PUISI
NARATIF
Pengertian
Puisi Naratif :
Puisi Naratif adalah puisi yang
mengandung suatu cerita menjadi pelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian
peristiwa tertentu yang menjalin suatu cerita. Di bawah ini terdapat
beberapa contoh puisi naratif.
CONTOH PUISI NARATIF
Contoh
1 :
Matinya Sang Juara Tinju
Karya: Sitor Situmorang
Karya: Sitor Situmorang
.
Telah berlaku pula
Hukum dewata
Janganlah diberi nama
Dengarlah ceritanya
Cerita orang tua-tua
Kusampaikan pada pembaca
Hukum dewata
Janganlah diberi nama
Dengarlah ceritanya
Cerita orang tua-tua
Kusampaikan pada pembaca
Di seluruh negeri terkenal ia juara
Juara yang selalu menang
Dan orang mengalah saja
Mendengar segala ceritanya
Tiada yang berani
Tiada yang mau
Membantah kata-katanya
Di kedai-kedai
Ketika minum tuak garang
Juara yang selalu menang
Dan orang mengalah saja
Mendengar segala ceritanya
Tiada yang berani
Tiada yang mau
Membantah kata-katanya
Di kedai-kedai
Ketika minum tuak garang
Selain juara ia pemburu pula
Kalau bukan rusa, babi hutanlah mangsanya
Mana juara, pula pemburu
Pandai menari
Membuat ukiran indah sekali
Serta memetik kecapi . . .
Kalau bukan rusa, babi hutanlah mangsanya
Mana juara, pula pemburu
Pandai menari
Membuat ukiran indah sekali
Serta memetik kecapi . . .
Ia suka mabuk
Dan bila ia mengutuk
Tak ada yang tak kena
TApi dari segala mangsa
Istrinya yang paling menderita
Dan bila ia mengutuk
Tak ada yang tak kena
TApi dari segala mangsa
Istrinya yang paling menderita
Dua anak dilahirkan
Satu laki, satu perempuan
Satu pun tak ada kesukaan bapaknya
Berkata orang: “Mana ‘kan pula
Anak lahir, bapak di penjudian.”
Satu laki, satu perempuan
Satu pun tak ada kesukaan bapaknya
Berkata orang: “Mana ‘kan pula
Anak lahir, bapak di penjudian.”
Contoh 2 :
Pertemuan Malam
Karya: WS Rendra
Karya: WS Rendra
.
Setelah meneguk getah rembulan
tanggal pertama
aku berjalan tanpa tujuan di dalam hutan.
Kemudian bau gandasuli membuat aku tertegun,
berdiri kaku di tengah semak belukar,
menghentikan nyanyian serangga malam.
aku berjalan tanpa tujuan di dalam hutan.
Kemudian bau gandasuli membuat aku tertegun,
berdiri kaku di tengah semak belukar,
menghentikan nyanyian serangga malam.
Terpancang seperti si Gale-Gale
Tanpa pikiran dan perasaan.
Banyak masalah datang bersama,
tanpa sebab dan akibat.
Kemurungan menyelimuti diriku.
Seperti kabut menghalang pemandangan.
Itu pun tanpa makna.
Tanpa keterangan. Tanpa hubungan.
Tanpa pikiran dan perasaan.
Banyak masalah datang bersama,
tanpa sebab dan akibat.
Kemurungan menyelimuti diriku.
Seperti kabut menghalang pemandangan.
Itu pun tanpa makna.
Tanpa keterangan. Tanpa hubungan.
Bau gandasuli memenuhi paru-paru.
Membanjir ke dalam urat-urat darah.
Bahkan lalu menjaid daging.
Ya, Allah, apakah aku mati sambil berdiri?
Membanjir ke dalam urat-urat darah.
Bahkan lalu menjaid daging.
Ya, Allah, apakah aku mati sambil berdiri?
Cahaya bulan dan bintang-bintang
jatuh ke pohon-pohon yang sekadar pohon.
Serangga malam kembali bersuara sekadar suara.
Tidak ada apa-apa. Tidak ada apa-apa.
Tidak mengapa. Tidak bagaimana.
Sedetik dan seabad apa bedanya.
jatuh ke pohon-pohon yang sekadar pohon.
Serangga malam kembali bersuara sekadar suara.
Tidak ada apa-apa. Tidak ada apa-apa.
Tidak mengapa. Tidak bagaimana.
Sedetik dan seabad apa bedanya.
Tiba-tiba
dari kegelapan rumpun pohon-pohon jati emas
menyebar bau tembakau yang wangi.
