google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: April 2024

Wednesday, April 24, 2024

9 Contoh Naskah Pidato Perpisahan SD Kelas 6 | Teks Pidato Perpisahan Sekolah Singkat & Jelas

Contoh 1  Pidato Perpisahan Kelas 6 SD

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Salam hormat untuk Bapak/Ibu Guru yang kami hormati, Kepala Sekolah yang penuh dedikasi, teman-teman sekelas yang tak tergantikan, orang tua yang selalu mendukung, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.


Hari ini adalah hari yang penuh perasaan campur aduk karena kami harus berpisah setelah bersama menjalani pendidikan di sekolah yang kita cintai ini. Saat kita berpisah, mari kita sambut masa depan dengan senyuman.


Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang telah Bapak/Ibu berikan. Kepala Sekolah, terima kasih atas kepemimpinan yang mengilhami. Sekolah ini adalah tempat di mana mimpi-mimpi kami bersemi.


Teman-teman sekelas, kita telah bersama-sama mengarungi liku-liku perjalanan sekolah. Setiap tantangan kita lewati bersama, dan setiap tawa kita bagikan. Terima kasih atas kenangan-kenangan indah.


Orang tua, terima kasih atas doa dan dukungan yang tanpa henti. Kalian adalah tiang yang kuat bagi kami.


Adik-adik kelas, mari terus bersemangat dan mengejar impian. Masa depan kalian adalah lembaran kosong yang bisa diisi dengan prestasi gemilang.


Selamat tinggal, selamat jalan, teman-teman terbaik. Sampai waktu berpisah kembali, kita akan selalu menyimpan kenangan ini di hati. Terima kasih atas semua.

Wassalamu’alaikum Warohamatullahi Wabarokatuh

 

Contoh 2  Pidato Perpisahan Kelas 6 SD

Bapak Kepala Sekolah, para guru dan para orang tua murid yang kami hormati, dan teman-temanku serta adik-adik kelas yang tercinta. Marilah pertama-tama kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan perlindungan-Nya pada sore hari ini kita dapat berkumpul di tempat ini untuk mengadakan perpisahan.


Kami berdiri disini untuk mewakili teman-teman kelas enam, untuk menyampaikan terima kasih atas kesediaan Bapak Kepala Sekolah, para guru, dan orang tua murid untuk hadir dalam acara perpisahan ini.

Secara khusus, kami mengucapkan terima kasih pada Bapak Kepala Sekolah dan para guru yang telah mendidik kami, kurang lebih selama enam tahun. Tentu saja para guru yang selama enam tahun telah mendidik kami, serta mengembangkan potensi kami, sering mengalami kekecewaan oleh karena sikap kami. Tetapi, para guru tetap sabar dan tidak mengenal lelah terus mendidik kami, maka sekali lagi saya mengucapkan terima kasih.


Pada kesempatan ini pula, kami mohon maaf sekiranya dalam kurun waktu enam tahun ini banyak perbuatan kami, atau tutur kata kami kurang berkenan di hati para guru, maka kami mohon kiranya hari ini berkenan membukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya bagi kami.


Kami juga berpesan pada adik-adik kelas kami, semoga sepeninggal kami, kalian tetap tekun dan rajin belajar. Contohlah yang baik dari kami, dan buanglah jauh-jauh contoh yang kurang baik dari kami.


Pada kesempatan ini pula, kami mohon pamit dan mohon doa restu dari para guru, agar kami dapat melanjutkan ke SMP yang kami pilih. Kami berjanji di SMP nanti akan tekun belajar untuk membawa nama baik asal sekolah kami ini.

Akhirnya, cukup sekian yang kami sampaikan, dan mohon maaf jika ada kata-kata yang kami ucapkan, kurang berkenan di hati Bapak Kepala Sekolah, para guru, dan hadirin semuanya. Terima kasih.



Contoh 3  Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Selamat siang, Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati.

Teman-teman dari kelas 6 yang saya banggakan.

Perkenankan saya sebagai wakil dari seluruh siswa kelas 6 untuk menyampaikan ungkapan terima kasih kami pada Bapak dan Ibu Guru di SD Teladan Hijau.


Pertama-tama, kami mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan sekolah untuk menjadi wakil dalam ajang Olimpiade Sains Tingkat Nasional. Kami akan terus memegang amanat yang berat ini dan berjuang dengan keras demi mengharumkan nama sekolah.


Usaha kami ini tentu saja tidak terlepas dari bantuan Bapak dan Ibu Guru yang telah membimbing dengan sabar. Untuk itu, kami juga mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Tanpa Bapak dan Ibu Guru, kami tidak akan mampu melewatinya sendiri.


Akhir kata, kami mohon doa restu agar dapat menjadi yang terbaik saat bertanding besok.Terima kasih atas perhatiannya. Selamat siang.



Contoh 4  Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Assalamualaikum Wr.Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Bapak Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu guru, serta teman-teman yang saya cintai. Pertama- tama, mari kita panjatkan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas karunia-Nya, hari ini kita dapat berkumpul bersama.

Para hadirin yang saya hormati, izinkanlah saya mewakili teman-teman menyampaikan kesan selama enam tahun kami bersekolah di sini. Selama berada di sini, Bapak dan Ibu Guru telah membimbing kami dengan penuh kesabaran. Kami tidak hanya diajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga keterampilan dan budi pekerti.

Mudah-mudahan semua itu dapat menjadi bekal kami dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.

Bapak dan Ibu Guru yang saya hormati, pada kesempatan ini pula, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga. Kami menyadari bahwa selama ini telah banyak melakukan kesalahan. Untuk itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Adik-adik yang saya cintai,

saya berpesan, belajarlah dengan rajin. Patuhilah nasihat Bapak dan Ibu Guru. Semua itu adalah untuk kebaikan kalian sendiri.

Hadirin sekalian,

Demikian pidato perpisahan dari kami. Kami mohon pamit dan doa restu. Mudah-mudahan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, kami dapat menjadi lebih baik. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



Contoh 5 Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Bapak/Ibu Guru yang saya hormati, Kepala Sekolah yang terhormat, teman-teman yang selalu setia, orang tua tercinta, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.

Hari ini, saya berdiri di sini atas nama teman-teman kelas 6 untuk mengucapkan selamat tinggal. Perjalanan kami di SD telah penuh warna, dan saatnya bagi kami untuk melangkah ke babak baru.

Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang luar biasa. Kami tidak hanya belajar tentang buku, tetapi juga tentang kehidupan. Kepala Sekolah, terima kasih atas kepemimpinan yang menginspirasi. Anda adalah panutan kami.

Teman-teman, kita tertawa bersama, belajar bersama, dan saling mendukung. Kenangan ini akan selalu kita simpan di hati. Terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang tumbuh di antara kita.

Bapak/Ibu dan keluarga, terima kasih atas doa, dukungan, dan cinta tanpa batas. Tanpa kalian, perjalanan ini tidak akan seindah ini. Kami bersyukur memiliki orang tua dan keluarga yang luar biasa.

Adik-adik kelas, kami melihat semangat dan keceriaan kalian. Teruslah bersemangat dan jadilah generasi yang lebih baik.

Saat kita berpisah, mari kita bawa serta semua kenangan indah ini. Terima kasih atas segalanya. Sampai jumpa di perjalanan hidup berikutnya. Selamat tinggal, dan terima kasih.



Contoh 6 Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Salam hormat untuk Bapak/Ibu Guru, Kepala Sekolah yang kami cintai, sahabat-sahabat sekelas, orang tua yang kami kagumi, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.

