Dahulu, di
Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab
dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan
putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri
tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah
seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur
dan tenteram.
Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai
kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar
terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan
pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang
penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif
dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari
jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun
belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada
seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.
“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana
caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.
“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi
putri Baginda,” jawab peramal itu.
“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata
sang Raja yang segera kembali ke istana.
Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang
diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja
kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.
“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.
“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini
akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal
itu?” sang Raja balik bertanya.
“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua
masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.
Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah
mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas.
Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.
“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan
Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.
Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri
itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat
doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya.
Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.
“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang
gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri
Kemarau.
Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada
ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang
menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera
mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.
“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika
ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam
laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita
semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.
Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan,
tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat
duduknya lalu berkata.
“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat
negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.
Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin
anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.
“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan
meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.
Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak
dapat dibendung lagi.
“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri
ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”
Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya,
sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung
tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.
“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.
Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua
pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan
keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan
terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir
menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat,
seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi
pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.
Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu
sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan
putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh
rakyatnya.
Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing
laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa
terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya
kembali ke tebing laut.
“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah purimu di sana!” demikian pesan
suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing
itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah
karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang
Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban
demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di
tengah laut itu.
“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput
sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja
akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau
menjadi ratu di negeri itu. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya
pun hidup makmur dan sejahtera.
Selesai
===========================================
CERITA PUTRI KEMBANG DADAR
Asal Cerita : Palembang, Sumatera Selatan
Ribuan
tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan
besar, telah berdiri
kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah
kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu
perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja
keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir
terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan,
sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah
memimpin sebuah rapat, tampak jelas ada
masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah
betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri
dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan, para prajurit tengah berbaris siap untuk
menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja dengah penampilan yang sangat perkasa,
sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para
prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan
kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya
yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah
dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan
kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap
tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu
setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota
Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit
pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju
atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan
pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja
Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja
tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit,
serta panglimanya juga hadir pada waktu
itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda
yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka
datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan
pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu,
sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan
teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu,
sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan
itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah
bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak
belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera
mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka
merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu,
jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu
mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan
memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir,
dengan segera ia memberikan tanda
penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan
penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka
pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka
segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya
mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan
dari arah kanan mereka, sehingga dengan
sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak
terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga
pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan
kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan
kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir
sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir,
sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami
suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar
dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena
mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim
juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu
kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan
selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para
prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam
seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi
tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang
cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia
hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan
nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan,
banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah
diantara kalian yang akan sanggup untuk
memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani
menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada
semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak
kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya
kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum
mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di
izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat
penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk
menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang
disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum
dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan
Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu
pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya
adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara
yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah
ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak
kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara
hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang
perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh
kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan suara yang merdu, sehingga membuat kagum para
hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa
yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu,
tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir terkagum-kagum, mereka memandangi Putri
Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya
didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian
anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh
para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya
menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia berjalan
dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana
Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri
Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari
kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran
istana.
Tentu saja penyamaran ini dia
lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia
menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat
itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa ada seorang pedagang sayur yang begitu
cantiknya,”Prajurit kau panggil wanita
itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu
mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar, yang menyamar sebagai seorang pedagang
sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya
merasa dan berkata dalam hatinya, bahwa
Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini
perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu,
ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana
sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona,
tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang
cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit
berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga
merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang
sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan
rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika
sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba
kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita
punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi
suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa
Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan
Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias
raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki
Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja
jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang
ada di kerajaan ini, yang dapat
menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun
dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang
layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa
terpesona melihatnya.
Disaat itulah muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak bukan kepalang, ketika ia melihat Putri Kembang Dadar, kecantikan itu kini juga disaksikan oleh
semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah
perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili
oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat
ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian
ini adalah sebagai permaisurinya. Ia
adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua
penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah
menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena
itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara
rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja
Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu
meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan
keadaan yang terjadi.
