Naskah Drama 6 Orang Tokoh
BAWANG MERAH DAN
BAWANG PUTIH
Jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal
sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis remaja yang
bernama Bawang Putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah Bawang
Putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu
hari ibu Bawang Putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih
sangat berduka demikian pula ayahnya.
Bawang Putih : “ Ayah, mengapa ibu
pergi meninggalkan kita begitu cepat?
Ayah : “ Ini memang sudah takdirnya, nak
! “
Bawang Putih : “ Ya, sudah lah,
yah !”
Ayah : “ Ya, anakku yang sudah biarkah
sudah”
Di desa itu tinggal seorang janda yang
memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak Ibu Bawang Putih meninggal ibu
Bawang Merah sering berkunjung kerumah Bawang Putih. Dia sering membawakan
makanan, membantu bawang putih membereskan rumah, atau hanya menemani Bawang
Putih dan ayahnya ngobrol
Ibu Bawang Merah : “ Bawang Putih, ini
ada sedikit makanan untukmu”
Bawang Putih : “ Terima kasih bu ! “
Ibu Bawang Merah : “ Ya, sama-sama, ya
udah ibu pulang dulu, ya ! “
Ayah : “ Oh, ya salam buat Bawang Merah
ya !
Ibu Bawang Merah : “ Iya! “
Pada akhirnya ayah Bawang Putih berfikir bahwa
mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu bawang merah. Dengan
pertimbangan dari bawang putih, maka ayah ayah bawang putih menikah dengan ibu
bawang merah
Ayah : “ Bawang Putih jika ayah menikah
dengan ibu Bawang Merah kamu setuju apa, gak ? “
Bawang Putih : “ Aku setuju ayah “
Ayah : “ Baiklah kalau begitu,
bagaimana denganmu Bawang Merah?
Bawang Merah : “ Aku setuju, Ya kan bu ? “
Ibu Bawang
Merah : “ Ya! “
Awalnya ibu
bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawag putih . Namun lama
kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang Putih
dan kerap memberinya pekerjaan yang berat jika ayah bawang putih sedang
berdagang. Tentu saja Ayah Bawamg Putih tidak tahu karena Bawang Putih tidak
pernah menceritakannya
Ibu :
“ Putih kamu harus mengepel, cuci piring, dan semua pekerjaan rumah harus kamu
selesaikan “
Bawang
Putih : “ Baiklah ibu ! “
Bawang
Merah : “ Putih kamu harus membersihkan kamarku yang berantakan “
Bawang
Putih : “ Iya…..ya kak
Suatu hari
ayah Bawang Putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia
Ayah :
“Bawang Putih sepertinya ayah sudah tidak kuat lagi karena penyakit ayah yang
hampir menyebr keseluruh tubuh ayah”
Bawang
Putih :” Ayah Putih mohon ayah jangan tinggalin putih yah!”
Ayah : “
Nak jikalau ayah pergi baik2 ya, nak ! “
Bawang
Putih : “ Ya, ayah ! “
Ayah : “
Bu, aku titip putih ya ? “
Ibu Bawang
Merah : “ Ya, ayah ! “
Bawang
Putih : “ a…..yah……., jangan tinggalin putih, yah” (menangis )
Sejak saat
itu Bawang Merah dan ibunya semakin berkuasa dan semna-mena terhadap Bawang
Putih hampir tidak pernah beristirahat.
Ibu : ” Putih
kamu harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan
untuk saya dan bawang putih, kemudian kamu harus memberi makan ternak,
menyirami kebun, dan mencuci baju ke sungai, lalu kamu harus menyetrika, dan
membereskan rumah, mengerti ! “
Bawang
Putih : “ mengerti, ibu ! “
Namun Bawang
Putih selalu melakukan pekerjaaannya dengan gembira, karena ia berharap suatu
saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri. Pagi itu
seperti biasa Bawang Putih membawa Bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di
sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan
kecil yang biasa dilaluinya
Bawang
Putih :
Hari itu
cuaca sangat cerah. Bawang Putih segera mencuci semua pakaian kotor yang
dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang Putih tidak menyadari bahwa salah
satu baju ibu tirinya hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah
baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu. Bawang Putih mencoba
menyusuri sungai untuk mencarinya
Bawang
Putih : “ Aku harus bisa menemukan baju ibu karena itu adalah baju
kesayangan ibu
Namun
Bawang Putih tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali kerumah
dan menceritakan kepada ibunya
Bawang
Putih : “ Bu Maafkan Putih baju ibu hanyut terbawa
arus”
Ibu : “ Apa…..Dasar ceroboh. Aku tidak mau tahu, pokoknya
kamu harus mencari baju itu ! dan jangan berani pulang ke rumah kalau kamu belum
menemukannya , mengerti ?
Bawang putih
terpaksa menuruti keinginan ibu tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya
mencuci tadi. Matahari mulai meninggi, namun Bawang Putih belum juga
menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya dengan teliti diperiksanya setiap
juluran akar yang menjorok ke sungai siapa tahu baju ibunya tersangkut disana.
