google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Makalah MILLENIAL PRAMUKA | Latar Belakang - Rumusan Masalah - Pembahasan - Dampak - Peranan - KesimpulanDaftar Pustaka

Wednesday, September 28, 2022

Makalah MILLENIAL PRAMUKA | Latar Belakang - Rumusan Masalah - Pembahasan - Dampak - Peranan - KesimpulanDaftar Pustaka

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Salah satu tujuan bernegara yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar RI Thun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tersebut dapat dilakukan melalui pendidikan. Pedidikan kepramukaan merupakan salah satu pendidikan nonformal yang menjadi wadah pengembangan potensi diri serta memiliki akhlak mulia, pengendalian diri, dan kecakapan hidup untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara. Di samping itu, pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan oleh organisasi Gerakan Pramuka merupakan wadah pemenuhan hak warga negara untuk berserikat dan mendapatkan pendidikan sebagaimana tercantum dalam pasal 28, pasal 28 C, dan pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Perkembangan Gerakan Pramuka mengalami pasang surut dan pada kurun waktu tertentu kurang dirasakan penting oleh kaum muda. Akibatnya pewarisan nilai-nilai yang terkandung falsafah pancasila dalam pembentukan pembentukan kepribadian kaum muda yang merupakan inti dari pendidikan kepramukaan tidak optimal. Pada waktu yang bersamaan dalam tatanan dunia global bangsa dan negara membutuhkan kaum muda yang memiliki rasa cinta tanah air, kepribadian yang kuat dan tangguh, rasa kesetiakawanan, kejujuran, sikap toleransi, kemampuan bekerja sama, rasa tanggung jawab serta kedisiplinan untuk membela dan membangun bangsa.

Dengan menyadari permasalahan tersebut, pada peringan HUT Gerakan Pramuka 14 Agustus 2006 dicanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka. Momentum Revitalisasi Gerakan Pramuka tersebut dirasakan sangat penting dalam upaya pembangunan kepribadian bangsa yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntuan perubahan zaman.

Dengan ini pemakalah mencoba untuk menguraikan bagaimana peranan pramuka dalam membentuk karakter pemuda di era millenial sekarang ini.

 

B.   Rumusan Masalah

1)    Apakah pengertian dari Pemuda dan Millenial ?

2)    Apa dampak negatif dari millenial terhadap sikap pemuda ?

3)    Apa peranan pramuka di era millenial ?

4)    Bagaimanan cara pembinaan pemuda dalam gerakan pramuka ?

C.   Tujuan Penulisan

1)    Untuk memahami pengertian Pemuda dan Millenial.

2)    Untuk mengetahui dampak negatif dari millenial terhadap sikap pemuda.

3)    Untuk mengetahui peranan pramuka di era millenial.

4)    Untuk mengetahui cara pembiniaan pemuda dalam gerakan pramuka.

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pemuda dan Millenial

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia 10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

Dalam defenisi lain, pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi yang stabil. Pemuda menghadapi masa perubahan sosial maupun kultural. Pemuda juga merupakan suatu generasi yang dipundaknya terbebani berbagai macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan generasi sebelumnya, generasi yang mengisi dan melanjutkan estafet pembangunan.

 Sedangkan menurut draft RUU kepemudaan, Pemuda adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 35 tahun. Menilik dari sisi usia maka pemuda merupakan masa perkembangan secara biologis dan psikologis. Oleh karenanya pemuda selalu memiliki aspirasi yang berbeda dengan aspirasi masyarakat secara umum. Dalam makna yang positif aspirasi yang berbeda ini disebut dengan semangat pembaharu. Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda.

Di dalam masyarakat, pemuda merupakan satu identitas yang potensial. Kedudukannya yang strategis sebagai penerus cita – cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya.

Sedangkan istilah Millenial menurut Wilbert E Moore adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra millenial dalam arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil.

Pendapat lain, J W School mengungkapkan bahwa Millenial adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.

 Berdasar pada dua pendapat diatas, secara sederhana millenial dapat diartikan sebagai perubahann masyarakat dari masyaraat tradisional ke masyarakat millenial dalam seluruh aspeknya.

