Lalu keduanya pun berlomba berlari di sebuah jalan yang luas,setelah mereka berlomba beruk lah yang menjadi pemenangnya.Beruk pun kembali menantang kura-ura untuk berlomba dengannya.

Beruk :”Nah he men tadi kite belumban belahi sekarang kite belumban naek batang.”

            Kura-kura hanya mengaggukan kepalanya menyatakan bahwa ia menerima tantangan beruk untuknya.Dan lagi-lagi kura-kura harus terkalahkan oleh beruk yang sombong,rakus dan ankuh itu.Setelah berlomba terus-menerus kura-kura merasa letih ia berputus asa karena selalu kalah,kura-kura pun memutuskan untuk pulang kerumah nya.

Kura-kura  :”(letih) ai ude hok aku sare ai,aku nak balek bai aku belumban kalah bai lantak dengan jadi aku nak balek bai ye”.

Tiba-tiba saat kura-kura ingin melangkahkan kakinya untuk pulang beruk memanggilnya dan ingin ikut pulang bersama kura-kura.

Beruk :”he tunggu ce…he aku nak milu dengan balek bai,jadi dekde?”.

Kura-kura :”Ao payo hok kalu dengan nak milu nian.”

Lalu keduanya pun berangkat menuju rumah kura-kura.Dan sesampainya di rumah kura-kura beruk melihat tanaman pisang milik kura-kura yang sudh berbuah dan sudah masak ranum.

Beruk         :”(Kaget) Ai he…alangkan masak pisang tanaman dengan ni?”.

Kura-kura   :”Ao hok tapi pisang tu tinggi jadia aku dek pacak ngambeknye”.

Mendengar ucapan kura-kura itu beruk pun berusaha membujuk kura-kura agar mau menyuruhnya untuk memanjat pohon pisang milik kura-kura tersebut .

Beruk       :”Nah he….itu lah gunenye kite bekance,makmane kalu aku nulong dengan ngambek kan nye?”.

Kura-kura bimbang denga ucapan beruk tadi,pikirnya beruk selalu menipu dirinya dan mengejek dirinya.Melihat kura-kura yang bimbang beruk kembali berusaha membujuk kura-kura.

Beruk     :”jangan khawater he enjok bai kanggi aku sebuhak”.bujuk beruk terhadap kura-kura”.

Kura-kura   :”kalu mak atu ambeklah hok.aku nunggu dibawah.”ucap si kura-kura yang telah terpengaruh dengan ucpan beruk.