Waktu berlalu begitu cepat, dan kini tiba saatnya bagi kami untuk mengucapkan selamat tinggal. Hari ini bukanlah akhir, tetapi awal dari perjalanan baru yang menanti.

Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu dan pengalaman yang telah Bapak/Ibu bagi dengan kami. Kepala Sekolah, terima kasih atas arahan dan dukungan yang tanpa henti. Kami bangga menjadi bagian dari sekolah ini.

Sahabat-sahabat sekelas, kita tertawa bersama, belajar bersama, dan menghadapi tantangan bersama. Kenangan itu akan selalu kita ingat. Terima kasih telah menjadi teman yang luar biasa.

Orang tua, terima kasih atas doa, kasih sayang, dan dukungan yang tak pernah surut. Anda adalah pilar kekuatan kami.


Adik-adik kelas, ini adalah panggung kalian sekarang. Jadilah seperti bintang yang bersinar terang. Kami yakin masa depan kalian akan gemilang.


Mari kita hadapi hari ini dengan senyuman. Selamat tinggal, namun ingatlah, kita selalu satu keluarga. Terima kasih atas segalanya.



Contoh 7 Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Bapak/Ibu Guru serta Kepala Sekolah yang kami hormati, teman-teman sekelas yang tak terlupakan, orang tua yang kami cintai, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.

Waktu cepat berlalu, dan hari ini kami berada di persimpangan. Saat kita berpisah, mari kita renungkan perjalanan yang telah kita lalui bersama.


Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu dan petunjuk yang tak ternilai. Kepala Sekolah, terima kasih atas kepemimpinan yang menginspirasi. Kami beruntung menjadi bagian dari sekolah ini.

Teman-teman sekelas, kita telah bersama-sama menulis kisah yang indah. Terima kasih atas semua tawa, dukungan, dan persahabatan yang telah kita bagikan.

Orang tua, terima kasih atas doa dan kasih sayang tanpa batas. Anda adalah pahlawan sejati kami.

Adik-adik kelas, masa depan ada di tangan kalian. Teruslah belajar, bermimpi, dan berusaha. Kalian memiliki potensi yang luar biasa.

Selamat tinggal bukanlah akhir, tetapi awal dari petualangan baru. Terima kasih atas semua momen berharga. Sampai jumpa, kita akan merindukan semua kenangan ini.

Terima kasih.



Contoh 8 Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD

 
Salam hormat untuk Bapak/Ibu Guru yang terhormat, Kepala Sekolah yang saya kagumi, teman-teman sekelas yang selalu menjadi cerminan keceriaan, orang tua yang saya cintai, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.

Waktu telah memberikan kita kenangan yang tak terlupakan, dan sekarang tiba saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal. Saat perpisahan ini, mari kita renungkan perjalanan luar biasa yang telah kita lalui bersama.

Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu yang telah Bapak/Ibu bagi dengan penuh dedikasi. Kepala Sekolah, terima kasih atas arahan dan inspirasi yang luar biasa. Sekolah ini adalah rumah kedua yang akan selalu saya rindukan.

Teman-teman sekelas, kita telah bersama-sama tertawa, belajar, dan menghadapi setiap tantangan. Setiap momen bersama kalian adalah berkah yang tak ternilai. Terima kasih atas semua kenangan indah.

Orang tua, terima kasih atas dukungan tanpa syarat. Kalian adalah penyemangat sejati bagi kami.

Adik-adik kelas, masa depan ada di tangan kalian. Teruslah bermimpi dan mengejar cita-cita. Kami yakin, kalian akan mencapai hal-hal luar biasa.

Selamat tinggal, teman-teman terbaik. Semoga kehidupan selanjutnya penuh dengan kebahagiaan dan prestasi. Sampai jumpa!


Contoh 9 Teks Pidato Perpisahan Kelas 6 SD


Salam hormat untuk Bapak/Ibu Guru yang kami hormati, Kepala Sekolah yang penuh dedikasi, teman-teman sekelas yang tak tergantikan, orang tua yang selalu mendukung, dan adik-adik kelas yang penuh semangat.

Hari ini adalah hari yang penuh perasaan campur aduk karena kami harus mengucapkan selamat tinggal. Saat kita berpisah, mari kita sambut masa depan dengan senyuman.

Bapak/Ibu Guru, terima kasih atas ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang telah Bapak/Ibu berikan. Kepala Sekolah, terima kasih atas kepemimpinan yang mengilhami. Sekolah ini adalah tempat di mana mimpi-mimpi kami bersemi.

Teman-teman sekelas, kita telah bersama-sama mengarungi liku-liku perjalanan sekolah. Setiap tantangan kita lewati bersama, dan setiap tawa kita bagikan. Terima kasih atas kenangan-kenangan indah.

Orang tua, terima kasih atas doa dan dukungan yang tanpa henti. Kalian adalah tiang yang kuat bagi kami.

Adik-adik kelas, mari terus bersemangat dan mengejar impian. Masa depan kalian adalah lembaran kosong yang bisa diisi dengan prestasi gemilang.

Selamat tinggal, selamat jalan, teman-teman terbaik. Sampai waktu berpisah kembali, kita akan selalu menyimpan kenangan ini di hati. Terima kasih atas semua.

Demikian beberapa contoh pidato perpisahan kelas 6 SD yang singkat serta mudah dihafalkan. Semoga dapat menjadi referensi!



Contoh Naskah Drama | SITI NURBAYA | Cerita Rakyat | Kisah | Dongeng

 SITI NURBAYA


Kira kira jam satu sore hari, tampaklah 2 orang anak muda bajalan pulang sekolah. Yang laki laki bernama samsul bahri, Anak mandeh zulaika bangsawan di padang. Bundo kandung yang sangat di segani dan di hormati penduduk sekitar. Yang perempuan bernama siti nurbaya. Anak mandeh aminah, saudagar kaya. Siti nurbaya merupakan anak tunggal keluarga kaya raya.

Siti nurbaya: “Jadi juo engkau pai ka jakarta sam?”

Samsul bahri : “ Insyaallah jadi, painyo mungkin tigo hari lai nur... “

Siti nurbaya : “Ingin bana engkau malanjuikan sakolah disitu sam?”

Samsul bahri : “ Iyo nur, awak ingin malanjuikan sakolah dokter di situ. Marilah kito pulang lai, hanlah samakin sanjo”.

Sebagaimana umumnya kehidupan bertetangga hubungan antara keluarga Mandeh zulaika dan mandeh aminah berjalan baik. Begitu pula anak anak nya, semenjak kecil sampai besar dua anak itu berteman akrab. Apalagi keduanya belajar di tempat yang sma. Hubungan keduanya berkembang menjadi cinta seiring berjalan nya waktu. Jalinan cinta mereka sangat di restui oleh keluarga keduanyakarena mereka masih punya hubungan kekerabatan. Tapi sayangnya rasa cinta itu baru di sadari ketika samsul beramngkat kejakarta untuk belajar.

Tiga hari kemudian, di depan rumah samsul

Siti nurbaya: Lah siapkah engkau sam?

Samsul bahri: Engkau ndak tau isi hati awak kini, nur.

Siti nurbaya:Pikiran apo pulo tu?

Samsul bahri : Nurbaya, karano biko awak ka maninggalkan padang ko, ka pai ka rantau urang, ntah kabaliak antah kok ka tidak,Ikolah waktunyo awak mambukak rahasio hati awak, katahuilah nur, awak sangaik cinto kapado engkau. Cinto lah larno ambo andokan dalam hati, kini baru barani awak kaluakan, karano pado kironyo, rahasio itu lah harus engkau katahul sabalum awak pai ka rantau urang.

