LEGENDA KEONG MAS
Tokoh-tokoh dalam cerita ini :
1. Raja
2. Galuh
3.
Kirana
4.
Penyihir
5. Nenek
6. Raden
Inu
7.
Burung Gagak
Dahulu kala, di istana Kerajaan Daha hiduplah seorang raja
bersama kedua putrinya. Suatu hari, Raja memanggil kedua putrinya, karena
mereka akan kedatangan tamu dari Kerajaan Kahuripan yang bernama Raden Inu
Kertapati.
Raja : “Putri-Putriku Kemarilah!” (Memanggil kedua
putrinya)
Galuh : (Berjalan menghampiri sang ayah) “Ada
apa, Ayahanda?”
Kirana : (Berjalan dibelakang Galuh Ajeng)
“Apakah ayahanda memanggilku juga?”
Raja : “Iya Putriku, ada pemberitahuan yang
sangat penting. Besok Raden Inu Kertapati dari Kerajaan Kahuripan akan datang
Lusa..”
Kirana : “Lalu, apa hubungannya dengan kami
Ayahanda?”
Raja : “Ayah sudah membuat perjanjian dengan
Ayah dari Raden Inu Kertapati, bahwa Ayah akan menikahkan salah satu putri Ayah
dengan Raden Inu.”
Galuh : ( Berbinar senang) “Siapa diantara kami
yang akan dinikahkan dengan Raden Inu, ayah?” Raja : “Kami telah memutuskan
bahwa Candra Kirana yang akan menikahkan Raden Inu Kertapati.. dan keputusan
ini tidak bisa diganggu gugat!”
Galuh : (Menundukkan kepala) “Maaf ayahanda,
Galuh ingin pergi ke belakang.. Permisi.. (Berjalan pergi sambil menundukkan
kepala)
Kirana : (Melihat kepergian Galuh, Kemudian
melihat sang Raja) “Terima Kasih,Ayahanda.. Kirana senang sekali..
Raja : “Sama-sama anakku.. mari kita persiapkan
segala sesuatunya..” (Sambil mengelus kepala Kirana)
Sementara dewi galuh, merasa iri dengan kirana yang bernasib
baik dan mujur akan menikah dengan inu kertapati, niat jahat untuk mencelakai
kirana pun terbesit di pikirannya. Ia pun mendatangi sebuah gubuk milik
penyihir.
Galuh : “Permisi, Apa ada orang didalam?”
(melihat sekeliling)
Penyihir : “Apa yang anda butuhkan Gadis
manis?” (berjalan menggunakan tongkat)
Galuh : “Aku membutuhkan bantuanmu! Tolong
bantu aku!”
Penyihir : “Kamu ingin aku melakukan apa?”
Galuh : “Aku ingin kamu menyihir Candra Kirana
menjadi Sesuatu yang menjijikkan! Yang jelas aku ingin Kirana menderita!”
Penyihir : “Baiklah, aku akan menyihir Candra
Kirana sehingga dia tidak dapat bertunangan dan menikah dengan Raden Inu!”
Galuh : (Tersenyum senang) “Terimakasih atas
bantuanmu, senang bekerja sama dengan penyihir sepertimu! Ini uang sebagai
imbalannya.” (Memberi amplop berisi uang)
Penyihir : (Menerima uang itu) “Sekarang aku
akan mempersiapkan kutukan untuknya…”
Galuh : “Kutunggu kabar darimu, penyihir!!” (
meninggalkan gubuk penyihir dan kembali ke Istana).
Keesokan Harinya, Candra Kirana pergi ke pasar membeli
keperluan untuk menyambut kedatangan Raden Inu Kertapati besok. Sepulang dari
pasar Kirana melewati sebuah sungai. Di sungai tersebut kirana dihadang oleh
seorang perempuan tua yang buruk rupa. Perempuan tua itu adalah nenek sihir
yang diperintah oleh Galuh untuk menyihir Kirana.
Penyihir : “Hwahahahaha!! Candra Kirana! Apa
kabarmu, Hah? Kelihatannya kamu sangat senang hari ini? Hwahahaha…”
Kirana : (terkejut) “ Siapa kamu?”