Belum
prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di
istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus
menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku
tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang
kini menjadi seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga
dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya
suatu permusuhan diantara kedua kerajaan
ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar
dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan
satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada
di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi
terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi
senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini
bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di
undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan
para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.
Ribuan
tahun yang lalu sebelum berdiri kerajaan
besar, telah berdiri
kerajaan-kerajaan kecil, yang memiliki rajanya masing-masing.
Salah satu kerajaan itu adalah
kerajaan Hulu, juga berdirinya kerajaan yang dinamakan kerajaan Hilir.
Diantara kerajaan ini terjadi suatu
perselisihan, sehingga tampaknya tak pernah damai diantara keduanya, ada saja
keributan yang terjadi diantara mereka.
Disebuah pendopo kerajaan Hilir
terlihat bersama-sama dengan para penggawanya dan juga para prajurit kerajaan,
sepertinya tengah mengadakan rapat.
Sepertinya raja Hilir tengah
memimpin sebuah rapat, tampak jelas ada
masalah yang penting tengah mereka bahas.
“Apakah persiapan pasukan sudah
betul-betul handal?” tanya raja Hilir yang sedang memimpin rapat tersebut.
Seorang Panglima kerajaan berdiri
dengan gagahnya,”baginda Raja, pasukan sudah siap untuk berangkat.”
Di luar, dihalaman kerajaan, para prajurit tengah berbaris siap untuk
menerima suatu perintah dari raja mereka , yaitu dari raja Hilir.
Keluarlah Sang Raja dengah penampilan yang sangat perkasa,
sembari ia memperhatikan pada semua yang ada, disaat itu ia berkata,”para
prajurit sekalian, saya harapkan tugas kalian kali ini untuk mengalahkan
kerajaan Hulu itu akan berhasil.” Perintah raja Hilir pada semua prajuritnya
yang hadir.
Setelah mereka mendengarkan perintah
dan seruan itu, mereka berangkat dengan penuh semangat sekali.
Pasukan
kerajaan Hilir berangkat dengan menggunakan perahu yang besar, kini setiap
tahun sekali bentuk perahu ini di meriahkan dengan cara lomba bidar.Yaitu
setiap pada hari kemerdekaan republik Indonesia atau hari ulang tahun kota
Palembang. Disebut perahu Bidar.
Di kerajaan Hulu, seorang prajurit
pengintai dengan sangat tergesa-gesa berlari-lari. Sepertinya ia akan menuju
atau menghadap raja Hulu yang tengah berada di ruang kumpul istana raja.
“Raja yang mulia, terlihat rombongan
pasukan datang kemari,”ungkap prajurit itu ketika ia berada di hadapan raja
Hulu.
Dimana pada saat itu Sang raja
tengah mengadakan rapat, karena terlihat semua para penggawa dan juga prajurit,
serta panglimanya juga hadir pada waktu
itu.
Raja Hulu hanya tersenyum, raja muda
yang perkasa itu terdiam sembari ia berkata,”persiapkan pasukan, tunggu mereka
datang di perbatasan kerajaan, lalu habisi mereka.”
Ternyata benar bahwa kedatangan
pasukan kerajaan Hilir itu, sesungguhnya sudah di ketahui oleh Raja Hulu,
sehingga mereka telah mempersiapkan untuk penyambutan kedatangan mereka.
Terdengar dengan lantang seruan dan
teriakan, suatu aba-aba penyerangan yang di perintahkan oleh Raja Hulu,
sepertinya pasukan Raja Hilir mendengar seruan itu dari arah kiri mereka.
“Kudengar dengan jelas bahwa pasukan
itu datang dari arah kiri, ungkap pimpinan pasukan kerajaan Hilir.
Disisi lain pasukan prajurit kerajaan Hulu tengah
bersiap-siap akan menyerang, sambil mereka mengendap-endap dibalik semak
belukar itu, yang tepat berada di belakang mereka.
“Aku mendengar langkah yang segera
mendekat,”ungkap pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir.
Mereka
merasa yakin bahwa mereka sudah di dekati oleh pasukan dari kerajaan Hulu,
jelas menurut mereka itu datang dari sebelah kiri mereka, oleh karena itu
mereka tengah mempersiapkan untuk melakukan penyerangan.