Terdiam lah siti nurbaya sambil menundukan kepala nya, karena tidak bisa berkata kata

Samsul bahri: "Sudikah engkau manjadi istri awak , kok awak lah bapangkek dokter?"

Siti nurbaya: "Dengan sanag hati awak tarimo"

Uni samsul :"Samsul.. capeklah engkau kabarangkek lai"

Samsul bahri: "iyo uni"

Mandeh zulaika: "Lai indak ado barang nan tatingga?"

Samsul bahri: "Alah awak baok mandeh"

Uni samsul: "Pitih untuak balanjo alah engkau simpan elok-elok?"

Samsul bahri: "Alah unii"

Mandeh zulaika: "Ingek ingek awak dinagari urang nak, pandai-pandai mambaokan diri"

Samsul bahri: "lyo manden”

Samsul bahri: "unii, awak barangkek ka nagan urang untuak mangaja cito-cito awak lai"

Uni samsul: "Iyo sam, elok elok engkau disiko, kok baraja iyo sabana bana baraja, jan sampai bahura-hura indak bakatantuan"

Samsul bahri: "Iyo unii, awak titip siti jo mandeh unii"

Uni samsul:“ iyooo sam”

Tidak terbayangkan betapa kesediannya samsul bahri yang harus meninggalkan siti nurbaya, air mata siti nurbaya berlinang membasai pipi di saat melepas samsul bahri. Saling berkirim surat cinta adalah pengobat rindu mereka berdua.

Samsul bahri: "Ingekingek manjaga diri Jakok ado apo-apo lakeh tulis surek kapado awak .Tarimolah tando mato dari awak, nur Jagolah tando mato dari awak untuak engkau

Siti nurbaya: "Awak sangaik batarima kasih kapado engkau, sam. Awak mangucapkan salamaik jalan kapado engkau. Samoga dilindungi tuhan engkau dalam perjalanan ka nagari urang, pulang baliak, jo sampailah juo makasuik yang kau tuju.”

Samsul bahri : "Tahimo kasih nur Salamaik tingga mandeh zulaika, mandeh aminah, nur Mudah-mudahan laken batamu"

Mandeh zulaika: " Salamaik tingga nak, elok-elok dinagan urang"

Siti nurbaya: "Salamak jalan sam..... Salamaik sampai jakarta"

Sementara itu, datuak maringgih salah seorang saudagar kaya di padang, berusaha menjatuhkan kedudukan mandeh aminah, dia menggangap mandeh aminah sebagai saingan yang harus di singgkirkan, di samping rasa iri hatinya meliat harta kekayaan keluarga siti nurbaya.

Datuk maringgih     : “ awak tidiak suko maliak mandeh aminah sukses. Berani beraninyo iyo basaing denganku. Harus awak jatuahkan bisnisnyo. Budakk...!!budakk!!

Anak buah: “ iyo tuan. Siap!

Datuk maringgih     : “ pegilah kalian ke toko mandeh aminah. Baka anguih toko itu, jo jan biahkan apapun tersiso . awak ingin iyo jatuah miskin . iyo harus taaluak padaku. Hahahhaha “. (tertawa menggelegar)

Anak buah: "Siap datuak"

Istri datuak: “ ehh ado apo iko? engkau namuah apo budak?”

Anak buah: “ tuan memahintokohkan kami untuak membaka toko mandeh aminah”

Datuk maringgih    : “ capek pai kini”

Pengawal: “ ehh siap tuan”

Istri muda : “ dasar semakin tuo mala makin kuruang kerjoan”

Akal busuk datuak maringgih berhasil. Mandeh aminah kini jatuh miskin. Tapi sejauh itu, beliau belum menyadari bahasa sesungguhnya kejatuhan itu akibat perbuatan licik datuak maringgih. Sebab itu tanpa prasangka apa-apa, beliau meminjam uang ke orang yang sebenarnya berbuat jahat ke mandeh aminah.

Mandeh aminah: " Datuak maringgih, kok dapek awak mamintak tolong buliahkah awak manyalang pitih agak sagetek untuak mambalı bareh jo mambiayai sakolah si siti nurbaya?"

Datuak maringgih : "Jikok ambo pinjamkan ka engkau, lai amuah engkau manurutkan syarat awak?"

Mandeh aminah : "Jadih datuak, kok buliah tau apo syarat yang engkau agiahan tu?"

Datuak maringgih: "Yang pertamo engkau harus mambaliakan pitih ko dalam 3 bulan, kok ndak dapek engkau mambayianyo engakau harus awak bao engkau ka tansi sarato ambo sita rumah jo harato engkau"

Mandeh aminah: "Balaiklah datuak, awak tarimo syarat tu"

Datuak maringgih: "Ko pitih yang engkau minto"

Mandeh aminah: "Tarimo kasih datuak, awak pulang lai"

Pada saat yang sudah di tentukan, datuak maringgih pun tibo pun menagih hutang ke mande aminah

Datuak maringgih: "awak tibo untuak managiah hutang kapado mandeh aminah"

Mandeh aminah: "Ndak dapek awak mambayia hutang tu"

Datuak maringgih: "Ndak dapek engkau mambayia hutangtu? Sadangkan engkau alah bajanji 3 bulan makinasinyo? Atau barikan anak engkau si siti kapado awak"

Mandeh aminah: "Anak ambo, siti nurbaya ndak dapek pulo awak barikan kapado engkau karano lah dalam pinangan samsul bahri"

Datuak maringgih : "Si samsul yang basiko lah ka Jakarta tu?"

Mandeh aminah: "lyo datuak"

Datuak maringgih : "Kalau baitu jo barek hati awak harus bas engkau ka tansi jo awak harus manyita rumah sarato harato kalian"

Siti nurbaya : "Mandeh awak jan dibao ka tansi Biarlah awak manjadi istri datuak meninggih"

Samsul bahri mendengar peristiwa yang menimpa siti nurbaya lewat surat yang di kirimkan siti nurbaya ke jakarta. Karena libur, samsul bahri pulang untuk melepas rindu ke keluarganya di padang.

Uni samsul: "Baa kaba engkau sam?"

Samsul bahri: "Kaba baiak uni, sakik apo mandeh amimah,uni?"

Uni samsul: "Damam jo sakik kapalo sajak ditimpa musibah karano datuak maringgih, pailah engkau maliak karumahnya agak sabanta"

Samsul bahri : "Baiaklah uni, awak barangkek karumah mandeh aminah lai, assalamu'alaikum"

Uni samsul: " waalaikumsalam"

Kebetulan, siti nurbaya sedang di rumah. Tidak sengaja siti nurbaya betemu samsul bahri. Keduanya saling bercerita pengalaman masing masing.

Samsul bahri: "Alah lamo awak indak bacanto-carito jo engkau nur, baa kaba engkau kini?"

Siti nurbaya: "Alhamdulillah baiak sam, baa sakolah engkau disitu?"

Samsul bahri: "Sajauah ko lai lancarlancar sajo, hiduik dinagari urang babeda jo yang awak rasokan disiko. Baa kaba mandeh aminah?"

Siti nurbaya: "Samanjak kajadian tu mandeh lah sakik sakik se kini"

Ketika sedang asik bercerita, tibalah datuak maringgih yang selalu berprasanga buruk itu. Datuak maringgih menuduh kedua orang itu, berbuat yang tidak baik

Datuak maringgih: "Bukannyo manjago mandeh engkau, tapi malah baduo-duo jo urang yang tapelajar ko?"