Penyihir : “Diam! Aku kesini untuk menyihirmu
menjadi keong!!
Kirana : “Kenapa kamu ingin menyihirku? Apa
salahku?”
Penyihir : “Saudaramu yang menyuruhku untuk
menyihirmu.”
Kirana : “Galuh? Tidak mungkin, kau pasti
berbohong !”
Penyihir : “Sudah ! jangan banyak omong !
terima saja nasibmu! hahahaha.” (mengucapkan mantra untuk menyihir Kirana
menjadi Keong)
Kirana : “Tidak!” ( Berubah jadi keong emas)
Penyihir : “Hwahahaha!!!! Kamu hanya akan
menjadi manusia pada waktu siang hari, tapi bila menjelang malam, kamu akan
kembali menjadi keong!! Kutukan ini akan berakhir bila kamu bertemu dengan
Raden Inu!! Hwahahaha!” (Membuang Keong Mas ke sungai)
Candra Kirana telah dikutuk menjadi keong emas dan dibuang ke
sungai hingga terdampar di Desa Dadapan. Suatu hari seorang nenek sedang
mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut.
Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.
Nenek : “Oh, keong yang sangat cantik!! Aku
akan membawanya pulang!” Setibanya di pondok, nenek itu meletakkan keong itu di
tempat yang aman. Lalu dia beristirahat sejenak di kursi.
Nenek : “Sampai jam segini aku belum juga
mendapatkan ikan. Aku harus mencari ikan lagi, kalau tidak mendapat ikan, aku
mau makan apa?” (Pergi keluar untuk mencari ikan)
Nenek itu kembali mencari ikan di sungai.
Kemudian, Kirana kembali ke wujud manusianya.
Kirana : “ Loh, kenapa aku bisa di sini? Oh
iya, tadi ‘kan ada seorang nenek yang membawaku. Kasihan sekali nenek itu,
untuk makan saja dia harus mencari ikan terlebih dahulu. Aku akan membuatkan
makanan untuknya.”
Hingga menjelang malam nenek itu tidak mendapat
ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja,
sesampainya di rumah ia sangat kaget, karena di meja sudah tersedia masakan yang
sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang
mengirim masakan ini.Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani
kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada
saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk
mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya.
Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada di
tempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan
menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek
tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu.
Nenek : “Siapakah kamu ini putri cantik, dan
dari mana asalmu?”
Kirana : ( Menoleh kaget) ” Aku….aku…aku Candra
Kirana. Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh
nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”
Nenek : ( Merasa iba) “ kasihan sekali dirimu,
Nak…Nenek tidak tahu saudara macam apa saudaramu itu, hingga tega ingin
mengutukmu! Tapi namanya manusia kalau sudah cemburu,…apapun dia lakukan! Ya,
sudah…sementara kamu boleh tinggal di sini, Nak…”
Kirana : “ Terimakasih, Nek…”
Sementara itu pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika
tahu candra kirana menghilang. Ia pun mencarinya dengan cara menyamar menjadi
rakyat biasa. Nenek sihir pun akhirnya tahu dan mengubah dirinya menjadi gagak
untuk mencelakakan Raden Inu Kertapati. Raden Inu Kertapati Kaget sekali
melihat burung gagak yang bisa berbicara dan mengetahui tujuannya. Ia
menganggap burung gagak itu sakti dan menurutinya padahal raden Inu diberikan
arah yang salah.
Raden Inu : (Terkejut) “siapa kau ?”
Burung Gagak : “ Tenang anak muda, aku akan
menunjukkan arah ke Desa Dadapan, di sana kamu akan bertemu dengan Candra
Kirana.”
Raden Inu : “ Darimana kau tahu tujuan
perjalananku? Siapa kau sebenarnya?”
Burung Gagak : “ Kau tidak perlu tahu siapa
aku, ikuti saja petunjuk yang kuberikan.”
Raden Inu : “ Baiklah, terima kasih atas
pertolonganmu.”