Si beruk mulai memanjat pohon pisang tersebut.Sesampainya di atas ia langsung memakan biuah-buah pisang tersebut dengan lahapnya.Melihat semua itu kura-kura yang berada di bawah pun berusaha memelas meminta bagiannya .
Kura-kura  :”Ai hok mane pisang bageanku?”. Tanya kura-kura
Beruk       :”Nyam..nyam…nyam pisang manes dikunyam-kunyam”. Jawab beruk tk menghiraukan kura-kura.
            Kura-kura kembali meminta bagiannya pada si beruk.
Kura-kura   :”Ai hok…kalu lah abes isi kuletnye bai bageanku”.
Beruk         :”Kulet-kulet gi gemok”.
Setelah menghabisi seluruh buah pisang tersebut beruk pun turun dan langsung pergi tanpa menghiraukan si kura-kura.Setelah kejadian itu kura-kura mulai berpikir keras.ia berpikir bagaimana caranya agar ia dapat mengalahkan si beruk yang sombong,rakus,dan angkuh itu.Setelah berhari-hari ia berpikir akhirnya ia menemukan sebuah cara untuk mengalahkan si beruk itu.Ia pun bergegas mencari beruk untuk menantang beruk berlomba lagi dengannya.Setelah bertemu beruk kura-kura pun berkata
Kura-kura          :”hok makmane kalu kite belumban lagi?”. Tantang kura-kura
            Mendengar tantangan dari kura-kura itu beruk tertawa lantang dan menjawab
Beruk               :”ha….ha….ha….. ude he…he,belumban belahi denga kalah,belumban naek dengan luyok nah,nak belumaban ape lagi?”. Jawab beruk denga sombongnya
Kura-kura          :”kite belumban sape lame dikebat dalam ayek?”.
Beruk pun menjawab dengan angkuhnya
Beruk               :” Ai jelas aku yang menang”.
Maka mulailah keduanya berlomba,sebelum keduanya menyelam masig-masing leher merek diikat denga tali.tali yang mengikat leher kura-kra dipeggang oleh beruk sedangkan tali yang mengikat leher beruk dipenggang oleh kura-kura,lalu mulailah keduanya menyelam,sesampainya di dasar laut kura-kura mulai menjalankan rencananya.tali yang mengikat leher beruk ia ikatkan pada akar yang ada di dasar laut.Selang beberap saat beruk pun mulai kehabisan nafas ia menarik-narik tali sebagai tanda ia telah kalah,namun kura-kura masih sangat tenang melihat beruk seperti itu.Setelah si beruk benar-benar telah mati kura-kura baru melepaskan ikatan yang ada di akar pohon tersebut.Setelah itu kura-kura menarik mayat beruk ke atas darat.namun,sial bagi kura-kura.sebab,apa yang ia lakukan diketahui oleh seseorang.akibatnya ia di hadapkan pada sang raja untuk mendapatkan hukuman.
Raja   :”behubong kuhe-kuhe lah bunih si behok,kuhe-kuhe haros dihukom,hukomannye kuhe-kuhe dimasokkan ke dalam api ditunuh sampe mutung”. Herdik sang raja pada kura-kura.
Mendengar herdikkan sang raja itu tak lanats membuat kura-kura takut,ia bahkan menjawab sang raja dengan santainya.
Kura-kura  :”Ai mak raje kalu dimasokkan ke dalam api aku nil ah biase kel awak ku itam”. Smbil memperlihatkan tubuhnya yang hitam
Raja    :”Kalu mak atu hukomannya kite genti,masokkan bai kuh-kuhe ni kedalam kandang ayam”. Kata sang raja.
Mendengar itu kura-kura berpura-pura sedih dan meminta agar dia tak diberi hukuman itu
Kura-kura   :”Ai mak raje jangan aku dimasokkan dalam kandang ayam.mati kanggi aku dicetok leh ayam mak raje”. Jawab si kura-kura.
Raja       :” Ai dek katek ampon-aponan,cepat laksanakan hukoman”.
Lalu pengawal raja membawa kura-kura kedalam kandang ayam dan dimasukkan lah kura-kura ke dalam keandang ayamtersebut.Selang beberapa hari pengawal sang raja datang melihat kondisi kura-kura.dan betapa kagetnya dia ketika melihat kura-kura yang semakin sehat setelah berada di kandang ayam tersebut.
Pengawal raja   :”Lapor mak raje,tau dekde mak raje kuhe-kuhe tambah besak bungok begaje-gaje di dalam sane itu”. Lapornya pada sang raja
Raja     :”(kaget) Ait…… makmane abat pacak lok atu ?”. raja begitu kaget mendengar berita itu.
Pengawal raja   :”Oy… mak raje sangkan kuhe tu tambah besak bungok begaje-gaje teloh di dalam kandang ayam tu die makaninye”. Jelasnya
Sang raja semakin marah dan sangat geram dengan semua itu lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menyeret kembali kura-kura ke hadapan raja lagi.
Raja                  :”kalu mak atu hukoman kuhe-kuhe ni kite genti…masokkan bai kuhe-kuhe ni kedalam lesong di tutok sampai mati.” Herdik sang raja
Kura-kura          :”Oy…. Mak aje kalu di tutok aku nil ah  biase.kele awak ku gempeng.” Jawab nya dengan begitu tenang
Raja                  :”Ai…. Lah benah pule.” Bisik hati raja
            Raja kembali berpikir hukuman apa yang pantas untuk kura-kura.
Raja                  :”Ai die ni ….di tunuh dek ape-ape,di tutok lah biase,dimasokkan ke dalam kandang ayam tambah besak bungok begaje-gaje,kalo lok atu die ni …….. kite masokkan bai kedalam ayek!”. Kata sang raja.
Mendengar hukumannya yang akan di masukkan ke dalam air kura-kura beroura-pura takut dan sangat sedih ia meratap-ratap sang raja sambil meneteskan air mata.
Kura-kura          :”Ay….. tuan raje…..tuan kuase ….jangan nian aku dimasokkan ke dalam ayek…. Mati aku tuan raje,jangan nian tuan raje.” Pintannya
Raja                  :”Ay dek katek ampon-aponan … cepat laksanakan hukoman!”. Perintah sang raja pada pengawal-pengawalnya.
Lalu di bawalah kura-kura dekat sebuah sungai yang luas dan dalam itu dan kemudian di lemparlah kura-kura ke dalam sungai tersebut.Namun,sang raja dan para pengawalnya kaget melihat kura-kura yang langsung berenang ke dasar sungai ketika di lempar
Kura-kura          :” ye…. Gelibah dayo idop aku…….balek kehumah ke panggong ku,gelibah dayo idop aku balek kehumah ke panggong ku.” Nyanyian kura-kura
Sang raja dan para pengawalnya baru sadar bahwa mereka kembali tertipu oleh si kura-kura.
Nah,kance-kance ku itulah tadi cerite ringkeh ku.Di ceriteku tadi ade pesan bahwa kite dekde jadi sombong,angkuh ape lagi rakos,akhirnye bunoh kite dewek kan?. Ku harap kance-kance yang hader disini dekde ke nah punye sifat lok atu ye dek bagos punye sifat lok atu,Nah juri,kance-kance gale-gale terime kaseh ye lah dengahkan cerite ku.akher kata ku.