Samsul bahri: "Tak paralu ongkau bakato baitul Bacaminlah engkau kabadan surang Adokah patuah ka adat? Kok ado ibilih yang sajaek jaeknyo diateh duniako, tantulah engkau ibilih tu!

Mandeh aminah: "Ado apo tu ribuik-ribuik?"

Kemudian mandeh jatuh dari kursi.

Siti nurbaya; “mandehhhhh”

Kemudian  siti menangis tersendu sendu, mandeh zulaika dan uni samsul yang pergi meliat mandeh aminah ke rumahnya, mereka terkejut memandang siti nurbaya yang menangis

Mandeh zulaika: " ado apo siti?"

Uni samsul bahri: “ iyo ado apo siti”

Siti nurbaya: " mandeh siti indak ado lai. mandehh... unii"

Uni samsul: “ oleh apo siti sabab nyo”

Mandeh zulaika: "iyo sabab sadoalahnyo ko?"

Datuak maringgih: "Anak engkau yang kiceknyo tapelajar ko bukannyo mancaliak mandeh aminah yang sadang sakik tapi malah baduo-duo jo calon bini awak ko, bisa jo itu yang disabuik terpelajar?"

Samsul bahri: "Jahanam! Ingek umua datuak! Pikiakan doso nan ka engkau tangguang, ingek juo bantuak engkau, hendak mamintak nurbaya jadi bini engkau, jo hantu patutnya engkau kawin"

Mandeh zulaika: "Diem samsul! Parbuatan engkau sangaiaklah mambuek mandeh malu, parbuatan tu bukanlah parbuatan orang babangso, anak urang bapangkek tinggi, urang yang terpelajar, melainkan pekerjaan urang hino."

Uni samsul; “ saba mandeh saba...”

Sementara senjak ibunya meninggal siti nurbaya, merasa sudah bebas dan tidak perlu lagi tunduk ke datuak maringgih, ternyata ini permasalahannya tidak sampe disitu. Mandeh zulaika malu atas tuduhan yang di timpa kepada anak nya. Anak mudah itu terpaksa balik ke jakarta, siti nurbaya bermaksud menyusul bahri ke jakarta. Namun , akibat tipu muslihat datuak maringgih, siti nurbaya meninggal oleh di racun datuak maringgih.

Datuak maringgih: "Awak indak suko mancaliak arti nurbaya bersatu jo si samsulbahri nan ka manjadi dokter tu, engkau agiahkan racun ko ka dalam makanan si siti nurbaya iko parintah dari awak!!

Istri datuak: “ datuak apo indak terlaluak barlebihan?”

Datuak maringgih: “ diam lah engkau iko karajo awak”

Istri datuak: “ jan lah datuak..”

Datuak maringgih: “capeklak pai kini”

Anak buah: "Baiaklah datuak, akan awak karajokan kini ko jo"

Istri datuak: “awak ibo ko siti”

Sekali lagi perbuatan datuak maringgih berhasil. Siti nurbaya meninggal karno keracunan. Barito kematian itu sampai ke jakarta, membuat samsul bahri menjadi sedih, sepeninggalan siti nurbaya sepuluh tahun berlalu, samsul bahri kini sudah menjadi kompeni dan berpangkat letnan. Kini dia lebih dikenal bernama letnan mas. Sebenarnya , samsul menjadi serdadu kompeni bukan ingin mengabdi kepada kompeni, melainkan raso frustasinya memandang orang yang di cintainya sudah pergi saat terjadi tragedi balesting ( saudagar pribumi tidak mampu membayai upeti di bawah pimpinan datuak maringgih), di kirimlah letnan mas oleh kompeni ke padang untuk menampung para pembangkang balesting.

Datuak maringgih: "Untuak apo engkau pulang baliak kamari? Bukanriyo engkau lah di usir dek mandeh engkau?"

Samsul bahri:"Awak dikirim kompeni untuak mamintak engkau baranti malakukan balesting"

Datuak maringgih:"Memang balando ndak buliah dipicayoi Bicaronyo puta baliak. Lidah kaliang"

Letnan mas:"Sapanjang pandangaran awak, pitih tu ka dipagunoan untuak kaparaluan kito juo"

Datuak maringgih: "kapaluan apo?"

Letnan mas: "Pambuek jalan, rumah-rumah sekolah misalnyo"

Datuak maringgih: "Untuak sia jalan nan elok tu? Untuak mereka atau untuak kito? Kito ndak paralu jalan elok, tapi ndak amuah jalan buruak Sabab tu disuruahnyo kito mambuek jalan untuak inyo Lawan sajo!!

Letnan mas: "Malawan tu mudah asa hati sungguah barani dan parkakas cukuik"

Terjadilah perperangan antara keduanya. Akhir cerita letnan mas yang tak lain samsul tewas oleh datuak maringgih, bersamaan juga datuak maringgih yang jatuh ditembak letnan mas.

TAMAT


-TAMAT-

Contoh Naskah Drama Lainnya :

Naskah Drama 8 Orang "BAYANGAN DI MALAM GELAP"

Naskah Drama 8 Orang "SITI NURBAYA" (Cerita Rakyat)

Naskah Drama 7 Orang "MISTERI KAKEK WIDODO"

Naskah Drama 3 Orang "PELANGI PUTIH ABU"

Naskah Drama 5 Orang "TRAGEDI 5 SAHABAT"

Naskah Drama 6 Orang "KISAH BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH"

Naskah Drama 6 Orang "LEGENDA POHON BERINGIN"

Naskah Drama 6 Orang "KISAH TELAGA WARNA"

Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENCURI BUKU"

Naskah Drama 7 Orang  "KARMA SEORANG TEMAN"

Naskah Drama Humor 2 Orang "BECAK DILARANG MASUK !"

Naskah Drama 7 Orang "CERMIN KEHIDUPAN REMAJA"

Naskah Drama 12 Babak "AKU DAN KEHIDUPANKU"



Baca juga :


           

Sunday, April 21, 2024

PELAJARAN 1 | 5 MATERI DASAR Ms WORD PENTING DIPAHAMI | UBAH FORMAT HURUF (FONT), BUAT BU...

BELAJAR SENDIRI MICROSOFT WORD DARI NOL
TANPA KURSUS FORMIL

SESSION 1

5 MATERI DASAR MICROSOFT WORD YG PENTING DIKETAHUI

1.  FORMAT HURUF (HURUF TEBAL, MIRING & GARIS BAWAH)
2.  MENGUBAH JENIS HURUF (FONT)
3.  MENGUBAH UKURAN HURUF (FONT)
4.  PERATAAN TEKS (KIRI - TENGAH - KANAN)
5.  BULLET & NUMBERING 



JANGAN LUPA  LIKE & SUBSCRIBE 

NANTIKAN UPDATE MATERI SELANJUTNYA 

DI CHANNEL YOUTUBE :  KREASI BERSAMA TASYA

Atau IKUTI UPDATE DI BLOG INI

Friday, April 19, 2024

Contoh Naskah Drama Horor " ANAK MISTIS " | Latar Sekolah - Taman - Jalanan

Naskah Drama (ANAK MISTIS)

NASKAH DRAMA

“Anak Mistis”

 

SCENE I (Kelas)

Rizki dan Famil. 2 detektif legendaris SMA Negeri 1. Seperti yang kita lihat bersama, kedua detektif keren ini sedang menjalankan misi mereka.

(Famil dan Rizki mondar-mandir di panggung. Bergaya ala detektif. Sekalian sama propertinya. Latar power point yang misterius)

Rizki    : Partner! Kau dengar kan berita tentang misteri pembunuhan zaman belanda dulu. Katanya, hantu-hantunya masih berkeliaran. Sekarang saatnya kita selidiki.