“Serang.......kawan-kawan, saya akan
memberikan tanda lemparan keatas,”seru pemimpin pasukan dari kerajaan Hilir,
dengan segera ia memberikan tanda
penyerangan.
Serentak saja mereka melakukan
penyerangan itu sesuai dengan petunjuk yang disampaikan oleh pemimpin mereka
pada waktu itu. Segera saja mereka melakukan penyerangan itu.
Hanya dengan satu teriakan mereka
segera melakukannya, namun serangan itu dilakukan betapa sangat terkejutnya
mereka bahwa , penyerangan itu sangat sia-sia sekali.
Disaat itulah munculnya serangan
dari arah kanan mereka, sehingga dengan
sangat kacau balaunya, pasukan Hilir jadi berantakan, sangat tidak
terduga sekali bahwa serangan itu akan datang dari sebalah kanan itu, sehingga
pasukan kerajaan Hilir tak dapat berbuat apa-apa lagi.
Usai perang itu, pemimpin pasukan
kerajaan Hulu, hanya dengan mengambil potongan kepala dari pimpinan pasukan
kerajaan Hilir saja, hal itu sebagai bukti nyata bahwa pasukan kerajaan Hilir
sudah takluk.
Dari pihak kerajaan Hilir,
sepertinya sudah mengetahui bahwa prajuritnya yang mereka kirim itu mengalami
suatu kekalahan, Raja merasa ini suatu kekalahan yang besar.
Sepertinya raja Hilir marah besar
dengan kekalahan ini, ia menjadi merah padam, bertambah berang hatinya, karena
mengalami kekalahan ini, ia juga tahu bahwa pimpinan pasukan yang dia kirim
juga mati terbunuh.
“Sekarang ingatlah, ini adalah suatu
kekalahan yang besar bagi kita, kita harus pikirkan apa yang harus kita lakukan
selanjutnya,” seru Raja Hilir.
Para
prajurit dan juga para pemimpin, dan juga penasehat Raja disaat itu hanya diam
seribu bahasa, mereka tanpa ada suara yang terdengar, mereka hanya pandangi
tindak tanduk yang dilakukan Raja.
Pada saat itu, seorang putri yang
cantik jelita, tengah memperhatikan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ia
hadir pada saat itu.
Putri ini sering dipanggil dengan
nama Putri Kembang Dadar, kecantikannya sangat terkenal dipenjuru kerajaan,
banyak para raja yang tertarik akan kecantikannya.
Sesaat Raja mengatakan, “adakah
diantara kalian yang akan sanggup untuk
memimpin pasukan, hal ini bukan kita takuti tapi harus kita lawan.”
Namun tak seorangpun ada yang berani
menyatakan pendapatnya, mereka hanya diam.
Raja memandang pada semua arah, pada
semua yang hadir pada waktu itu, sehingga ia tertuju pada anak
kesayanganya,”wahai anaku, apakah ada pendapatmu tentang kejadian ini, sepertinya
kau tampak tenang, tanpa terlihat gelisah apalagi takut.”
Putri Kembang Dadar hanya tersenyum
mendengar seruan dari orang tuanya itu, sembari ia berkata,”ayah handa ,jika di
izinkan ananda mau berpendapat, tentang persoalan ini.”
Raja memandangnya dengan sangat
penuh perhatian sekali, ia pandangi anak kesayangan itu,”silahkan ananda untuk
menyatakan pendapatnya, siapa saja yang akan mengajukan pendapatnya.
Mendengar dari ucapan yang
disampaikan oleh orang tuanya itu, Putri Kembang Dadar merasa lega, ia senyum
dengan lantang ia mengatakan, “ayah izinkan aku untuk berangkat menuju kerajaan
Hulu, ananda tak akan pulang jika ananda tidak berhasil.”
Suatu
pernyataan yang tak terduga dari suara anak kesayanganya itu, apalagi anaknya
adalah seorang putri , seakan ia tak percaya itu keluar dari hati dan suara
yang keluar seorang yang cantik jelita seperti anaknya itu.
“Tidakah ananda sadar apa yang telah di sampaikan ini, apakah
ini suara dari lubuk hati yang paling dalam,”ungkap Raja Hilir kepada anak
kesayanganya itu.