                                             Selesai
=====================================================


                 DONGENG PUTRI KEMARAU

                  Asal Cerita :  Palembang Sumatera Selatan



Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.

Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.

Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.

“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.

“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.

“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.

Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.

“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.

“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.

“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.

Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.

“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.

Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.

“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.

Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.

“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.

Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.
“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.

Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.

“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.

Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.

“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”

Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.

“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.
Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.
Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.

Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.

“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah purimu di sana!” demikian pesan suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.

“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri itu. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.


                                            Selesai

===========================================

CERITA PUTRI KEMBANG DADAR

Asal Cerita :  Palembang, Sumatera Selatan


Ribuan tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan  besar, telah berdiri  kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan, sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah memimpin sebuah rapat, tampak  jelas ada masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan,  para prajurit tengah berbaris siap untuk menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja  dengah penampilan yang sangat perkasa, sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit, serta   panglimanya juga hadir pada waktu itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu, sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu, sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi  lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu, jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir, dengan segera ia memberikan tanda  penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan dari arah kanan mereka, sehingga dengan  sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir, sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan, banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah diantara kalian yang akan sanggup  untuk memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda  sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan  suara yang merdu, sehingga membuat kagum para hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu, tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir  terkagum-kagum, mereka memandangi Putri Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi  untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia  berjalan   dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran istana.
Tentu saja penyamaran ini dia lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa  ada seorang pedagang sayur yang begitu cantiknya,”Prajurit kau panggil  wanita itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar,  yang menyamar sebagai seorang pedagang sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya merasa  dan berkata dalam hatinya, bahwa Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu, ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
 Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona, tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang ada di kerajaan ini, yang   dapat menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa terpesona  melihatnya.
Disaat itulah  muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak  bukan kepalang, ketika  ia melihat Putri Kembang Dadar,  kecantikan itu kini juga disaksikan oleh semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian ini adalah sebagai  permaisurinya. Ia adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku  akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan keadaan yang terjadi.
Belum prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia   biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang kini menjadi  seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya suatu permusuhan  diantara kedua kerajaan ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.



Ribuan tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan  besar, telah berdiri  kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan, sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah memimpin sebuah rapat, tampak  jelas ada masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan,  para prajurit tengah berbaris siap untuk menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja  dengah penampilan yang sangat perkasa, sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit, serta   panglimanya juga hadir pada waktu itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu, sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu, sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi  lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu, jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir, dengan segera ia memberikan tanda  penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan dari arah kanan mereka, sehingga dengan  sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir, sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan, banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah diantara kalian yang akan sanggup  untuk memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda  sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan  suara yang merdu, sehingga membuat kagum para hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu, tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir  terkagum-kagum, mereka memandangi Putri Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi  untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia  berjalan   dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran istana.
Tentu saja penyamaran ini dia lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa  ada seorang pedagang sayur yang begitu cantiknya,”Prajurit kau panggil  wanita itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar,  yang menyamar sebagai seorang pedagang sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya merasa  dan berkata dalam hatinya, bahwa Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu, ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
 Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona, tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang ada di kerajaan ini, yang   dapat menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa terpesona  melihatnya.
Disaat itulah  muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak  bukan kepalang, ketika  ia melihat Putri Kembang Dadar,  kecantikan itu kini juga disaksikan oleh semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian ini adalah sebagai  permaisurinya. Ia adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku  akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan keadaan yang terjadi.
Belum prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia   biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang kini menjadi  seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya suatu permusuhan  diantara kedua kerajaan ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.

                                    Selesai 
==========================================


                         CERITA SI PAHIT LIDAH

                                 Asal Cerita : Sumatera Selatan



Dahulu di Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang ada sebuah kerajaan besar. Di Kerajaan itu hidup seseorang pangeran yang bernama Serunting. la memiliki sifat iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Pangeran Serunting telah memiliki istri. lstrinya memiliki seorang adik yang bernama Aria Tebing, yang kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting.