Diungkapkan pula Millenial merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun millenial betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa-desa terpencil.

Negara Indonesia sekarang ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat millenial, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan sehari – hari seperti Televisitelepon genggamkomputer, laptop, dan lainnya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian – kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih millenial. Karena sumber daya inilah pihak Indonesia bekerja sama dengan Negara lain dan saling melengkapi kebutuhan antara satu dengan Negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada Indonesia dari sisi millenial maupun teknologinya. Indonesia sedang berada dalam masa-masa transisi dan penyesuaian di mana millenial dan globalisasi kian kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu millenial juga sangat terpengaruh dengan majunya teknologi – teknologi yang ada pada Negara Indonesia sendiri.

 

B.    Dampak Negatif Millenial terhadap Sikap Pemuda

 

Terdapat banyak sisi negatif dalam diri pemuda di Indonesia yang ditimbulkan oleh millenial tersebut, antara lain sebagai berikut :

1.         Pola Hidup Konsumtif : Perkembangan teknologi industri yang sudah millenial dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.

2.      Sikap Individualistik : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

3.      Gaya Hidup Kebarat-baratan : Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

4.      Kesenjangan Sosial : Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus millenial dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan jaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses millenial tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.

5.      Kriminalitas : Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.

 

C.   Peranan Pramuka di Era Millenial

 

Remaja sekarang banyak yang melupakan idiologi bangsa sendiri. Banyak remaja sekarang yang lebih mengutamakan kesenangan semata. Ini dapat kita lihat bahwa banyaknya remaja yang terjerumus kedalam pergaulan bebas, seperti hal nya banyak yang menggunakan drug, banyak yang mengikuti geng motor, melakukan seks bebas. Dengan demikian pramuka sangat penting di era millenial ini.

Pramuka dalam era millenial ini sangat penting. Terutama dalam mengembangkan sifat patriotisme dan nasionalisme di kalangan remaja sekarang. Dimana didalam organisasi tersebut bisa menumbuhkan rasa kebersamaan antar anggota. Peran pramuka di masa sekarang juga bisa menyalurkan bakat yang dimiliki oleh para anggotanya.

Pramuka juga dapat membentuk karakter pribadi seseorang. Seperti misalnya dapat membentuk sifat kedislipinan dalam setiap diri anggotanya. Tujuan dari pramuka tersebut sendiri adalah mendidik dan membina remaja untuk mengembangkan mental, moral, spiritual, intelektual para remaja untuk menjadi pemuda yang baik dan berguna.

Menurut Azrul Azwar (Ketua Kwartir Nasional) dalam dialognya, kegiatan pramuka berperan penting dalam pembangunan generasi muda diantaranya melalui pendidikan karakter, semangat kebangsaan serta meningkatkan keahlian atau skill serta menumbuhkan rasa nasionalisme. 

“Gerakan pramuka itu ada 3 sebenarnya, yang pertama yaitu : pembentukan karakter, itu akan terlihat nanti dari watak kepribadian akhlah mulia, jadi anak-anak kita ajak mandiri, jujur, bertanggungjawab, dan kita ajak sopan santun. Yang kedua adalah kita menanamkan semangat kebangsaan, bela negara itu yang diajarkan dalam gerakan pramuka. Kalau kita baca darma yang kedua cinta tanah air dan kasih sayang sesama manusia. Cinta tanah air itu yang diartikan adalah rasa kebangsaan, cinta bangsa bela Negara. Yang ketiga nanti tujuan kita adalah untuk meningkatkan keahlian pada anak-anak, ketrampilan itu bisa ketrampilan standar pramuka tali – temali, smapur atau ketrampilan dalam rangka menungjang hidup life skill”.ungkapnya. 

Azrul Azwar  mengatakan, kecerdasan bukan hanya terletak pada penguasaan ilmu pengetahuan semata, namun juga harus ditopang oleh jasmani yang kuat, keterampilan dan juga moral, yang semua itu dapat diperoleh melalui kegiatan pramuka.