Famil   : Betul tuh bro! Karena kasus ini, kita harus bekerja keras. Kita juga harus merahasiakan misi kita ini, partner.

Rizki    : Cepat cari barang-barang peninggalan sekitar sini, supaya kita tau hantunya itu orang mana, kerjanya apa, terus waktu zaman belanda dia itu sebagai apa.

Famil   : Oke-oke, ni saya lagi nyatat. (nyatat) Oya, kalau kamu ketemu hantunya, bilang saya yah…

Rizki    : Iyadah, ntar kalo ketemu kita nanyain aja sekalian sama-sama, dia orang mana, jabatannya apa, dan kenapa dia masih mau berkeliaran. Okeh…

Famil   : Sudah, sudah. Lama-lama, saya kok ngerasa kayak orang gila yah… Sekalian aja, hantunya itu masih mau ngejajah kita, keduluan mati, jadi gk jadi deh…

Rizki    : Hahah… pintar lo bro! Kita sudah keren kan teman-teman! (tepuk tangan ke hadapan penonton, layar powerpoint berubah jadi ruang kelas)

(Nina lewat depan mereka berdua. Mereka jadi diam, terus liatin Nina dengan takut. Nina langsung duduk di pojokan. nunduk)

(Niya, Vina, dan Fani naik ke panggung, mereka mempercepat jalan waktu jalan depan Nina)

Niya     : Haduh… Sekarang kita sedang ada di SD atau SMA sih? Masa’ mainannya kayak gituan. (duduk di kursi, lalu membuka laptop)

Famil   : Gak sih… Cuma gak da kerjaan aja. Rileksin badan habis main game dari tadi. Ya kan?

Rizki    : Iyalah, maklum gamer sejati. Kalaupun kita jadi detektif, itu membuktikan anak gamer itu pintar dalam nyelesaiin kasus. (duduk, membuka laptop)

Fani     : heleh! Itukan di dunia maya, bukan dunia nyata.

Vina     : Sudah, sudah, diam! Niya, cepat mana film hantunya. Sekali-sekali kita harus melatih adrenalin, supaya gak jadi penakut.

Fani     : Kenapa sih kalian ini suka sekali nonton film hantu. Niya, kemarin hobi nonton anime, terus hobi ngedance gak jelas, sekarang… hobi nonton film hantu.

Vina     : Niya emang cepat bosan yah orangnya

Fani     : Kalian gak takut kalau hantu itu keluar apa? (Fani bergeser sedikit menjauh)

Niya     : Kan ini bohongan Fani… Di dunia mah gak ada yang namanya hantu. Hanya jin dan setan aja. (membuka laptop)

Fani     : Lah, apa bedanya? Sama-sama serem kan?

Vina     : Tenang… Asal kita berdoa sama Allah, kita gak kan kenapa-napa kok. Kamu nontonnya sambil baca ayat kursi aja yah… yah… (narik Fani supaya mendekat)

Fani     : Iya, iya, ustadzah. Hmm…

Niya     : Nah ini dia… Kita mulai yah! Fani, ayo cepat… Bakal seru nih

(Niya, Fani, dan Vina pun mulai menonton. Fani sekali-kali melepas pandang karena tsayat, lalu memperhatikan Nina yang sedang membaca buku)

(Sambil menonton Fani membaca ayat kursi. Niya dan Vina merasa risih)

(Sementara NVF nonton film, Famil dan Rizki sibuk main game di laptop mereka, tiba-tiba Mugni dan Tias datang, cepetin langkah juga waktu lewat Nina, tapi gaya cantik dong)

Tias     : Mana sih anak gamer itu? (ke belakang FR)

Mugni  : Oo jadi mainnya Onet. Kirain main …,…,…

Tias     : Main gitu doang, gue juga bisa kale. Norak loe

Famil   : Woy, diam aja. Ini juga melatih ketajaman dan kecepatan mata. Liat nih, emang kamu bisa nyampe level 100 kayak kita?

Mugni  : GAK LEVEL. Ya kan Tias? Eh coba liat, minggir-minggir (melihat laptop Rizki) Di taskbar (?) nya malah Running Man-Korea. Gak da yang mencerminkan detektif.

Rizki    : Hellow… Ini juga nyelesain banyak tantangan tauk. Haduh…

Tias     : Lagian yah, detektif itu keren, cool, misterius, cerdas lagi. Kalian mah jadi boyband aja gih.

Famil   : Heheh… betul juga Tias. Emang, saya ini udah ganteng, keren lagi, kayak anak boyband yah

Mugni  : Kalian cocoknya jadi komedian aja. Apalagi Rizki, mukanya dah lucu banget. Hahah

Rizki    : Hmm… Iya saya tahu kalo saya keren. Mending kalian pergi deh… hush…

Tias     :Haduh… Kita keluar aja yuk. (pura-pura gak dengar, Rizki yang ngusir mereka) Sumpek banget sih di sini. Di sini banyak orang IUUHH, norak… Apalagi ada orang aneh di pojokan itu. (melihat ke arah Nina, dan Nina membalasnya)

Mugni  : Ih serem Tias. Jangan diliatin dong. Kalau sampai anak aneh itu apa-apain kamu gimana (pergi)

Nina     : Hati-hati… Jangan sampai kamu celaka hari ini. (pergi melewati MT)

(NVF dan FR melihat ke arah mereka bertiga, MT melihat ke arah NVF lalu ke arah FR-bingung)

Mugni  : (merinding) Ih… (pergi)

(Fani dzikir-dzikir dan baca ayat kursi keras-keras)

Niya     : Haduhhh Fani. Gimana kita bisa nonton, kalau suara dzikir kamu doang yang kedengaran

Vina     : Iya nih. Dalam hati aja napa…

Fani     : Ya ma’af. Kalian sendiri kan yang nyuruh saya nonton sambil dzikir plus baca ayat kursi

Vina     : Tapi gak gini juga kali.

(Suasana tenang sebentar, sampai pada bagian muncul hantu)

Niya Vina: Aaaaa…

Fani     : Allahu Akbar, Lailaaha Ilallah… (3x) (berdiri sambil lototin laptop)

Niya Vina: (Liatin Fani)


SCENE 2 (Taman)


(Ijul sedang berbicara di telpon)


Ijul        : Iya, oke, oke. Catat semua sumbangan OSIS dari kelas 10 dan kelas 11. Terus nanti kasih ke saya ya (ngangguk-ngangguk di telpon)

Mugni  : (Muncul dari sisi lain panggung) Dasar anak aneh… Apa-apaan dia bilang saya bakal celaka. Jangan-jangan dia mau balas dendam lagi sama saya… (Jatuh) Aaww…

Ijul        : (Liat ke arah Mugni) Jangan lupa siapkan ruangan OSIS untuk kita rapat nanti, ya! (Telpon dimatikan)

Mugni  : Aww… sakit! Ijul… Kamu gak liat apa kalau saya jatuh? Bantuin kek…

Ijul        : (Bantuin Mugni bangun) Kamu kok bisa jatuh?

Mugni  : Emm… Ini semua pasti gara-gara Nina. Saya takut…. Saya takut…

Ijul        : Hah? Kok, Nina. (liat ke seliling) Dia aja gak ada di sini. Bagaimana bisa gara-gara dia.

Mugni  : Ijul, apa jangan-jangan Nina itu punya hal mistis yah? Kamu tau sendiri kan. Dia itu sekarang sudah jadi anak yang aneh. Tadi dia bilang kalau saya bakal celaka, dan itu terjadi…

Ijul        : Eits… Kamu ngomong apa? Gak usah mikir yang aneh-aneh deh

Mugni  : Kamu pacar saya kan? Bisa gak kamu percaya sama saya?