Serunting dan Aria Tebing masing-masing memiliki ladang, letak ladang mereka bersebelahan yang hanya dipisahkan pepohonan. Dan di bawah pepohonan itu tumbuh tanaman Cendawan. Namun, Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda. Jika diamati Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas.

Sedangkan Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Serunting tumbuh menjadi tanaman parasit tanaman tidak berguna.

Mengetahui hal tersebut, Serunting menjadi iri hati pada Aria Tebing, setiap hari ia terus berburuk sangka pada adik iparnya itu, "Cendawan yang menghadap ke ladangku tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Aku yakin, Ini pasti perbuatan Aria Tebing".

Keesokan harinya, Serunting menghampiri Aria Tebing dengan perasaan dendam dan marah, ia kemudian mengajak Aria Tebing untuk berduel. "Kau telah berbuat curang kepadaku! Aku menantangmu untuk berduel esok hari!!" ucap Serunting.

"Tapi, tapi aku tidak pernah berbuat curang," sahut Aria Tebing. Serunting tidak memperdulikannya, ia tetap menantangnya untuk berduel. Aria Tebing kebingungan. la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir, akhirnya Aria Tebing mendapat ide.

la kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakak kandungnya yang tak lain adalah istri dari serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.
"Kak, beritahukanlah aku rahasia kelemahan suamimu. Aku dalam keadaan terdesak, jika aku kalah maka aku akan terbunuh," ucap Aria Tebing memohon.
"Maaf adikku, aku tak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu," jawab istri serunting keberatan.
"Percayalah kak, ini demi adikmu! Jika aku mengetahui kelemahan suamimu, aku tidak akan membunuhnya," bujuk Aria tebing lagi.
Akhirnya istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian ia memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin.
Keesokan harinya, sebelum bertanding, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Serunting pun akhirnya terluka parah dan kalah.
Serunting mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa di Guning Siguntang.
Saat sedang bertapa, ia mendengar suara Hyang Mahameru, "Wahai Serunting! Aku akan menurunkan ilmu kekuatan gaib kepadamu, apakah kau maul' tanya Hyang Mahameru.
"Aku mau kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, aku mau kekuatan itu," jawab Serunting.
"Tapi, ada satu syarat yaitu kau harus bertapa di bawah pohon bambu. Setelah tubuhmu ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka kamu berhasil mendapatkan kekuatan itu," ucap Hyang Mahameru.
Dua tahun berlalu, Serunting masih bertapa, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah menutupinya. Kini ia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.
Suatu hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang. Di perjalanannya, ia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. "Hai pohon tebu, jadilah Batu," teriaknya lantang. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu tersebut menjadi batu. Lalu di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk semua orang yang ia jumpai menjadi batu.
Lama-kelamaan Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong. Akhirnya orang menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah. Namun saat Serunting tiba di sebuah Bukit Serut yang gundul, ia mulai menyadari kesalahannya. Lalu ia mengubah Bukit Serut menjadi hutan kayu. Dalam sekejap bukit itu berubah menjadi hutan kayu hingga masyarakat setempat berterima kasih kepadanya karena bukit itu telah menjadi hutan kayu yang akan menghasilkan hasil kayu yang berlimpah dan dijual di pasar untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Kemudian ia melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karang Agung. Serunting melihat gubuk tua yang dihuni suami-istri yang sudah tua. Serunting mendatangi sepasang suami istri tua renta itu. Serunting berpura-pura meminta seteguk air minum.
Sepasang kakek dan nenek itu sangat ramah dan baik hati. Ternyata sudah lama mereka ingin dikaruniai seorang anak untuk membantu mereka bekerja. Serunting pun mengabulkannya.
Ketika melihat ada sehelai rambut yang rontok menempel pada baju sang nenek, Serunting mengambilnya lalu mengubah rambut itu menjadi seorang bayi. Pasangan tua itu bahagia dan berterima kasih kepada Serunting.
Serunting bahagia bisa membantu orang lain. Di sisa perjalanannya, Serunting belajar untuk membantu dan berusaha menolong orang yang kesulitan. Namun meskipun kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan untuk membantu orang yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah.
Pesan moral dari Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah untukmu adalah manfaatkan ilmu yang telah kita miliki untuk berbuat baik dan membantu sesama. Hati-hati dalam berucap karena ucapan kita bisa menyakiti orang lain.
 
                                       Selesai 


No comments:

Post a Comment

Pengertian dan Contoh Puisi Deskriptif - Naratif dan Lirik

PUISI NARATIF Pengertian Puisi Naratif : Puisi Naratif adalah puisi yang mengandung suatu cerita menjadi pelaku, perwatakan, set...

TOPIK POPULER