Selanjutnya Gerakan Pramuka didirikan sebagai wadah pembinaan generasi muda yang bertujuan kearah pembentukan dan peningkatan kualitas manusia, berkepribadian, cerdas serta bertanggungjawab pada kelangusungan pembangunan bangsa. Pengkondisian ini termasuk dalam anggaran Gerakan Pramuka seperti berikut ”.

”Gerakan Pramuka mendidik dan membina anak-anak dan pemuda Indonesia dengan tujuan agar mereka menjadi :

·           Manusia berkepribadian, berwatak luhur yang kuat mental, tinggi, moral, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tinggi kecerdasan mutu ketrampilannya. Kuat dan sehat jasmaninya.

·            Warga negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan Republik Indonesia, serta menjadi anggota mayarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri, serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara.”

Kandungan makna kata-kata  kewajiban terhadap Tuhan, mengamalkan Pancasila, membangun masyarakat. Merupakan pengewejantaham paduan nilai religius dan nasionalisme (kebangsaan), yang merefleksikan harapan pada kehidupan layak, dunia dan akhirat dari keseimbangan prilakunya yang produktif dan positif.

Dalam konteks ini terjadinya proses pembentukan karakter  yang berorientasi kepada kepentingan bangsa dan negara serta kemaslahatan ummat, menyingkirkan seluas-luasnya kepentingan pribadi dan golongan.

Ditengah kegalauan, kebrutalan, tauran pelajar, mahasiwa, serangan terorisme, narkoba, kriminal, korupsi tiada kata henti tertayang dengan pelakunya diawal difigurkan justru menjadi umpatan, vulgarisme sexual menjadi tontonan yang menggiurkan, penyalahgunaan dan wewenang serta penyimpangan prilaku lainnya, Menjadi hiasan media elektronik dan cetak dan buah bibir masyarakat, seakan bunda pertiwi ini dirundung malang, dan mestapa yang tiada akhir dalam kata gerah : Kerinduan kenyamanan ” tak kunjung datang. Lalu gonjang ganjing reformasi mandeg, reformasi tak selancar lidah menyebutnya, Semua orang lalu seakan membalik sejarah reformasi menjadi biangnya, menjadi ajang politik, dibedah dan ditelusuri, mencari pengakuan kebenaran atas kesalahan dan kealpaan kembali kepada Ruhnya Pancasila yang selama ini dibenamkan sebagai suatu simbolsiasi belaka Adalah solusi yang terbaik untuk menyelamatkan bangsa dari dekadensi kebiadaban moral yang kini luntur hampir disemua lini unsur dan strata komunitas masyarakat. Bahkan ada tudingan karena dilenyapkannya mata pelajaran budi perkerti disekolah. Gerakan Pramuka dengan pola pendidikannya tidak pernah ikut latah, apalagi demonstratif dan atraktif. Tanpa ribut-ribut tetap eksis, pembentukan karakter bangsa yang bermartabat dan bermoral secara terstruktur dan sistimatis apa yang digaungkan oleh banyak kalangan realitanya konsep tersebut dilakukan oleh Gerakan Pramuka.

 

D.   Pembinaan Pemuda dalam Gerakan Pramuka

 

Diawali dalam proses pemilahan tumbuh kembang manusia dilakukan secara dini berjenjang dan berkesinambungan, mulai dari golongan siaga usia 6 – 10 tahun,  golongan penggalang 11-15 tahun, golongan penegak 16- 21 tahun serta pandega dan racana 21 – 25 tahun. Metode pendidikan kepramukaan diaplikasikan dalam makna ” Belajar mengajar yang interaktif dan progresif, dengan muatannya yang dilaksanakan dialam terbuka, dalam permainan yang mengandung pendidikan, menarik dan menantang, dalam kelompok satuan terpisah bersipat kompetetif dengan menerapkan sisitem tanda kecakapan.