Rizki    : (Masuk ke panggung)

Nina     : (Masuk ke panggung) Eh kalian semua sini deh… (Fani, Vina, Famil masuk ke panggung)

Nina     : Nina… Cewek misterius. Kalau dipikir-pikir, kayaknya Mugni benar juga. Nina duduk sendirian di pojok belakang di kelas. Ia tak pernah tersenyum dan bergabung sama anak yang lain. Apa iya… dia memang anak … aa seperti film yang kita nonton kemarin Fani, Vina…

Fani     : Nin… Mendingan kamu berhenti nonton film hantu deh! Khayalan kamu sudah mulai ngawur deh kayaknya.

Vina     : Kalian kok kayak gitu sih… Kita itu gak boleh berprasangka buruk kayak gitu sama orang. Apalagi menuduh Nina macam-macam

Niya     : Emm, Vina! Sebaiknya ntar dulu yah ceramahnya. Kayaknya ini bakal seru deh. (menatap ke arah Rizki dan Famil, RF menatapnya balik dengan bingung)

Rizki    : (liatin Niya aneh) Partner, partner (narik baju famil). Ini kasus! Kalian tahu kan bagaimana kerennya kita kalau kita bisa (diam, liat keseliling, berharap gk da yg dengar) Sst… menyelidiki murid mistis.

Niya     : Hahah… hei, 2 detektif! Saya bakal gabung sama kalian untuk menyelidiki kasus ini. Okeh?

Vina     : Hobi baru nin? Saya kasih tau yah… Kamu kalau punya hobi itu jangan plin-plan. Lagian kalau ganti hobi yang bermanfaat dikit napa? Kenapa yang gak berguna dan aneh-aneh sih?

Niya     : Pliss… pliss… Rizki, Famil, boleh kan saya gabung?

Ijul        : Gak, gak. Saya gak setuju. Rizki, Nina itu bukan murid mistis.

Famil   : Iya, saya setuju sama Ijul. Saya takut kalau ada apa-apa sama kita. Kalau Nina beneran ada apa-apa gimana? Kalau kita… (bisik) disihir?

Rizki    : Ijul! Kamu pikir saya ngasal? Saya juga sering melihat hal aneh pada Nina. Kalau mau bukti kamu sebaiknya pulang sama kita nanti.

Vina     : Sudahlah! Kalian ini susah ya kalau dibilangin. Kalau kalian dosa, saya gak tau yah. Yang penting saya sudah kasih tau kalian, kalau kalian sudah dosa fitnah orang kayak gitu. (marah)

Fani     : Kita pergi yuk! (narik Vina keluar panggung)

Famil   : Emm… fitnah itu emang dosa. Tapi sebagai detektif, prasangka itu wajib. Lagian, ini juga baik bagi Nina. Setidaknya dia bisa berubah nantinya.


SCENE 3 (Jalanan)


(Nina berjalan sendirian, wajahnya sedih, jalannya nunduk. Ia lalu duduk di sebuah kursi, melamun, menundukkan badan hingga memeluk lutut. Sementara itu, Rizki, Ijul, Vina, Fani, Mugni jalan juga dan bercerita-cerita)

Rizki    : Ijul, kamu, Tias ma Mugni satu SMP dengan Nina, kan?

Ijul        : Emm… (ragu jawabnya) Iya. Kenapa emang?

Vina     : (ke depan mereka semua, supaya berhenti berjalan) Emangnya Nina dari dulu sudah kayak gitu yah?

Ijul        : Dia memang kayak gitu. Pintar kayak sekarang juga. Tapi emang sih, dia berubah waktu kelas 3. Sudah pendiam, dia malah semakin pendiam, menutup diri, dan entahlah, semenjak itu dia tak pernah bergaul dengan orang. Dan menjadi aneh… (sedih, nunduk)

Mugni  : Hhh… saya juga gak tau sejak kapan dia jadi anak mistis kayak itu. (takut2) Atau jangan-jangan dia udah ketemu dukun buat balas dendam ke … (tutup mulut)

Ijul        : Stop, Mugni!

Rizki    : Balas dendam? Balas dendam apaan?

Mugni  : Gak… Aku Cuma parno aja

Vina     : Ooh gitu. Ya udah deh. Terserah kalian…

(Nina ngeluarin buku hitam yang sudah lecet dan kusam. Dia menggambar gak jelas, mukanya seperti marah, lalu terakhir dia tutup bukunya, dan fake smile, senyum miring getohh)

Fani     : (Ngeliat Nina) Itu Nina kan? Dia ngapain?

Mugni  : Liatin aja!

(liatin tingkahnya Nina)

Fani     : Itu apa yah?

Mugni  : Kalau kamu liat gambarnya, tak punya arah, kusut, dan sulit dimengerti. Katanya orang-orang kan, kalau yang kayak gitu sih (gk berani lanjutin kata-katanya)

Rizki    : Sedang berhubungan dengan makhluk astralnya yah? Kalau orang kesurupan kan gitu juga. Suka ngegambar yang aneh-aneh.

Mugni  : Aah… saya takut. Ijul ayo kita pergi. Kita gak usah pulang lewat sini.

Ijul        : Kamu kenapa sih? Segitunya takut sama Nina.

Mugni  : (marah) Ya udah, saya pergi saja sendiri.

Rizki    : Ya udah, kita semua pergi lewat jalan lain saja (pergi keluar panggung, gak lewatin Nina)

(Fani sendiri gak ikut mereka, dia pergi ke Nina, ragu-ragu. Tapi Rizki hanya berdiri di ujung panggung, perhatiin Fani dan Nina)

Fani     : Nina…

Nina     : (ngegambar gaje, tarikan pensilnya semakin kasar dan gak jelas)

Fani     : Maafin kita yah… Saya tau kok kamu gak kayak yang mereka pikirkan

Nina     : Terus, kalo saya beneran kayak yang mereka pikirkan gimana? Kamu mau apa? (tanpa ekspresi)

Fani     : Aa.. bukan gitu. Saya Cuma mau jadi teman kamu kok.

Nina     : Saya gak akan berteman dengan siapapun sampai kapan pun

Fani     : Err… itu…

Nina     : Kamu gak takut hah sama saya? Kamu mendingan pergi saja. Jangan ganggu saya lagi. (merobek kertas gambarnya tadi, lalu dibuang di samping tempat duduknya, terus pergi dari tempat itu, wajah marah, serem gituu)

Fani     : (kaget, ngeliatin Nina pergi, terus pas Nina pergi diam mikir gitu di panggung sendirian)

Rizki    : (pergi ke arah Fani, terus ngambil kertasnya Nina.) Wow… apa maksudnya gambar ini. Yang mugni bilang itu benar. Gambarnya kusut, kayak rambut kribo yang gak pernah disisir. (taruh di kantung kertasnya) hahah

Fani     : Eh.. eh… mau dibawa ke mana?

Rizki    : di selidiki. Jangan ganggu tugas detektif legendaris SMA 1 ini okeh

Fani     : Tapi jangan macam-macam. Kamu jangan jadiin itu buat nuduh Nina yang macam-macam yah. (rengek)

Rizki    : Aah… gak kok! Ayo kita pulang sama mereka… (narik Fani nyusul ke arah anak lain alias berlawanan arahnya sama Nina)

(Hujan…)

Fani     : Ayo, cepat jalannya!!!


