10 HAL PENYEBAB PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan Global adalah kejadian meningkatnya
suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi.
Peneliti dari Center for International
Forestry Research (CIFR) menjelaskan bahwa
pemanasan global adalah kejadian terperangkapnya radiasi gelombang
panjang matahari (gelombang panas
atau infra merah) yang dipancarkan ke bumi oleh gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Sedangkan efek rumah kaca adalah
istilah yang digunakan untuk panas yang terperangkap di alam atmosfer
bumi dan tidak
bisa menyebar.
Pemanasan global merupakan suatu fenomena global yang
dipicu oleh kegiatan manusia terutama
yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan tersebut menghasilkan gas-gas
yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di
atmosfer, terutama gas karbon dioksida
(CO2) melalui proses
yang disebut efek rumah kaca.
Istilah Efek rumah kaca (greenhouse
effect) merupakan istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca karena adanya peningkatan suhu bumi akibat
suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer
bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca terjadi
karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda
yang ada di dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak dapat keluar (greenhouse
effect).
10 Penyebab Pemanasan Global
Beberapa penyebab pemanasan global adalah
gaya hidup, pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk
yang tidak teratur, ditambah dengan beragam aktivitas manusia yang adakalanya merusak
lingkungan. Berikut ini diuraikan beberapa penyebab adanya pemanasan global.
1.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca terjadi akibat adanya pembakaran minyak bumi, seperti bahan
bakar batu bara serta pembakaran gas alam. sehingga
hal tersebut menyebabkan adanya
pemanasan yang terpantul tidak diteruskan ke luar
angkasa, tetapi kembali lagi ke bumi, dan gas
yang paling berpengaruh
adalah karbondiokasida.
2.
Polusi Udara
Karena Bahan Bakar
Bahan bakar mesin kendaraan bermotor, seperti
mobil, sepeda motor dan kendaraan lainnya
menghasilkan gas karbondiosida yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa sehingga panas akan mengendap di bumi,
sehingga mengakibatkan bumi semakin panas.
3.
Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini bisa bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun, jika berlebihan, maka akan menjadikan efek terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi. Di atas permukaan bumi, efek rumah kaca bisa terjadi karena sebanyak 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global.
Sebenarnya zat CO2 dibutuhkan dan akan
diserap oleh tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis. Akan tetapi, karena semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat
kadar CO2 di atmosfer tidak terkendali
4.
Penggunaan
CFC Secara Berlebihan
Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai
kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Sekitar tahun 1970 zat-zat kimia
seperti (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon
(HCFC) sudah menyebabkan adanya penipisan lapisan
ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga
bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika
zat tersebut berada
di stratosfer, kemudian
zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin
perusak ozon. Setelah
lapisan ozon
menipis, banyaknya bahaya ultraviolet yang mencapai bumi
bertambah antara lain menyebabkan
perubahan ekosistem, kanker kulit, dan katarak. Pada
zaman sekarang, banyak sekali
kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, dan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat tersebut banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian masyarakat menggunakan CFC dengan jumlah yang banyak, dan hal ini
berlangsung selama bertahun- tahun,
senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk pendingin ruangan
(AC), media pendingin pada lemari
es (kulkas), bahan pelarut,
dan proses pembuatan plastik.
5.