Tahapan kematangan kemampuan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan jasmani kearah keterampilan yang profesional dicapai dan ditempuh melalui syarat-syarat tanda kecakapan (TKU) umum dan syarat-syarat kecakapan khusus (SKK) dengan refleksi melalui tanda-tanda kecakapan khusus (TKK) dibidang soial budaya agama dan teknologi

Bagi peserta didik yang setara usia pemuda dan remaja (penegak, pandega, racana) menjurus pada kajian dan pendalaman yang diarahkan kepada pengembangan minat, potensi dan bakat yang dimiliki melalui satuan karya (Saka). Seperti pengembangan minat bidang kelautan/maritim (Saka Bahari), bidang pertanaman dan pertanian (Saka Taruna Bumi), Bidang  penerbangan/Udara (Saka Dirgantara), Bidang kehutanan (Saka Wana Bakti), Bidang Kamtibmas (Saka Bayangkara), Bidang Kesehatan (Saka Bakti Husada), Bidang  Kependudukan dan Keluarga Berencana (Saka Kencana) serta bidang Hankam (Saka Wira Kartika).

Proses pembelajaran dan pembinaannya diarahkan dengan metode belajar sambil mengerjakan. (learning by doing), belajar sambil mengajar (learning by teaching), belajar sambil mendapatkan penghasilan (doing to earn), hidup untuk berbakti dan mengabdi (living to serve), usaha menghasilkan untuk kebutuhan hidup (earning to live). Orientasi prilaku yang diharapkan  merupakan ajang penggodokan wadah/kawah candradimuka dalam enam unsur ketrampilan (personal skill) meliputi;

 

1)   Keterampilan Spritual, adalah implementansi dari penempatan diri selaku hamba yang bertuhan, kepada perbuatan yang dilandasi norma religius. Sebagai mahluk ciptaan Tuhan dalam pengimbangan pemahaman hak dan kewajiban sesuai dengan agama dan kepercayaan pemeluknya. Serta merefleksikan kehidupannya sebaga warga negara dengan idiologi Pancasila, dan sebagai anggota dengan Satya dan Darma Pramuka.

 

2)    Keterampilan Emosional, adalah keterampilan yang senantiasa dimiliki oleh anggota dalam pengendalian emosi menjadi sikap mentalitas yang berimbang, sehingga menjadi konsekwen yang terukur saat berbenturan dengan masalah tanpa kehilangan jati diri. Sebagai seorang mahluk yang bersikap arif dan bijak pada nilai-nilai kemanusiaan ketika mengambil suatu tindakan mengedepankan moralitas dan peradaban manusia lainnya.

 

3)    Keterampilan Manajerial (Managerial Skill). Dengan keterampilan manajerial diharapkan pengelolaan kwartir dalam keorganisasian menjadi inti persoalan, dalam menganalisa visi dan misi mengaktualisaikan sikap-sikap kepemimpinan bagi seorang pengambil keputusan/kebijakan yang sukses menerapkan prinsip-prinsip manajemen.

 

4)    Keterampilan fisik, keterampilan ini menjadi posisi yang amat penting dalam sentuhann kebugaran yang prima menjadi kata kunci dalam penyelenggaraan pendidikan, tanpa fisik yang prima kesempurnaan dalam menjalankan pengajaran menjadi halangan. Khususnya muatan yang menuntut kebugaran, seperti halnya dalam alam terbuka, penjelajahan, olah raga dan yang lannya. Dengan fisik yang kuat menjadi dukungan yang signifikan dalam mencapai kesuksesan menterjemahkan muatan materi

5)    Keterampilan  mengenai alam, Keterampilan mengenai alam merupakan implikasi  logis.dalam menjawab tantangan penempatan pengetahuan dalam membaca tanda-tanda alam yang dapat dikenali.Memahami hakekat alam bagi peruntukkan hajat manusia, ekosistem fungsi alam, menjadi inspirasi dalam mengkondisikan diri pada suatu tindakan yang akurat bila tanda-tanda itu muncul dapat menjadi malapetaka.Namun dapat teratasi ketika penyelenggaraan suatu aktifitas.seperti pengenalan dengan kehadiran binatang, burung-burung laut yang berterbangan menuju daratan sebagai pertanda akan datangnya cuaca buruk. Begitu juga sebaliknya jika matahari terbit dengan pantulan sinar warna kemerahan yang terang mempunyai makna sebagai pertanda cuaca baik. Selain mensyukuri nikmat keindahan alam dengan segala isinya sebagai ciptahan Tuhan. Dengan demikan dapat mengantisipasi tanda alam itu, seperti sedia payung sebelum hujan, dapat disikapi adanya semut beriring yang tergesa-gesa masuk kedalam lubang atau sangakarnya sebagai pertanda akan datanganya hujan.