SCENE 4 (Kelas)


(Niya, Rizki, Famil, Vina duduk samaan. Ijul duduk di ujung kiri, Nina duduk di ujung kanan. Sesekali Ijul ngeliat gelisah ke arah Nina)

Niya     : Eh, eh… Kabar buruk!

Famil   : Apaan, Nin? Apaan?

Niya     : Fani… Fani…

Vina     : Nin, Fani kenapa? Kamu kalau ngomong yang jelas dong. Tarik napas, baca bismillah dulu ya

Niya     : Fani… Fani sakit. Rizki bilang, kemarin Fani gak langsung pulang kan? Dia ketemu sama Nina dulu. (ngeliat Nina, jadinya dia menutup mulutnya, Nina sih cuek aja walau dia dengarin)

Tias     : Itu pasti karena pengaruh mistisnya Nina… (Liat ke Nina) Haduh… kalian ini masih gak percaya juga yah…

(Nina langsung pergi, ngeliat Nina pergi, Tias sama Ijul juga pergi, pas Ijul hampir keluar panggung, Mugni masuk panggung terus nahan Ijul)

Mugni  : Ijul, mau kemana?

Ijul        : Lepasin! (pergi)

Mugni  : Ijul kenapa sih… Aku benar-benar takut kalau ada apa-apa sama Ijul. Gimana kalau Ijul disihir sama anak mistis itu. (Pergi juga)

Rizki    : Ya udah… Duduk dulu yah. Kita mulai rapat. Sebagai pendamping, sebaiknya ustadzah Vina memang di sini saja yah, hahah

Vina     : Kalian ini apaan sih… Saya bukan ustadzah (sok-sok an marah)

Rizki    : Iya.. iya, gak! Jadi gimana? Satu, Mugni jatuh setelah Nina peringatkan, dua Nina punya gambar-gambar gak jelas, ini dia gambarnya (keluarin gambar), tiga, Fani sakit setelah ketemu sama Nina.

Famil   : Emm… (mikir, yang lain ngeliatin Famil yang mikir) Sebaiknya kita selidiki dulu.

Niya     : Gimana caranya?

Famil   : Sini, sini… (ngerangkul semua temannya melingkar) Sst… (bisik-bisik, anak lain ngangguk-ngangguk)

Nina     : Okeh, okeh… Kita mulai sekarang yah…

Rizki    : Wah… pintar loe! Emang yah, kamu itu partner saya yang terkeren. Hahah

(Tos-tosan deh)


SCENE 5 (Taman)


(Nina lagi gambar-gambar gak jelas seperti biasa. Tias datang marah-marah)

Tias     : Nina! Kamu dengarin saya yah… Jangan sampai kamu berani bilang jati diri kamu yang sebenarnya ke mereka. Kamu tetap jadi anak misterius kayak gini saja. Ngerti!

Nina     : Saya pikir dengan saya kayak gini, masalah kita sudah selesai. Kamu bukan mau nyakitin saya lagi kan?

Tias     : Itu tergantung kamu. Kalau kamu berani bilang, saya dan Mugni yang bikin kamu kayak gini sama anak lain. Kamu tunggu saja akibatnya.

Nina     : Saya sudah putuskan. Saya gak mungkin kayak gini selamanya.

Tias     : Maksud kamu?

Nina     : Saya mau punya hidup baru. Saya harus ngalahin ketakutan saya. Karena, setelah saya pikirkan, setelah ini saya akan pergi untuk ngegapai cita-cita saya dan gak kan punya waktu untuk ngeladenin orang kayak kalian.

Tias     : Nina, kamu gak akan berani macam-macam kan sama kita? Kamu ingat kan? Waktu dulu kamu habis karena di bully sama kita. Kamu mau hidup kamu hancur lagi. Hah? (teriak, trus ngedorong Nina)

Nina     : Saya sudah bilang tadi. Saya bakal hentikan semua ini. (teriak, terus dorong Tias sampe jatuh)

(Ijul, Rizki, Mugni datang)

Ijul        : Nina, tunggu!

(Waktu mereka datang, Tias pura-pura pingsan. Mugni lari ke Tias terus ngedorong Nina)

Mugni  : Kamu apakan sahabat saya, hah? Kamu mau ngebunuh dia? Tau gak, kamu itu benar-benar menyeramkan, lebih menyeramkan dari kita tau gak. (Pergi peluk Tias, terus nangis) Tias… bangun…. Kamu jangan mati!

Tias     : (bangun, terus nangis-nangis gak jelas. Kayak orang kesurupan)

Ijul        : Kalian ini keterlaluan! Berhenti!

Mugni  : Kamu gak punya hati Ijul. Teman kamu kesakitan kayak gini, kamu bisa-bisanya ngomong kayak gitu.

Ijul        : Justru itu. Karena saya punya hati, makanya saya gak kan biarin kalian berdua nyiksa Nina terus.

(Anak-anak lain semuanya datang)

Nina     : Ijul, apa maksud kamu?

Ijul        : Tias bangun! (narik tias, maksa supaya berdiri) Saya tau kamu bohong. Bangun!

Mugni  : Lepasin (lepasin tangan Ijul)

Ijul        : (Narik Tias sampe Tias akhirnya bangun juga. Mugni bingung!) Selama ini, Tias dan Mugni lah penyebab kesalahpahaman ini. Sebelumnya mereka berdualah yang suka menyiksa Nina. Nina kayak gini karena mereka.

Vina     : (Ke arah Nina) Nina apa benar? Saya mohon kamu sabar yah… Maafin kekhilafan kita yah, Nina. Saya sudah ingatin mereka kok, tapi mereka tetap saja mikir yang aneh-aneh tentang kamu. (Mau ngerangkul Nina, tapi Nina hempasin, dia nundukkin kepalanya)

Mugni  : Ijul… Kamu… Kamu tega bilang kayak gitu sama saya? Sama kita? (sedih)

Ijul        : Kalian juga tega ngelakuin itu sama teman kamu sendiri. (marah, terus mugni pergi, Tias yang lihat Mugni pergi langsung nyusul Mugni)

Fani     : Nina… (dekatin Nina, ternyata pas dilihat, Nina lagi nangis sambil duduk. Lama-lama Nina ngeluarin tangisannya.)

Ijul        : Kalian semua di sini. Dengar yah… Nina kayak gini pasti dia trauma punya teman. Dia memilih untuk tidak dekat dengan siapapun, karena dia takut bakal disakiti.

Rizki    : Ohh… jadi selama ini kamu sudah tau. Kamu tau kenapa Nina kayak gini. Kamu juga tau kalau itu karena pacar kamu sendiri. Terus kamu sembunyikan. Hah, apa bedanya kamu sama mereka berdua? Kamu adalah penyebab semua ini gak pernah terungkap (marah ke Ijul)

Nina     : Sudah… sudah… (nangis) Kalian jangan kayak gitu lagi. (nangis duduk) Saya janji saya gak bakal repotin kalian lagi. Saya janji bakal berubah. Saya janji gak kan ngebuat kalian khawatir atau risih dengan kehadiran saya lagi. Saya bukan anak mistis teman-teman…. (nangis lagi)

Nina, Famil      : (Ngedekatin Nina, terus nenangin dia)

Famil   : Sudah Nina… Kita ini sahabat. Kita janji bakal ngelindungi kamu. Aku juga kadang-kadang suka di bully mereka kok. Iya… (berusaha ngeyakinin)

Vina     : Itu wajar kok. Bukan Cuma kamu aja anak di dunia ini yang menjadi korban bully. Banyak kok, tapi banyak juga dari mereka yang bisa bangkit. Ini hanya cobaan dari Allah supaya kamu kuat. Ayo… Nina, kamu harus kuat dan bangkit.