Setelah matahari sudah condong kebarat, Bawang Putih melihat seorang ibu yang
hendak pergi ke pasar
Bawang
Putih : “ Bi…..bi…bi ! “
Bibi :
“ Ya, nak ada apa ? “
Bawang
Putih : “ Bibi, apakah bibi melihat baju merah yang hanyut lewat
sini ?, karena saya harus menemukannya dan membawanya pulang “
Bibi :
“ Ya, tadi saya lihat nak, kalu kamu mengejarnya cepat2 mungkin kau bisa menemukannya”
Bawang
Putih : “ Baiklah bibi, terimakasih!“
Bibi : “ sama2, nak
Hari sudah
mulai gelap, bawang putih mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba. Dari
kejauhan Nampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk tepi sungai. Bawang
Putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya
Bawang
Putih : “ Permisi……..! “
Nenek :
“ Siapa kamu, nak ? “
Bawang
Putih : “ Saya Bawang Putih, nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu
saya yang
hanyut
dan sekarang kemalaman, bolehkah saya tinggal disini
malam ini ? “
Nenek :
“ Ya, tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai
baju itu, baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemeniku
disini selama seminggu, sudah lama aku tidak ngobrol dengan siapapun
bagaimana ?
Bawang Putih : “ Baiklah nek, saya akan menemani
nenek selama seminggu, asalkan nenektidak bosan saja denganku “
Selama
seminggu Bawang Putih tinggal bersama dengan nenek itu. Setiap hari Bawang
Putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek merasa
senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu nenekpun memanggil Bawang Putih
Nenek :
“ Nak, sudah seminggu kau tinggal disini dan aku senang karena
kau anak yang rajin dan berbakti.
Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju pulang, dan
satu lagi kau boleh memilih salah satu dari labu kuning ini sebagai hadiah ! “
Bawang
Putih : “ Tidak usah,nek !
Nenek :
“ Ayolah, Bawang Putih
Bawang
Putih : “ Ya, sudah Putih memilih yang kecil ya, nek
Nenek :
“ Mengapa kamu memilih yang kecil ? “
Bawang
Putih : “ Saya takut tidak kuat membawa yang besar, nek !
Nenek :
( tersenyum )
Sesampainya
di rumah, Bawang Putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya
Bawang
Putih : “ Ibu, ini Bajunya”
Ibu :
“ Ya sudah sana pergi”
Bawang
Putih : “ Baik, bu! “
Bawang
Putihpun pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya, alangkah terkejutnya
Bawang Putih ketika labu yang terbelah berisi emas permata yang sangat banyak
Bawang
Putih : “ Hah, emas. Ibu aku dapat emas permata bu ! “
Bawang merah
dan ibunyapun langsung merebut emas dan Permata tersebut
Bawang
Merah : “ Heh, gembel kamu dapat emas dan permata ini dari mana ?”
Ibu : “ Ya, dari mana ? “
Bawang
Putih : “ aku mendapat emas permata ini dari……”
Bawang
Merah : “ Dari mana ? “
Bawang
Putih : “ Waktu itu aku mencari baju ibu hanyut terbawa arus,
kemudian kemalaman menginap di rumah nenek pinggir sungai, dan aku
disuruh untuk menemani selama seminggu, setelah genap seminggu aku diberi
hadiah ini “
Setelah
mendengar cerita BawangPutih, Bawang merahpun berencana untuk melakukan hal
yang sama tapi kali ini Bawang Merah yang akan melakukannya.
Ibu :
“ Bawang Merah kamu harus melakukan apa yang dilakukan oleh anak sialan itu”
Bawang
Merah : “ Baiklah ibu! “
Ibu : “
Kalau begitu, besok pagi kamu harus pergi ke sungai “
Bawang
Merah : “ Baik bu ! “
Keesokan
harinya Bawang Merahpun menghanyutkan bajunya ke sungai, setelah itu dia sampai
di rumah nenek
Bawang
Merah : “ Nek, neek tau atau tidak baju yang hanyut tadi !”
Nenek : “ Nenek tau, tapi amu harus menginap disini selama
seminggu”
Bawang Merah : “Baiklah ! “
Selama semi
nggu itu Bawang Merah selalu bermalas-malasan, kalu ada yang dikerjakan pasti
hasilnya tidak bagus karena dikerjakan dg asal-asalan. Akhirnya setelah
seminggu nenek membolehkan bawang merah pulang
Bawang
Merah : “ Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah
karena menemanimu selama seminggu ?”
Nenek : “ Ya, sudah silahkan kamu memilih salah satu dari
labu ini !”
Bawang
Merah : ( mengambil yang besar, langsung pergi )
Sesampainya
di rumah Bawang Merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan
labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih minta bagian, mereka menyuruh
bawang putih untuk pergi ke sungai
Ibu : “
Putih sana pergi ke sungai cuci baju-baju yang
kotor
Bawang Putih : “ Baiklah, bu ! “
Setelah
Bawang Purih pergi mereka membelah labu tersebut, tapi ternyata yang keluar
bukan emas melainkan binatang berbisa seperti ular. Binatang itu langsung
menyerang Bawang Merah dan Ibunya hingga tewas
Bawang Merah
dan Ibu : “ a………..a………a..a…a.a……! “
Itulah
balasan bagi orang yang serakah
SELESAI ……..!
Lihat Juga :
Naskah Drama 8 Orang "BAYANGAN DI MALAM GELAP"
Naskah Drama 8 Orang "SITI NURBAYA" (Cerita Rakyat)
Naskah Drama 7 Orang "MISTERI KAKEK WIDODO"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENGINAPAN 66"
Naskah Drama 6 Orang "LEGENDA POHON BERINGIN"
Naskah Drama 6 Orang "KISAH TELAGA WARNA"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENCURI BUKU"
Naskah Drama 3 Orang "PELANGI PUTIH ABU"
Naskah Drama 7 Orang "KARMA SEORANG TEMAN"
Naskah Drama Humor 2 Orang "BECAK DILARANG MASUK !"
Naskah Drama 7 Orang "CERMIN KEHIDUPAN REMAJA"
Naskah Drama 12 Babak "AKU DAN KEHIDUPANKU"
No comments:
Post a Comment