Lalu aku lihat kilatan kacamata.
Lalu kilatan senyum dengan gigi-gigi putih.
Dan kemudian muncul dari kegelapan
sosok tubuh yang gagah berpeci hitam
dan mantel malam berwarna cokelat tua.
Ayahandaku, paduka muncul tak terduga!
dari kegelapan rumpun pohon-pohon jati emas
menyebar bau tembakau yang wangi.
Lalu aku lihat kilatan kacamata.
Lalu kilatan senyum dengan gigi-gigi putih.
Dan kemudian muncul dari kegelapan
sosok tubuh yang gagah berpeci hitam
dan mantel malam berwarna cokelat tua.
Ayahandaku, paduka muncul tak terduga!
Apakah arti kehadiran Anda ini?
Apakah batas antara hidup dan mati
menjadi tipis karena cahaya rembulan?
Aku tidak mengharapkan pertemuan ini.
Aku ikhlaskan Anda istirah
di ranjang buaian kematian Anda.
Kini, apakah yang akan Anda katakan?
Apakah batas antara hidup dan mati
menjadi tipis karena cahaya rembulan?
Aku tidak mengharapkan pertemuan ini.
Aku ikhlaskan Anda istirah
di ranjang buaian kematian Anda.
Kini, apakah yang akan Anda katakan?
Tanpa harapan. Tanpa keinginan.
Aku berdiri terpaku di bumi.
Apakah sebenarnya aku sudah mati?
Dan kini menjadi sebatang gandasuli?
Aku berdiri terpaku di bumi.
Apakah sebenarnya aku sudah mati?
Dan kini menjadi sebatang gandasuli?
.
Contoh 3:
PERISTIWA
Mataku
terkapar ke tengah pintu dekat mimbar
Sorot lampu
samping pilar
Dan aula
yang tenang
Di tengah
terbaring jenazah
Berpagar
beranda bunga
Dan
panji-panji Mahajaya
Malam makin
tenang saja
Di benakku
suara: hingar sekretariat negara
Sejenak
tenang, langkah riuh berderap
Silang siur
dengan kapal terbang
Gardu dan
pagar-pagar besi gempar sekali
Kegaduhan
dan sepatu duri berlari
Kemudian
mataku hinggap ke jenazah
dekat
kesamaran gerombol mahasiswa
terpacak
bendera
Di ujung
bangku tegak pekur para mahasiswa
di lengannya
pita hitam dan selampai
Dari
celah-celah mereka, kulirik kertas putih,
tertulis
nama : Arief Rahman Hakim
Malam tambah
jauh dan makin tua
Tiba-tiba di
belakangku muncul mahasiswa
dengan ragu
bertanya : “Bapak siapa?”
Wartawan
atau alat negara?
Dengan sigap
kujawab : “Saya penyair yang turut ambil bagian dalam demonstrasi tadi pagi!”
Di jalan
pulang ke Timur,
desah
gerimis mulai turun
Aku tunduk melangkah
dan melangkah
Lama baru
sadar kemeja telah basah
Kutatap
belakang jauhan tampak gedung-gedung salemba
Nun aula
Universitas Indonesia
Tempat
upacara duka
Terbaring
putra tanah air
Menanti
kupahat dalam puisi
-------------------------------------------------------------------------
PUISI LIRIK
Pengertian
Puisi Lirik
Puisi Lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya
dengan segala macam endapan pengalaman, sikap maupun suasana batin yang
melingkupinya
CONTOH PUISI LIRIK
Contoh
1 :
Narcissus
Karya: Sapardi Djoko Damono
Karya: Sapardi Djoko Damono
pandangmu hening di permukaan telaga dan rindumu dalam
tetapi jangan saja kita bercinta
jangan saja aku mencapaimu dan kau padaku menjelma
atau tunggu sampai angin melepaskan selembar daun
dan jatuh di telaga: panndangmu berpendar, bukan?
cemaskah aku kalau nanti air hening kembali?
cemaskah aku kalau gugur daun demi daun lagi?
Contoh 2:
Cinta yang Tenang
Karya: Candra Malik
Cinta kita tak berkobar-kobar,Karya: Candra Malik
.
kita api yang tenang.
Rindu kita tak lantas membakar,
kita api yang tenang.
Lembut tapi menghangatkan,
kecil tapi dipertahankan,
redup tapi melegakan,
pelita bagi kegelapan.
Cinta dan rindu, kau dan aku:
dua yang telah menjadi satu.
Cinta dan rindu, kau dan aku:
bukan bara yang menjadi abu.