Nina     : (berdiri) Hmm… kayaknya kasus yang ini ringan banget yah… Kenapa? Soalnya dia terbongkar secara alami. Jreng… jreng… langsung terbongkar.

Famil   : Hahah… kan kita detektif legendaris. Belum mulai nyelidiki aja, dah kebongkar sendiri. Hebat kan?

Rizki    : Famil? Kok sekarang kamu yang narsis sih? Kan harusnya saya yang bilang itu. Coba Ijul bilang dari dulu pasti kita bisa lebih cepat tindakannya dari ini. Huh, dasar!

Ijul        : Kamu gak ngerti sebanyak apa saya ngumpulin keberanian.

Rizki    : Heleh

Vina     : Ribut banget sih… Terus gimana sekarang? Mugni sama Tias kita apakan?

Nina     : Nina… kamu ikut kita yah. Kita cerita bareng-bareng…

(Semua pergi, Ijul berdiri lemas, langsung dirangkul Rizki pergi juga)


SCENE 6 (di kelas)


Mugni   : tias! jadi selama ini kamu yang buat Nina jadi kayak gitu. Kamu yang nyembunyiin semuanya, terus kamu yang mempengaruhi aku biar takut sama Nina.

Tias     : gk, bukan begitu maksudku

Mugni  : Kamu sahabat saya Tias, kamu tega ya ngelakuin semua ini.

Tias     : Saya gak bermaksud kayak gitu. Justru saya ngelakuin itu demi kamu. Dari dulunkan, Nina anak yang pintar, dan kita selalu di bawah dia. Itu makanya kita suka nyakitin dia kan? Terus saya baru tau, kalau Ijul sama Nina. Saya mau ngejauhin mereka (Jeda, Mugni ngeles) Tapi, saya gak tau kalau jadinya kayak gini… (terduduk)

Mugni  : Tapi, kamu sudah kelewatan Tias. Saya gak tahan jadi anak yang jahat. Karena itulah, saya jadi kehilangan teman-teman saya, pacar saya, sahabat saya Tias, dan yang terpenting itu KEPERCAYAAN. (duduk di hadapan Tias, Tias nangis nunduk) Saya gak kuat, As…

Tias     : Kamu benar… Saya sudah kelewatan. Saya juga gak kuat kayak gini. (jeda) Mungkin… kita juga harus berubah. Saya mau kita hidup normal. Nina benar! Kita harus natap masa depan.

(Vina, Fani masuk panggung)

Fani     : Wah.. teman-teman saya sekarang sudah baikan. Lega rasanya. Kalau gini kan, persahabatan jadi lebih indah dan bermakna.

Vina     : Iya benar. Apalagi persahabatan yang diiringi saling membantu antar sesama. Alhamdulillah…


(Anak lain semuanya datang)


Fani     : Semuanya sudah ngumpul. Saya sih gak tau apa yang terjadi kemarin, soalnya kan saya sakit. Tapi yang pasti, kalian sudah saling memaafkan kan?

Vina     : Oh iya… Kamu kemarin, beneran sakit karena habis ketemu Nina?

Fani     : Iya benar sekali! (Yang lain “Hah?” Ngelongo)

Rizki    : Hahah… gak mungkinlah karena Nina. Kemarin kan hujan. Dia emang habis ketemu Nina, jadinya dia pulang terlambat dan kehujanan lagi. Ya kan Fani

Fani     : Heheh… Iya, kayak gitu ceritanya.

Niya     : Nina… (ke dekat Nina) Sebagai perwakilan detektif, saya minta maaf yah, sudah percaya kalau kamu itu anak mistis… Maaf

Nina     : Gak kok, saya dah maafin. Lagian, saya gak peduli juga sama kalian. Soalnya saya nyaman kayak gini. Tapi, berkat kalian semua, saya sadar kalau itu tidak baik dan saya bisa berubah… Makasih yah… (liat ke Ijul)

Tias     : (Dekatin Nina) Nina… maafin saya… saya merasa bersalah. (mau duduk, tapi langsung di tahan sama Nina)

Mugni  : Maafin saya Nina… (langsung peluk Nina)

Niya     : Wow… so sweet banget…

Rizki    : Maafin saya juga… (Mau ikut-ikutan peluk, main-main)

Ijul        : (Nahan Rizki) Udah gila apa kamu?

Rizki    : Iya, MAAF (cengengesan sendiri, gaje (?) )

Fani     : Eh… eh… Maaf yah, kalo saya ketinggalan berita. Gara-gara sering bergadang, saya jadi gampang sakit. BTW, detektif ngapain yah makanya bisa kebongkar? Penasaran…

Niya     : Nah itu dia… Kita sempat nyelidiki, kalau ternyata, yang bikin Mugni jatuh waktu itu karena ada bekas minyak depan kelas. Karena kita semua sibuk main, jadi gak da yang sadar. Sementara Nina, dia kan gak gabung sama kita, jadi dia tau sejak kapan minyak itu ada di depan kelas kita.

Fani     : Ooo… jadi gitu. Bisa juga yah ternyata kamu gabung sama 2 detektif legendaris ini. Saya pikir, kamu gak kan ada kerjaannya.

Niya     : Sorry yah

Fani     : Terus-terus…

Niya     : Kita juga sudah curiga sama Mugni, karena dia sering ketakutan sama Nina. Dan Tias sama Mugni saja yang suka provokasi tentang anak mistis itu. Emm… Maaf yah Mugni, Tias. Saya Cuma jelasin kok…

Tias     : Iya deh, gak apa-apa…

Niya     : Eh kita baru saja mau mengungkap itu semua. Tapi, tiba-tiba dia sudah terbongkar duluan. Apalagi ada … (liatin Ijul)

Ijul        : Apaan? (salah tingkah)

Rizki    : Lebih jelasnya kita konfirmasi aja yah sama Ninanya sendiri. Gimana Nina? Ini gambar kamu… (Ngasih gambarnya)

Nina     : Yah… saya jadi malu (tertunduk) Sebenarnya, saya suka gambar, karena mencerminkan perasaan saya. Tak tentu arah… Di sini ada orang-orang dan semuanya di coret (nunjukin gambarnya) Soalnya, saya takut berteman dengan siapapun.

Vina     : Baiklah kalau gitu. Nina, kamu jangan kayak gitu lagi yah… Yakin saja itu Cuma cobaan. Kalau kamu suka ngelamun kayak gitu, bahaya loh kalo kamu kerasukan benaran. Sebaiknya selalu ingat Allah, okeh!

Nina     : Iya Vina… Makasih banyak… Saat ini… saya akan ingat selamanya… Yah, selamanya… Dalam hidup saya, karena miliki sahabat kayak kalian. (Senyum ke semua orang)


(Semuanya tepuk tangan)


Famil   : Eh… eh… BTW, kalau kayak gini, Ijul milih siapa dong… (nyenggol Ijul) dia atau dia (nunjuk Mugni sama Nina)

Mugni  : Apaan sih kamu Famil? Ijul kan masih pacar saya… (ngerengek)

Famil   : Iya, iya, maaf. Saya lupa! (Takut dimarahin Mugni)

Vina     : Ayo kita masuk kelas… Pasti Pak Sanusi sudah masuk…


(Semuanya keluar panggung)

 

Pengertian dan Contoh Puisi Deskriptif - Naratif dan Lirik

PUISI NARATIF Pengertian Puisi Naratif : Puisi Naratif adalah puisi yang mengandung suatu cerita menjadi pelaku, perwatakan, set...

TOPIK POPULER