Penggundulan
Hutan
Perusakan hutan akan menyebabkan pemanasan
global, karena hutan memiliki fungsi menyerap gas karbondioksida, dan hutan
merupakan penghasil oksigen. Semakin banyak terjadinya penebangan liar atau penggundulan hutan maka jumlah
karbondioksida akan makin banyak,berkumpul di atmosfer
sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kondisi ini
mempunyai arti bahwa oksigen di bumi akan
semakin berkurang, padahal semua makhluk di bumi memerlukan oksigen, sehingga
dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Penggundulan
hutan atau deforestasi juga menyebabkan kecepatan
perubahan iklim dan menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati. Deforestasi banyak disebabkan karena adanya alih
fungsi hutan, misalnya adanya berbagai komoditas pertanian seperti jagung dan kedelai yang memerlukan lahan
yang tidak sedikit. Terjadinya deforestasi akan menambah buruk pemanasan global karena
hutan sebagai penghasil oksigen dan paru-paru dunia ditebangi dan diganti dengan
komoditas pertanian sehingga menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer
6. Polusi Metana Karena
Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan
Selain karbodiokasida, unsur yang berperan
besar dalam menyebabkan global warming
adalah gas metana. Gas metana yang mempunyai kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer
bumi sampai sekitar 19,5%. Pada kadar yang lebih
tinggi apabila gas metana bercampur dengan udara, dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan. Sektor
pertanian adalah salah satu penyumbang gas metana, yaitu berasal dari pakan ternak yang
umumnya mengandung gas metana.. Gas metana berasal
dari bakteri yang kekurangan oksigen
untuk memecah bahan-bahan organik.. Gas metana mempunyai dampak terhadap pemanasan
global lebih besar dibanding gas karobondioksida. Human
Society International (2014)
dalam
Dzuikhija (2016) menyatakan bahwa dalam jangka waktu 20 tahun, metana memiliki angka GWP (Global Warming
Potential) setidaknya 25 kali lipat dibanding karbondioksida. Artinya, gas metana yang dihasilkan oleh kegiatan hasil
peternakan memiliki dampak yang lebih signifikan dibanding gas
karbondioksida yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar fosil. Sektor peternakan berkontribusi sebanyak 35%-40% dari total keseluruhan gas metana
secara global. Diperkirakan setiap
tahun ada 86 juta ton metana yang dilepaskan ke atmosfer sebagai hasil dari pencernaan hewan ternak. Penghasil
gas metana adalah peternakan sapi, peternakan kambing dan domba. (Dzuikhija 2016)
Kegiatan di sektor peternakan selain menghasilkan gas metana, secara tidak langsung juga bertanggung jawab terhadap
emisi gas karbondioksida. Kegiatan distribusi pakan, ternak, daging,
susu, telur dan produk-produk olahan hasil peternakan membutuhkan bahan bakar fosil yang akan melepas
gas karbondioksida ke atmosfer. Selain itu, perkebunan
jagung dan kedelai yang memerlukan pupuk sehingga
mengakibatkan munculnya pabrik-pabrik pupuk kimia. Dengan adanya pabrik pupuk maka menghasilkan gas rumah kaca yang dilepas
ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil alam distribusi pakan dan komoditas
hasil peternakan, serta emisi
dari pabrik-pabrik pupuk tersebut secara tidak langsung merupakan dampak dari industri peternakan. (Dzuikhija, 2016).
Secara garis besar,
masalah pada sektor peternakan dan lingkungan dapat dibagi menjadi empat
yaitu adanya metana sebagai hasil pencernaan secara biologis pada rumen ternak poligastrik,
emisi gas karbondioksida pada proses distribisi pakan dan komoditas hasil peternakan, deforestasi akibat
pembukaan lahan untuk ditanami komoditas bahan baku pakan ternak, dan emisi
gas rumah kaca oleh pabrik pupuk.
7.
Boros Penggunaan Listrik
Faktor
penyebab pemanasan global yang lainnya adalah
penggunaan listrik yang boros. Pemborosan listrik
membuat cadangan energi
listrik menjadi semakin menipis
karena energi listrik
memerlukan pembakaran batu
bara sehingga meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu sebaiknya
pemakaian listrik digunakan secara efisien sesuai
dengan keperluan agar
tidak menyebabkan pemanasan
global.
8.
Polusi Udara Akibat
Industri Pabrik
Pertumbuhan pembangunan industri, disamping memberikan dampak positif, di sisi lain juga memberikan dampak negatif,
berupa pencemaran udara dan kebisingan, baik yang terjadi di dalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Industri
pabrik menyebabkan banyaknya
asap yang yang dihasilkan, dan dapat mengakibatkan polusi udara yang
akan membuat lingkungan tercemar dan
terjadinya pemanasan global. Zat yang keluar
dari proses industri berupa zat yang berbahaya seperti
Karbon Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa lainnya
yang dapat membahayakan kesehatan alam dan manusia.
Jadi pengoperasian industri berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
10. Sampah Plastik
Menurut penelitian, ketika plastik terkena sinar matahari dan berakibat rusak mengeluarkan gas metana dan etilena. Gas metana alami atau buatan dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim, dan hal ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap hari dihasilkan manusia terutama sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastic juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.
No comments:
Post a Comment