Contoh 3:
Kakawin Kawin
Karya: WS Rendra
Karya: WS Rendra
Aku datang. Aku datang
kepadamu.
Dengan pakian pengantin.
Kujemput kau ke rumahmu
dan ku bawa ke gereja.
Dengan pakian pengantin.
Kujemput kau ke rumahmu
dan ku bawa ke gereja.
Aku datang. Aku datang
kepadamu.
Ku baca ke langit beledu.
Fajar pertama kau wanita
kusingkap padamu dengan perkasa.
Ku baca ke langit beledu.
Fajar pertama kau wanita
kusingkap padamu dengan perkasa.
Maka hujan pun turun
karena huja adalah rahmat
da rahmat adalah bagi pengantin.
Angin jantan yang deras
menggosoki sekujur badan bumi
menyapu segala nasib yang malang.
Pohon-pohonan membungkuk
segala membungkuk bagi rahmat
dan rahmat hari ini
adalah bagi pengantin.
karena huja adalah rahmat
da rahmat adalah bagi pengantin.
Angin jantan yang deras
menggosoki sekujur badan bumi
menyapu segala nasib yang malang.
Pohon-pohonan membungkuk
segala membungkuk bagi rahmat
dan rahmat hari ini
adalah bagi pengantin.
Aku datang. Aku datang padamu.
Dan hujan membersihkan jalanan.
Kuketuk pintu rumahmu
dan rahmat sarat dalam tanganku.
Kau gemetar menungguku
dengan baju pengantin hijau
dan sanggulmu penuh bunga.
Permata-permata yang gemerlapan di tubuhmu
bagai hatimu yang berdebar-debar
gemerlapan
menunggu kedatanganku.
Dan hujan membersihkan jalanan.
Kuketuk pintu rumahmu
dan rahmat sarat dalam tanganku.
Kau gemetar menungguku
dengan baju pengantin hijau
dan sanggulmu penuh bunga.
Permata-permata yang gemerlapan di tubuhmu
bagai hatimu yang berdebar-debar
gemerlapan
menunggu kedatanganku.
------------------------------------------------------------------------
PUISI DESKRIPTIF
Pengertian
Puisi Deskriptif
Puisi
deskriptif itu sendiri adalah sebuah puisi yang menggambarkan objek tertentu -
apakah itu orang, tempat, atau atmosfer-secara mendalam. Karakteristik atau
karakteristik puisi itu mirip dengan karakteristik atau karakteristik yang
terkandung dalam deskripsi dan deskripsi.
CONTOH PUISI DESKRIPTIF
Contoh
1 :
Puisi Tentang Si Gadis Sendu
Menawan
Saat aku menatapnya
Matanya yang sayu itu
Bagaikan angin sepoi yang menyentuh kulit yang berkeringat
Mungkin yang awam mengira bahwa itu adalah mata tanda lelah
Namun bagiku tak
Bagiku
Mata sayu itu alami apa adanya
Mata sayu yang ia punya itu
Telah menawan perasaanku
sehingga rasa ini tidak sungkan
Untuk mencuri mata sayunya dan membawanya ke alam mimpi
Contoh
2 :
Buat Bakri+Bunda
Senja di
desa-desa
Antara kampung-kampung
dan matahari dijunjung
gadis-gadis remaja:
Periuk bundar-bundar
tanah liat terbakar
tempaan tukang tua
matahari senja.
Antara sumber air
dan gerbang perkampungan
terlena jalan pasir
pulang dari pancuran
gadis-gadis remaja
Bulan di kepalanya
Antara kampung-kampung
dan matahari dijunjung
gadis-gadis remaja:
Periuk bundar-bundar
tanah liat terbakar
tempaan tukang tua
matahari senja.
Antara sumber air
dan gerbang perkampungan
terlena jalan pasir
pulang dari pancuran
gadis-gadis remaja
Bulan di kepalanya
Contoh
3 :
DI NEGERI AMPLOP
Oleh : (Gus Mus)
Aladin menyembunyikan lampu wasiatnya “malu”
Samson tersipu – sipu, rambut keramatnya ditutupi topi “rapi – rapi”
David coverfil dan rudini bersembunyi “rendah diri”
Entah, andai Nabi Musa bersedia datang membawa tongkatnya
Amplop – amplop di negeri amplop mengatur dengan teratur
Hal – hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal – hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop – amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang – orang biasa
Amplop – amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negri amplop, amplop – amplop mengamplopi apa saja dan siapa
saja.
------oooOooo------
No comments:
Post a Comment