Mendengar itu, Raja dari suara
hatinya berbisik, betapa berani anaknya ini, tidak perduli bahwa dia seorang
perempuan, tak sedikit pun terlihat bahwa ada rasa takut di raut wajahnya.
“Ini aku sampaikan dengan penuh
kesadaran, aku sudah bulat tekatku,” ungkap Putri Kembang Dadar , dengan suara yang merdu, sehingga membuat kagum para
hadirin yang ada dalam ruang .
Raja Hilir merasa sangat yakin, apa
yang telah disampaikan oleh anaknya itu,”anaku jika itu sudah menjadi tekatmu,
tak dapat aku mengahalanginya, aku hanya berdoa kau akan berhasil nantinya.”
Semua yang hadir terkagum-kagum, mereka memandangi Putri
Kembang Dadar , yang berangkat meninggalkan kerajaan Hilir, yang hanya
didampingi dengan beberapa orang saja.
Raja Hilir hanya memandang kepergian
anaknya, ia tak menduga sama sekali bahwa anaknya yang akan pergi untuk menyelidik, hal itu juga di iringi oleh
para penggawa kerajaan, serta juga disaksikan oleh rakyatnya.
Putri Kembang Dadar Hanya
menggunakan pakaian layaknya seorang rakyat biasa saja.Ia berjalan
dengan gemulainya, mendekati keramaian, ini berada di sekitar istana
Raja Hulu.
Walaupun demikian keberadaan Putri
Kembang Dadar itu, tetap saja di awasi oleh para prajurit kerajaan dari
kejauhan, ia menyamar sebagai seorang penjual sayuran yang berada di pinggiran
istana.
Tentu saja penyamaran ini dia
lakukan agar melihat dengan dekat wajah Raja Hulu, tentu saja meskipun ia
menyamar sebagai seorang tukang sayur, kecantikanya tak dapat di sembunyikan.
Disaat
itu Raja Hulu yang tampan dan muda belia, sekilas ia memandang bahwa ada seorang pedagang sayur yang begitu
cantiknya,”Prajurit kau panggil wanita
itu, bawa dia kemari!”
Tanpa banyak bicara prajurit itu
mendakati pedagang , yang tiada lain itu adalah Putri Kembang Dadar, yang menyamar sebagai seorang pedagang
sayuran.
Putri Kembang Dadar tahu, ia hanya
merasa dan berkata dalam hatinya, bahwa
Raja Hulu ternyata adalah seorang yang tampan. Tetapi di juga sadar bahwa ini
perangkapnya sudah kena.
Bukan main terpesonanya Raja Hulu,
ia hanya berkata dalam hatinya, begitu cantiknya wanita ini, “kau ikut keistana
sekarang juga, kau adalah layak jadi seorang permaisuri saja.”
Ternyata bukan hanya Raja yang terpesona,
tetapi beberapa pengikutnya, spertinya sadar bahwa benar bahwa wanita itu memang
cantik sekali, tidak salah Raja kita memilih wanita ini, seorang prajurit
berbisik lembut.
Bukan itu saja tetapi Sang Raja juga
merasa, bahwa menurut hatinya , wanita ini adalah benar bahwa dia bukan orang
sembarang, tapi seorang putri yang datang dari langit.
Segera saja raja berserta dengan
rombongan dengan memboyong Putri Kembang Dadar ke istana Raja Hulu. Ketika
sampai di istana, Raja segera memanggil dayang-dayang,”Hei dayang-dayang ,coba
kau ganti pakaian wanita ini lalu kau berikan ia pakaian yang terbaik yang kita
punya.Jika tidak ada kau cari di penjuru kerajaan, bila perlu kau beli keluar.
Sehingga di istana tampak terjadi
suatu kesibukan yang mendadak, para prajurit, juga rakyat tersebar sudah bahwa
Raja mereka telah menemukan seorang putri yang cantik jelita.
Pesan
Raja yang disampaikan itu, menjadi suatu kesibukan bagi dayang-dayang, penghias
raja itu, menjadi terpesona, ketika ia melihat wanita itu , ia juga ikut kagum
dengan kecantikan yang di miliki
Putri Kembang Dadar itu, sehingga tanpa sadar dayang itu berkata,”pantas raja
jadi bersemangat, kecantikan wanita ini luar biasa, tak satupun ada gadis yang
ada di kerajaan ini, yang dapat
menandingi kecantikannya.”
