UTSMAN BIN AFFAN
Utsman bin Affan adalah Khulafaur Rasyidin yang
berkuasa paling lama, yaitu selama 12 tahun (644-656). Ia merupakan salah satu
sahabat Nabi Muhammad yang menjadi Khulafaur Rasyidin ketiga, setelah Abu Bakar
dan Umar bin Khattab. Di masa kekuasaannya, pemerintahan Islam memperluas
wilayahnya ke Fars (sekarang Iran) pada 650, dan beberapa wilayah Khorasan
(sekarang Afghanistan) pada 651. Pernikahannya berturut-turut dengan dua putri
Nabi Muhammad dan Khadijah membuatnya mendapat julukan Dzunnurrain atau Pemilik
Dua Cahaya.
Kehidupan
awal
Utsman bin Affan lahir di Thaif, Jazirah Arab, pada 579 Masehi atau 42 tahun sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Nama lengkap Utsman bin Affan adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia berasal dari Bani Umayyah, ayahnya bernama Affan bin Abi al-As dan ibu Khalifah Utsman bin Affan bernama Arwa binti Kuraiz. Utsman bin Affan lahir dari keluarga kaya dan berpengaruh di suku Quraisy. Ayahnya adalah pedagang kaya dari Makkah. Sejak kecil, ia sudah mendapatkan pendidikan yang baik hingga menjadi salah satu orang di Makkah saat itu yang pandai membaca dan menulis. Sebelum datangnya Islam, ayahnya meninggal dan meninggalkan warisan yang cukup besar. Berbekal warisan tersebut, ia memantapkan diri sebagai seorang pedagang, seperti ayahnya. Baca juga: Umar bin Khattab, Sahabat yang Pernah Berniat Membunuh Rasulullah Meski berasal dari keturunan dua suku kaya dan terpandang di Mekkah, ia tidak tumbuh menjadi pribadi yang sombong. Kisah Utsman bin Affan yang dermawan bahkan terkenal di penjuru kota. Ia kemudian melakukan perjalanan bisnisnya hingga ke Syam dan Habasyah untuk memperluas jaringan. Setelah berhasil mengembangkan usahanya, ia menjadi salah satu pedagang kaya yang terpandang di Makkah. Dalam menggeluti dunia bisnis, Utsman menjadi teman dekat dari Abu Bakar karena sesama seorang pebisnis.
Masuk Islam
Ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu dan mendakwahkan agama Islam, Abu Bakar menjadi orang pertama yang memeluk Islam. Setelah melakukan perjalanan bisnis ke Suriah pada 611, Abu Bakar mendatangi Utsman bin Affan untuk mengajaknya memeluk Islam. Utsman pun memutuskan untuk memeluk Islam dan kemudian dibawa Abu Bakar bertemu Nabi Muhammad untuk menyatakan imannya.
Sang Khulafaur Rasyidin Kelima Dengan begitu, Utsman menjadi salah satu orang yang paling awal masuk Islam, mengikuti Ali, Zaid, Abu Bakar dan beberapa lainnya. Sejak saat itu, ia selalu setia kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi salah satu sahabat utama Nabi. Ketika mendapat seruan untuk hijrah ke Madinah, Utsman menjadi salah satu orang yang berangkat dan menemani Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam hingga akhir hayat Nabi. Utsman memiliki keutamaan lain karena menikahi dua putri Nabi Muhammad SAW secara berturut-turut, yaitu Ummu Kultsum dan Ruqayyah.
Menjadi Khalifah
Ketika Nabi Muhammad SAW meninggal pada 632, Abu Bakar menjadi khalifah yang memimpin umat Islam. Sedangkan Utsman bin Affan bersama dengan sahabat lainnya menjadi penasihat utama dalam pemerintahan Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat pada 634, Umar bin Khattab menggantikan kedudukannya hingga akhir hayatnya pada 644. Baca juga: Biografi Imam Abu Dawud, Salah Satu Penyusun Kitab Hadis Utama Begitu Umar menjabat sebagai Khulafaur Rasyidin kedua, Utsman tetap berada di Madinah menjalankan bisnisnya dan ikut andil dalam pemerintahan. Berbagai peristiwa dilaluinya, hingga tiba waktu Umar bin Khattab meninggal karena dibunuh oleh Abu Lu'luah. Setelah itu, diadakanlah musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat khalifah yang diusulkan, yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan , Abdurrahman bin Auf, Sa'ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah. Namun, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri, hingga hanya Utsman dan Ali yang tersisa. Setelah dilakukan jajak pendapat, mayoritas masyarakat menginginkan Utsman menggantikan Umar sebagai khalifah ketiga. Maka pada bulan Muharram 23 H atau 644 M, Utsman bin Affan menjadi khalifah pada usia 70 tahun.
Masa pemerintahan Utsman
Salah satu hal yang dilakukan Utsman bin Affan selama menjadi khalifah adalah melakukan ekspansi wilayah dan membentuk armada angkatan laut. Pemerintahannya berhasil menguasai Barqah, Tripoli Barat, bagian selatan negeri Nubah di Afrika, Armenia, Tabaristan, Amu Daria, negeri-negeri Balkha, Harah, Kabul, Haznah di Turkistan di Asia, dan Cyprus di Eropa. Utsman juga membagi kekuasaan Islam menjadi sepuluh provinsi dengan masing-masing amir atau gubernur. Di bawah pemerintahannya, umat Islam mengalami era paling makmur dan sejahtera. Konon, rakyatnya mampu naik haji berkali-kali. Utsman juga membangun kepolisian dan pengadilan, yang sebelumnya selalu digelar di dalam masjid. Prestasi Usman yang paling gemilang yakni membukukan Alquran, dan kemudian digandakan untuk dikirim ke Mekkah, Suriah, Basrah, Kufah, dan Madinah.
Akhir pemerintahan
Utsman bin Affan memerintah selama dua periode,
di mana setiap periodenya berlangsung selama enam tahun. Akan tetapi, periode
kedua kekuasaan terjadi perpecahan dan pemberontakan karena jabatan-jabatan
strategis di pemerintahan diberikan kepada keluarganya dari Bani Umayyah. Pada
35 H atau 655 M, sekitar 1.500 orang datang ke Madinah untuk memprotes
kebijakan Utsman itu. Namun karena tidak ditanggapi, protes tersebut berubah
menjadi pemberontakan untuk menggulingkan kekuasaannya. Utsman dikepung oleh
pasukan tersebut, tetapi menolak melakukan perlawanan karena tidak ingin
terjadi pertumpahan darah antarsesama umat Muslim. Khalifah Utsman bin Affan
wafat pada tahun 656 setelah pemberontak yang bernama Al-Gafiqi berhasil masuk
lewat atap dan menemukan kamarnya. Penyebab kematian Utsman bin Affan adalah
karena dipukul kepalanya dengan sangat keras.
Baca Juga Kisah Sahabat Nabi :
No comments:
Post a Comment