google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Pengertian HADIST menurut Bahasa dan Istilah serta Tingkatannya dalam Islam

Tuesday, November 1, 2022

Pengertian HADIST menurut Bahasa dan Istilah serta Tingkatannya dalam Islam

 Pengertian Hadits Menurut Bahasa dan Istilah Serta Tingkatannya dalam Islam 


Sebagai sumber hukum kedua setelah Alquran, hadits mengandung banyak ketentuan dan pembelajaran bagi umat Islam. Namun, sebelum membahas hal itu, perlu diketahui pengertian hadits menurut bahasa dan istilah terlebih dahulu.

Secara bahasa, hadits artinya sesuatu yang baru, dekat, atau singkat. Mengutip buku Pengantar Studi Ilmu Hadits karya Syaikh Manna al-Qaththan, hadits juga bisa berarti sesuatu yang diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.

Secara istilah, hadits adalah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW, baik berupa ucapan, perbuatan, ataupun pengakuan. Hadits dapat menjadi penjelas bagi ayat Alquran yang bersifat global.

Selain itu, hadits juga bisa melengkapi perintah Allah yang tercantum dalam Alquran. Agar lebih memahaminya, berikut penjelasan tentang hadits lengkap dengan fungsi dan tingkatannya dalam Islam.

Kedudukan dan Fungsi Hadits

Kedudukan hadits sebagai sumber hukum kedua, telah dijelaskan dalam beberapa ayat Alquran. Dalam surat Al-Hasyr ayat 7, Allah Swt berfirman:

“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah…” (QS. Al Hasyr: 7)".

Ayat tersebut menekankan bahwa umat Islam harus mengikuti hal-hal yang disampaikan Rasulullah SAW melalui haditsnya. Umat Islam harus menjadikan perilaku Rasulullah sebagai suri tauladan dalam menjalani kehidupan mereka.

Dikutip dari jurnal Fungsi Hadits Terhadap Alquran karya Hamdani Khairul Fikri, ada sejumlah fungsi hadits yang perlu diketahui umat Islam, yakni sebagai berikut:

  • Memperjelas isi Alquran (bayan taqrir)
  • Menafsirkan isi Alquran (bayan tafsir)
  • Mengkhususkan yang bermakna umum (takhshish Al-’am)
  • Mengganti hukum yang telah lewat keberlakuannya (bayan tabdila)

Tingkatan Hadits

Berdasarkan kualitas sanad dan perawinya, hadits dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan yakni shahih, hasan, dan dhaif. Berikut penjelasannya:

1. Hadits Shahih

Mengutip buku Al-Qur'an Hadits Madrasah Aliyah Kelas X, hadits shahih adalah hadits musnad yang bersambung sanadnya, dinukil oleh seorang yang adil dan dabit hingga akhir sanadnya, tanpa ada kejanggalan dan cacat.

Hukum memakai hadits sahih adalah wajib, sebagaimana disepakati oleh ahli hadits dan para fuqaha. Sebab, hadits sahih merupakan salah satu sumber hukum syariat, sehingga tidak ada alasan untuk mengingkarinya.

2. Hadits Hasan

Abu Isa at-Tirmidzi mengartikan hadits hasan sebagai hadits yang dalam sanadnya tidak terdapat orang yang tertuduh bohong, haditsnya tidak janggal, serta diriwayatkan tidak hanya dalam satu jalur rawian.

3. Hadits Dhaif

Hadits dhaif adalah sabda Rasulullah yang tidak memenuhi syarat diterimanya suatu hadits dikarenakan hilangnya salah satu dari beberapa syarat yang ada. Hadits jenis ini tingkatannya paling lemah di antara jenis hadits lain.


No comments:

Post a Comment

Kumpulan Lirik Lagu Daerah Kota Prabumulih | Lagu Sumatera Selatan ( Sumsel ) | Seinggok sepemunyian | Nanas Prabumulih | Cerite Lame | Ya Saman

SEINGGOK SEPEMUNYIAN Cipt    : Albani                  Voc     : Zulkuspa/Marisca Seinggok sepemunyian Janganlah kite b...

TOPIK POPULER