Ketika Putri Kembang Dadar bagun
dari tidur, dan ia dihiasai dengan cantiknya oleh dayang, dengan pakaian yang
layaknya seorang putri dan calon seorang permaisuri, para penggawa
terpesona melihatnya.
Disaat itulah muncul Raja Hulu, tetapi ia tersentak bukan kepalang, ketika ia melihat Putri Kembang Dadar, kecantikan itu kini juga disaksikan oleh
semua orang yang ada. Semua yang hadir terpikat memandangnya.
Raja Hulu berdiri dengan gagah
perkasa, ia memandangi semua prajurit juga para penggawanya, yang juga diwakili
oleh rakyatnya yang menyaksikan perayaan itu.
“Para hadirin yang hadir, mulai saat
ini , kalian telah memiliki seorang putri, wanita yang ada di hadapan kalian
ini adalah sebagai permaisurinya. Ia
adalah yang bernama Putri Kembang Dadar,”jelas Raja Hulu kepada semua
penggawanya, juga pada para prajuritnya, dan rakyatnya yang hadir.
Sejak itu Putri Kembang Dadar telah
menjadi istri dari Raja Hulu, berita ini sudah sampai pada Raja Hilir. Karena
itu dikala Permaisuri Putri Kembang Dadar tengah beristirahat datanglah secara
rahasia seorang utusan dari Raja Hilir.
“Katakan saja, bahwa aku akan segera datang ,”ungkap Permasuri Raja
Hulu itu, yang tida lain adalah Putri Kembang Dadar.
Segera saja prajurit itu
meninggalkan istana raja Hulu, ia segera menuju pulang, untuk melaporkan
keadaan yang terjadi.
Belum
prajurit itu tiba di istananya, tetapi Putri Kembang Dadar sudah berada di
istana orang tuanya, karena ia dapat menghadirkan diri langsung tanpa harus
menggunakan jasat yang menjalani secara kasar seperti manusia biasanya.
“Anaku kau tampak makin cantik, aku
tahu kalau sudah menjadi istrinya Raja Hulu,”tutur Raja Hilir pada anaknya yang
kini menjadi seorang permasuri .
“Ayahanda adalah benar, aku bangga
dengan perkawinan ini, namun aku hanya memohon, agar tidak lagi terjadinya
suatu permusuhan diantara kedua kerajaan
ini,’ungkap Putri Kembang Dadar pada orang tuanya itu.
Pada akhirnya Putri Kembang Dadar
dapat menyatukan kedua kerajaan, sehingga tidak lagi terjadinya permusuhan.
Putri Kembang Dadar, mempersembahkan
satu tubuhnya untuk istana kerajaan Hilir, namun di lain pihak ia tetap berada
di istana kerajaan Hulu, sehingga terjadilah suatu perdamaian, yang tiada lagi
terjadinya perselisihan di antara mereka.
Perdamaian kedua kerajaan menjadi
senangnya para rakyat, karena telah menyatukan dua kerajaan yang selama ini
bermusuhan kini menyatu, sungguh besar pengorbanan yang dia berikan untuk ini.
Hingga kini kadangkala ia sering di
undang oleh para normal secara gaib, itu untuk suatu ritual gaib yang dilakukan
para golongan, para normal yang ada di Sumatera Selatan.
Selesai
==========================================
CERITA SI PAHIT LIDAH
Asal Cerita : Sumatera Selatan
Dahulu
di Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang ada sebuah kerajaan besar. Di
Kerajaan itu hidup seseorang pangeran yang bernama Serunting. la memiliki sifat
iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Pangeran Serunting telah
memiliki istri. lstrinya memiliki seorang adik yang bernama Aria Tebing, yang
kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting.
Serunting
dan Aria Tebing masing-masing memiliki ladang, letak ladang mereka bersebelahan
yang hanya dipisahkan pepohonan. Dan di bawah pepohonan itu tumbuh tanaman
Cendawan. Namun, Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda.
Jika diamati Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh
menjadi logam emas.
Sedangkan
Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Serunting tumbuh menjadi tanaman
parasit tanaman tidak berguna.