Setelah berjalan cukup jauh mengikuti petunjuk arah dari
burung gagak, Raden Inu tidak juga menemukan Desa Dadapan. Di perjalanan Raden
Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan, diberinya kakek itu
makan. Ternyata kakek itu adalah orang sakti yang baik Ia menolong Raden Inu
dari burung gagak itu.
Kakek : “Tolonglah nak, sudah beberapa hari
kakek tidak makan.”
Raden Inu : “Oh, ini kek, ada sedikit makanan.”
(memberi sepotong roti)
Kakek : “Terima kasih anak muda. Janganlah kau
mengikuti petunjuk yang diberikan burung gagak tadi, dia sebenarnya adalah
jelmaan nenek sihir, dia memberikan arah yang salah padamu.”
Raden Inu : “Lalu apa yang harus kulakukan
kek?”
Kakek : “Berjalanlah mengikuti aliran sungai
ini, di ujung sana kamu akan menemukan Desa Dadapan.”
Raden Inu : “Terima kasih kek, saya akan
melanjutkan perjalanan ini.”
Kakek : “Berhati-hatilah dalam
perjalananmu,anak muda.”
Raden Inu : “Baiklah kek.”
Setelah berjalan berhari-hari sampailah Raden Inu di desa
Dadapan Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air
karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dia
bertemu dengan Candra Kirana. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena
perjumpaan itu.
Raden Inu : “Ah,…di sana ada pondok! Mungkin aku
bisa numpang istirahat di sana untuk sementara waktu dan setidaknya aku
mendapat seteguk air. Aku merasa lelah sekali setelah berjalan sejauh ini.”(
Menghampiri pondok itu) “ Permisi!!…”
Kirana : “Iya, sebentar…” ( membuka pintu)
Raden Inu : (Terkejut) “ Bukankah kamu….Candra
Kirana?”
Kirana : “Raden Inu? Kenapa bisa ada di sini?”
Raden Inu : “Ceritanya panjang, sudah berhari-hari aku mencarimu. Sekarang ayo kita pulang, ayahmu sudah menunggumu.”
Kirana : “Terimakasih banyak, karena kamu sudah
menyelamatkanku.” Dari dalam rumah terdengar suara nenek memanggil Kirana.
Nenek : “Siapa, Kirana?”(Berjalan mendekati
Kirana)
Kirana : “Oh, Nenek…kenalkan ini adalah Raden
Inu yang Kirana ceritakan waktu itu. Dia menjemput Kirana untuk pulang. Tapi,
Kirana tidak tega meninggalkan Nenek sendirian.”
Nenek : “Tidak apa-apa, Kirana. Pulanglah,
pasti kamu merindukan keluargamu.”
Raden Inu : “Begini saja, Nenek ikut kami ke
Istana dan hidup bersama kami.”
Akhirnya Raden Inu memboyong Candra Kirana beserta nenek yang
baik hati tersebut ke istana, dan Candra Kirana menceritakan perbuatan Dewi
Galuh pada Sang Raja. Raja minta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi
Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka
dia melarikan diri ke hutan. Pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati
pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup
bahagia.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Agung
Contoh Naskah Drama Menarik Lainnya :
Naskah Drama 8 Orang "BAYANGAN DI MALAM GELAP"
Naskah Drama 8 Orang "SITI NURBAYA" (Cerita Rakyat)
Naskah Drama 7 Orang "MISTERI KAKEK WIDODO"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENGINAPAN 66"
Naskah Drama 3 Orang "PELANGI PUTIH ABU"
Naskah Drama 6 Orang "KISAH BAWANG MERAH & BAWANG PUTIH"
Naskah Drama 6 Orang "LEGENDA POHON BERINGIN"
Naskah Drama 6 Orang "KISAH TELAGA WARNA"
Naskah Drama 6 Orang "MISTERI PENCURI BUKU"
Naskah Drama 7 Orang "KARMA SEORANG SAHABAT"
Naskah Drama Humor 2 Orang "BECAK DILARANG MASUK !"
Naskah Drama 7 Orang "CERMIN KEHIDUPAN REMAJA"
Naskah Drama 12 Babak "AKU DAN KEHIDUPANKU"
No comments:
Post a Comment