google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Cerpen - Kado Terakhir Untuk Bunda

Saturday, July 27, 2019

Cerpen - Kado Terakhir Untuk Bunda


KADO TERAKHIR UNTUK BUNDA



Aku selalu dimanja oleh bunda, lantaran karena aku adalah anak tunggal. Kepergian ayah membuat kami merasa lebih mandiri, kami hanya tinggal bertiga, bunda, aku dan Mbah Ijah. Kini bunda hanya mencari nafkah sendiri demi memenuhi kebutuhan hidupku dan kebutuhan sehari-hari, bunda adalah seorang pekerja keras.

“Pagi sayang”, sambut bunda saat aku menuju meja makan dan duduk di dekatnya
“Pagi bun, bun … hari ini aku pulang agak telat ya …”
“Memangnya ada apa ?” tanya bunda sambil meberiku sepiring nasi goreng buatannya.
“Hari ini aku mau ke toko buku, ada novel edisi baru bun, dan itu limited. Boleh ya bun”. Pintaku dengan sangat memohon.
“Oke, nanti bunda suruh mang Ujang yang mengantar…”

Jawaban bunda selalu saja begitu, sejak aku masuk sekolah sampai usiaku 17 tahun, masih aja antar jemput kemanapun dan kapanpun. Alasannya karena bunda tidak ingin terjadi apa-apa denganku. Pernah aku menyangkal, namun bunda memberiku dua pilihan, mau diantar jemput atau tidak mendapatkan apa yang aku inginkan.
Jadi mau tidak mau aku harus antar jemput walau kadang memang sangat memalukan. Hanya saja demi mendapatkan barang yang aku inginkan.

Siang itu, sepulang sekolah aku menunggu kedatangan mang Ujang sopir bunda itu, namun kedatangannya tidak kunjung datang. Aku hanya bisa duduk menatap ujung jalan sekolah.

“Gak pulang Nay ?”, sapaan Dinda teman sebangku ku.
“Lagi nunggu dijemput ni,” jawabku dengan panik
“Masih aja dijemput ! lo itu udah gede, ha ha ha”
“Rese lo… udah sana duluan aja..!” Aku mendorongnya dengan muka kesal
“Iya iya, hati-hati ya Naya..”

Setelah lama menunggu, akhirnya mang Ujang datang
“Kemana aja sih mang, lama benar. Liat tuh sekolah udah sepi !”
Aku menunjukkan kekesalanku terhadap mang Ujang, dan setibanya di toko buku, aku lekas mencari buku yang aku inginkan itu.

Dalam waktu sehari aku mampu untuk membaca novel itu dengan selesai. Lumayan tebal dan wow …. Ceritanya sangat menarik. Hingga aku terinspirasidari novel tersebut. Seorang pria yang banyak kemauannya seperti aku, Aku segera menghampiri bunda yang tengan menonton TV.

“Bun… Bunda sayang kan sama aku ?” mendekati bunda dan setengah memeluknya.
“Pasti Dony sayang, kok kamu tiba-tiba nanya gitu ? ada apa ?” tanya bunda dengan menatap serius.
“Kalau bunda sayang, bolehkan awal bulan ini aku minta dibeliin HP baru ?”
“Tapi kan HP Naya belum lama bunda beliin juga !” jawab bunda seakan tidak ingin mengabulkannya.
“Ya bun, udah ketinggalan nih, aku bosan ayo dong Bun”, aku meminta dengan memaksa dan merengek kecil agar bunda tidak tega.
Tak lama kemudian bundapun menjawab, “Ya”, begitulah bunda selalu saja menuruti keinginanku.

HP baru sudah aku dapatkan dan begitu seterusnya, aku selalu minta dibelikan barnag apapun itu awal bulan.
Malam hari setelah aku dan bunda selesai makan malam, bunda mengajakku untuk berbicara serius.
“Nay, bunda akan ditugaskan ke Malang dalam minggu-minggu ini !”
“Hah ..? serius bun ?”, tanyaku tak percaa
“Hmmm, Nayya gak papa kok bun, bunda berangkat aja, kan sayang bun, kalau gak dimanfaatin.” Jawab ku dengan santai.
“Kamu jaga diri baik-baik ya Nay, bunda sayang banget sama Naya”, bunda tersenyum.
Hati ini bersorak kegirangan, karena itu adalah saat-saat yang aku tunggu, bebas dari aturan-aturan bunda, bebas dari antar jemput, bebas untuk segalany, horee….
Hari ini, keberangkatan bunda, aku pergi ke sekolah dengan biasa
Tapi, tanpa diantar mang Ujang tak lagi diejek teman.
Pulang selalu telat dan bermain sepuasnya bersama teman.
Dan aku sangat menikmati ini, begitu beberapa hari belakangan ini.

Tanggal 25 Agustus, adalah kelahiran bunda, aku teringat saat bangun pagi dan segera berangkat ke sekolah. Aku berniat membelikan sesuatu untuk bunda dan aku aka nberikan nanti malam ketika buda sampai di rumah, karena pagi ini bunda terbang ke Jakarta.

Setelah usai, pelajaran di sekolah, aku lekas pergi ke butik langganan bunda itu. Aku melihat-lihat dan memilih-milih, tapi tak satupun kudapatkan untuk bunda. Aku melamun sejenak, dan tertuju ke arah gaun hitam itu entah mengapa aku jadi menyukainya, dan aku berniat membelinya sebagai hadiah untuk bunda.

Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya bisa terpaku oleh jalanan.
Aku terpikir oleh bunda, rindu dengan dia. Aku merasakan seperti tidak biasanya kali ini, aku sangat rindu dengan bunda. Aku terus berjalan, sampai rumahku terlihat ramai dipenuhi dengan orang-orang di sekitar rumahku … bunda pulang ..! ya bunda sudah sampai. Senangnya, banyak orang yang datang untuk menyambut bunda dan mungkin sekalian merayakan ulang tahun bunda.

Namun, kesenangan itu berakhir saat aku melihat beberapa karangan bunga, aku terdiam, terpaku dan pandanganku hilang sekejap.
“Bundaaaa…..!!!”
Aku tak sadarkan diri, ketika terbangun, aku melihat  ada Mbah Ijah yang menemaniku yang sangat berjasa di rumah. Mbah Ijah menceritakan kejadian  pastinya, saat di perjalanan menuju rumah, taxi yang ditumpangi bunda dari airport itu mengalami kecelakaan dan itu bertepatan saat aku berada di butik.
Aku menangis, aku seperti orang yang tak sadar, aku melihat bunda terbujur dengan ditutupi kain putih, bunda cantik, sangat cantik. Aku tak bisa berhenti menangis, menangisi kepergian bunda, kucium bunda, aku menyesal !” sungguh sangat menyesal telah menjadi anak yang egois, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk bunda. Bahkan ingin memberi sebuah hadiah untuknya pun tak bisa kuberikan. Gaun hitam itu adalah petanda, bahwa bunda akan meninggalkan aku untuk selamanya. Selamat jalan bunda.

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Lirik Lagu Daerah Kota Prabumulih | Lagu Sumatera Selatan ( Sumsel ) | Seinggok sepemunyian | Nanas Prabumulih | Cerite Lame | Ya Saman

SEINGGOK SEPEMUNYIAN Cipt    : Albani                  Voc     : Zulkuspa/Marisca Seinggok sepemunyian Janganlah kite b...

TOPIK POPULER