Mengetahui
hal tersebut, Serunting menjadi iri hati pada Aria Tebing, setiap hari ia terus
berburuk sangka pada adik iparnya itu, "Cendawan yang menghadap ke ladangku
tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah
ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Aku yakin, Ini pasti
perbuatan Aria Tebing".
Keesokan
harinya, Serunting menghampiri Aria Tebing dengan perasaan dendam dan marah, ia
kemudian mengajak Aria Tebing untuk berduel. "Kau telah berbuat curang
kepadaku! Aku menantangmu untuk berduel esok hari!!" ucap Serunting.
"Tapi,
tapi aku tidak pernah berbuat curang," sahut Aria Tebing. Serunting tidak
memperdulikannya, ia tetap menantangnya untuk berduel. Aria Tebing kebingungan.
la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir,
akhirnya Aria Tebing mendapat ide.
la
kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakak kandungnya yang tak lain
adalah istri dari serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.
"Kak,
beritahukanlah aku rahasia kelemahan suamimu. Aku dalam keadaan terdesak, jika
aku kalah maka aku akan terbunuh," ucap Aria Tebing memohon.
"Maaf
adikku, aku tak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu,"
jawab istri serunting keberatan.
"Percayalah
kak, ini demi adikmu! Jika aku mengetahui kelemahan suamimu, aku tidak akan
membunuhnya," bujuk Aria tebing lagi.
Akhirnya
istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian ia
memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang
bergetar meskipun tak tertiup angin.
Keesokan
harinya, sebelum bertanding, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang
yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Serunting pun akhirnya terluka parah
dan kalah.
Serunting
mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang
kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa
di Guning Siguntang.
Saat
sedang bertapa, ia mendengar suara Hyang Mahameru, "Wahai Serunting! Aku
akan menurunkan ilmu kekuatan gaib kepadamu, apakah kau maul' tanya Hyang
Mahameru.
"Aku
mau kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, aku mau kekuatan itu," jawab
Serunting.
"Tapi,
ada satu syarat yaitu kau harus bertapa di bawah pohon bambu. Setelah tubuhmu
ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka kamu berhasil mendapatkan
kekuatan itu," ucap Hyang Mahameru.
Dua
tahun berlalu, Serunting masih bertapa, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah
menutupinya. Kini ia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari
mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.
Suatu
hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang. Di
perjalanannya, ia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. "Hai pohon tebu,
jadilah Batu," teriaknya lantang. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu
tersebut menjadi batu. Lalu di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk
semua orang yang ia jumpai menjadi batu.
Lama-kelamaan
Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong. Akhirnya orang menjulukinya
dengan nama Si Pahit Lidah. Namun saat Serunting tiba di sebuah Bukit Serut
yang gundul, ia mulai menyadari kesalahannya. Lalu ia mengubah Bukit Serut
menjadi hutan kayu. Dalam sekejap bukit itu berubah menjadi hutan kayu hingga
masyarakat setempat berterima kasih kepadanya karena bukit itu telah menjadi
hutan kayu yang akan menghasilkan hasil kayu yang berlimpah dan dijual di pasar
untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Kemudian
ia melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karang Agung. Serunting melihat
gubuk tua yang dihuni suami-istri yang sudah tua. Serunting mendatangi sepasang
suami istri tua renta itu. Serunting berpura-pura meminta seteguk air minum.
Sepasang
kakek dan nenek itu sangat ramah dan baik hati. Ternyata sudah lama mereka
ingin dikaruniai seorang anak untuk membantu mereka bekerja. Serunting pun
mengabulkannya.
Ketika
melihat ada sehelai rambut yang rontok menempel pada baju sang nenek, Serunting
mengambilnya lalu mengubah rambut itu menjadi seorang bayi. Pasangan tua itu
bahagia dan berterima kasih kepada Serunting.
Serunting
bahagia bisa membantu orang lain. Di sisa perjalanannya, Serunting belajar
untuk membantu dan berusaha menolong orang yang kesulitan. Namun meskipun
kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan untuk membantu orang
yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si
Pahit Lidah.
Pesan
moral dari Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah untukmu adalah manfaatkan ilmu
yang telah kita miliki untuk berbuat baik dan membantu sesama. Hati-hati dalam
berucap karena ucapan kita bisa menyakiti orang lain.
Selesai