BIOGRAFI JENDRAL SUDIRMAN
Biodata Jendral Sudirman
Nama
|
Soedirman
|
Panggilan Akrab
|
Pak Dirman
|
Dikenal Sebagai
|
Pahlawan Nasional
|
Tempat Lahir
|
Desa Bodas Karanjati, Purbalingga,
Jawa Tengah
|
Tanggal lahir
|
Senin, 24 Januari 1916
|
Warga Negara
|
Indonesia
|
Pendidikan
|
Sekolah Taman Siswa
|
HIK (sekolah guru) Muhammadiyah,
Solo (tidak tamat)
|
|
Pendidikan Militer PETA, Bpgor
|
|
Karir
|
Guru di His Muhammadiyah, Cilacap
|
Komandan Batalyon, Kroya
|
|
Panglima Divisi V Banyumas, dengan
pangkat Kolonel
|
|
Panglima Besar TKR/TNI, dengan
pangkat Jenderal
|
|
Penghargaan
|
Jendral Besar Anumerta Bintang
Lima (1997)
|
Jenderal Besar Anumerta Bintang
Sakti
|
|
Jenderal Besar Anumerta Bintang
Gerilya
|
|
Jenderal Besar Anumerta Bintang
Mahaputra Adipurna
|
|
Jenderal Besar Anumerta Mahaputra
Pratama
|
|
Jenderal Besar Anumerta Bintang
Republik Indonesia Adipradana
|
|
Pahlawan Nasional Indonesia
|
Pada usia yang masih terbilang muda, yakni 31 tahun, Jendral Sudirman sudah menjadi seorang jendral. Tidak hanya itu, ia juga dikenal sebagai pejuang yang gigih dan teguh dalam memegang prinsip.
Walaupun pada kenyataanya ia sedang menderita penyakit paru-paru parah (TBC), Jendral Sudirman tetap berjuang dan bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda pada saat Agresi Militer II.
Jendral Sudirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang.
Jangan bimbang menghadapi macam-macam penderitaan. Karena makin dekat cita-cita kita tercapai. Makin berat penderitaan yang harus kita alami.
Jendral Sudirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa yang tersohor akan pendidikan nasionalisme besutan Ki Hajar Dewantara itu. Setelah tamat dari Taman Siswa, ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo namun tidak sampai tamat.
Riwayat Perjuangan Jendral Sudirman
Pada zaman pendudukan Jepang , Jendral Sudirman bergabung dengan tentara
Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan ia langsung
diangkat menjadi Komandan Batalion di Kroya, Cilacap.Kala itu, pria yang mempunyai sikap tegas ini sering memprotes perlakuan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya inilah, pernah dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.
Banyak orang menyebut penderitaan mereka sebagai nasib. Namun, sesungguhnya penderitaan adaah akibat kebodohan mereka sendiri.
Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran melawan pasukan Jepang, Jendral Sudirman berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai prajurit pasca kemerdekaan Indonesia.
Kemudian pada tanggal 18 Desember 1945, pangkat Jendral diberikan kepadanya lewat pelantikan Presiden. Jadi ia memperoleh pangkat Jendral tidak melalui Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya sebagaimana lazimnya, namun karena prestasi yang sudah ia sumbangkan.
Saat pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut di bonceng. Karenanya, TKR akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu.
Demikian juga pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran sengit melawan tentara Inggris di Ambarawa.
Kejahatan akan menang bila orang benar tidak melakukan apa-apa.
Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama, dilancarkan lah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris. Pertempuran yang berkobar selama lima hari tanpa henti itu akhirnya bisa memukul mundur pasukan Inggris dan membuatnya lari tunggang langgang ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan Agresi Militer II, Ibukota Negara RI dialihkan di Yogyakarta karena Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jendral Sudirman saat itu sedang sakit, kondisinya sangat lemah karena paru-parunya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda, dalam kurun waktu yang relatif cepat Yogyakarta pun juga berhasil dikuasai. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet juga sudah ditawan.
Melihat keadaan yang serunyam itu, Jendral Sudirman tidak bisa tinggal diam, dorongan hatinya mengatakan untuk melakukan perlawanan mengingat tanggungjawabnya sebagai pemimpin tentara.
Ia terpaksa tidak memenuhi perintah Presiden Soekarno yang sebelumnya telah menganjurkan untuk tetap tinggal dalam kota dan melakukan perawatan.
Dengan ditandu, Jendral Sudirman berangkat memimpin pasukan untuk melakukan perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari gunung ke gunung, hutan ke hutan yang lain karena kejaran Belanda. Dan yang membuat semakin miris adalah ia dalam keadaan sakit parah dan lemah sementara obat juga bisa dikatakan tidak ada.
Namun kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan ia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Meskipun demikian akhirnya ia harus pulang dari medan gerilya, karena ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung.
Kearifan manusia adaah hasi penjumlahan dua kata: menungggu dan berharap.
Jendral Sudirman yang pada masa pendudukan Jepang menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Keresidenan Banyumas ini pernah mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bencana kelaparan.
Jendral Sudirman wafat pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.
Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga orang Bangsa Indonesia sampai sekarang
Juga Tersedia juga Biografi Pahlawan Nasional lainnya :
- BIOGRAFI DAN BIODATA - CUT NYAK DIEN
- BIOGRAFI DAN BIODATA - JENDRAL SUDIRMAN
- BIOGRAFI DAN BIODATA - R.A. KARTINI
- BIOGRAFI DAN BIODATA - DEWI SARTIKA
- BIOGRAFI DAN BIODATA - KI HAJAR DEWANTARA
- BIOGRAFI DAN BIODATA - KH AHMAD DAHLAN
- BIOGRAFI DAN BIODATA - MOH. HATTA
- BIOGRAFI DAN BIODATA - MOH. YAMIN
- BIOGRAFI DAN BIODATA - PANGERAN DIPONEGORO
- BIOGRAFI DAN BIODATA - TUANKU IMAM BONJOL
- BIOGRAFI DAN BIODATA - Ir. SOEKARNO
- BIOGRAFI DAN BIODATA - TEUKU UMAR
- BIOGRAFI DAN BIODATA - TOKOH TIGA SERANGKAI
- BIOGRAFI DAN BIODATA - WR. SUPRATMAN
No comments:
Post a Comment