 

6)    Keterampilan Sosial, yaitu Keterampilan yang harus dimiliki setiap anggota pramuka mengakar pada pembentukan kepedulian sosial (socius/ berkawan), sebagai suatu proses jalinan interaksi mahluk soial manusia dengan lngkungan hidupnya (human relation). Ketika menjawab persoalan-persoalan hidup manusia yang tak luput dari ketergantungan dan saling membutuhkan, menghargai, membagi kasih, wujud dari kodrat tolong menolong pada konteks, meringankan beban orang lain.

Interaksi sosial ini diaplikasikan dalam proses terjadinya bencana alam dengan penyediaan dapur umum, pertolongan gawat darurat pada korban, kemah bakti, pelestarian alam/. Penghiajauan Wira Karya/ pembuatan fasilitas jalan, pembuatan jamban keluarga dan lain lagi. Dengan memaknai dinamika interaksi sosial yang langsung dilihat dan dialami, baik sebagai infidvidu maupun sebagai mahluk sosial akan melestari sebagai karakter peduli sesama manusia. 

Pembinaan yang menyerasikan antara perbuatan dan kata (moral), antara ketinggian ketajaman akal antara perbuatan tanggungjawab bagi diri sendiri dan bagi negara, menyeimbangkan antara kebutuhan jasmani dan batiniah termasuk dalam kode kehormatan yang disebut dengan Tri satya :

“Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh, menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati Dasa Darma.”

 

 

BAB III

PENUTUP

 

KESIMPULAN

Melalui jenjang pembinaan Gerakan Pramuka yang berkesinambungan dan berkelanjutan  menjadikan anggotanya sebagai warga negera, tidak pesimis menghadapi tantangan zaman (reformasi yang keluar dari peruntukkan yang dicanangkan).  Sebab menghadapi dinamika  kehidupan yang millenial adalah sebagai suatu tantangan bukan hambatan, bahkan memberikan suatu peluang dan motivasi  kereatifitas, akomodatif, aspiratif, agitatif tetapi tidak demonstratif dan vulgar dalam bertindak, ditandai produktifitas aktivitas yang berorientasi pada kemaslahatan orang banyak, akhirnya pemuda menjadi pelopor bukan pengekor.

Dengan demikian melalui pendidikan karakter bangsa dengan pola Gerakan Pramuka akan muncul manusia Indonesia pada wawasan peningkatan pengetahuan (Kognetif), rasa kepedalaman kepedulian (afektif) dan sikap kepemimpinan yang arif dan bijaksana (Behavioral psikomotorik). Dan Gerakan Pramuka sudah melakukannya, pencitraan kepemimpinan dimasa datang, tanpa harus digembar gemborkan dan menepuk dada mengharap balas jasa dan kalung bunga.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://fajarhariawan.blogspot.co.id/2016/11/1-jelaskan-pengertian-pemuda.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Millenial

http://mariaulfah17.blogspot.co.id/2016/08/peranan-pramuka-di-era-millenial.html

http://minnatiani.blogspot.co.id/2015/03/pembentukan-karakter-generasi-muda_26.html

http://suciwidiyana.blogspot.co.id/2011/04/pramuka-di-era-millenial-sekarang-banyak.htm

https://usniyah.wordpress.com/2014/10/28/54/

No comments:

Post a Comment

Kumpulan Lirik Lagu Daerah Kota Prabumulih | Lagu Sumatera Selatan ( Sumsel ) | Seinggok sepemunyian | Nanas Prabumulih | Cerite Lame | Ya Saman

SEINGGOK SEPEMUNYIAN Cipt    : Albani                  Voc     : Zulkuspa/Marisca Seinggok sepemunyian Janganlah kite b...

TOPIK POPULER