google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Contoh Dongeng Fabel SANG KINCAT ( Cerita Binatang Rusa - Disuruh Raja Menangkap Rusa ) | Cerita Rakyat Daerah Prabumulih Sumsel

Thursday, February 29, 2024

Contoh Dongeng Fabel SANG KINCAT ( Cerita Binatang Rusa - Disuruh Raja Menangkap Rusa ) | Cerita Rakyat Daerah Prabumulih Sumsel


SANG KINCAT

Asal Cerita  : Prabumulih, Sumatera Selatan


Dahulu kala di sebuah ladang milik Tuan Raja dijaga oleh seorang perempuan tua yang bernama Sang Kincat. Sang Kincat sangat ramah dan baik hati kepada siapa pun sehingga tak heran setiap hari.
Pondok yang didiami Sang Kincat selalu didatangi para tamu yaitu sahabat-sahabatnya, Sang Kancil, Biawak, Kura-kura dan yang paling sering kali tandang ke pondok Sang Kincat adalah seekor Rusa Belang. Setiap hari Rusa belang datang menemui Sang Kincat.
“Oi... Sang Kincat kebat kakiku kani, kata Rusa belang setiap menemui Sang Kincat.
“Apa  yang pacak kukebatkan ke kakimu, Aku tak apana tali bekal ngebat kakimu”, kata Sang Kincat dengan kepolosannya. Maka tertawalah si Rusa Belang sambil berkata, “Sang Kincat kalu kau nak ngebat kakiku tak usah bingong untuk nyari pengebatna cukup  kau kumpolan rumput karetis, ritang dan jela-jela”.  Maka mendengar ucapan sang Rusa Kincat langsung mengumpulkan rumput-rumput sesuai permintaan Rusa Belang. Rusa Belang sangat senang karena kelicikannya tidak diketahui Sang Kincat. Setelah ia merasa kenyang ia pun pamit kepada Sang Kincat.
“Sang Kincat terima kaseh kau lah ngebat kakiku. Pegisok pagi aku datang lagi dan tulong kumpolan rumput cara yang tadi”, kata Rusa belang. Pulanglah rusa ke rumahnya dengan perut yang kenyang. Sang Kincat juga merasa senang karena telah dapat memenuhi permintaan sahabatnya.
Keesokan harinya Rusa Belang pun datang lagi dan minta ikat kakinya oleh Sang Kincat. Sang Kincat pun memenuhi permintaan rusa sahabatnya itu. Tak lama setelah rusa pergi datanglah Raja ke pondok Sang Kincat untuk melihat ladangnya yang dijaga Sang Kincat. Sang Kincat pun menceritakan kedatangan sahabatnya Rusa Belang kepada Raja. Maka Raja menyarankan kepada Sang Kincat supaya mengikat kaki si Rusa Belang dengan tali pengikat pemberian sang Raja.
“Sang Kincat, kalu Rusa Belang detang kau kebat kakina dengan tali yang kutunde kani dan jangan dilepaskan”, kata Sang Raja.
Aok Paduka Raje, kelak kugewean perentah paduka”, jawab Sang Kincat.
Keesokan harinya si Rusa Belang kembali bertamu ke Pondok Sang Kincat, Rusa meminta supaya Sang Kincat mengikat kakinya seperti hari-hari kemarin.
“Sang Kincat, tulong aku cara yang kemarin,”, kata Rusa Belang.
“Aok Kawan, aku kan kawanmu yang baek”, jawab Sang Kincat.
Sang Kincat pun menuruti perintah sahabatnya itu, Sang Kincat mulai mengikat kaki rusa dengan menggunakan tali pemberian Raja. Rusa pun merasa sangat terkejut karena Sang Kincat tidak lagi mengikat kakinya menggunakan rumput karetis, rintang dan jela-jela.
“Oi .... Sang Kincat ngapa kakiku kau kebat dengan tali kani, tolong lepaskan aku”, kata Rusa Belang kepada Sang Kincat dengan menghiba. Namun Sang Kincat tidak mengabulkan permintaan rusa, ia ingat pesan raja bahwa jangan dilepas ikatan kaki rusa sebelum raja datang.
“Maaf Rusa, tali kami gelang yang istimewa karena gelang kani gelang dari Raje”, kata Sang Kincat kepada sahabatnya si Rusa Belang. Mendengar kata-kata dari Sang Kincat, Rusa merasa ketakutan bahwa kini dia benar-benar dalam bahaya. Dari kejauhan terdengarlah suara gonggongan anjing milik Tuan Raja yang akan ke Pondok Sang Kincat, “Uwak ...uwak ...guk-guk,” suara Raja ditimpali gonggongan suara anjingnya.
Tak lama kemudian datanglah Tuan Raja beserta beberapa orang prajuritnya ke pondok Sang Kincat. Raja sangat senang melihat seekor rusa yang besar dan gemuk telah tertambat di tiang pondok Sang Kincat., “Sari keni, kita makan besak,” kata Sang Raja.
“Tulong  aku, Ba...Baginda Raje, Jengan aku disambeleh”, kata Rusa Belang.
“De, aku lah lama tak makan deging yang nyaman mak kani”, kata Sang Raja.
Rusa itu berusaha meronta-ronta namun tidak bisa melepaskan diri.
“Prajurit,  sembeleh Rusa kani,” kata Sang Raja
“Aok, Tuan Raje,”, jawab Prajurit
Prajurit pun mulai melaksanakan tugasnya, segera menyembelih rusa itu, lalu dipotongnya bersama-sama.
Sang Kincat mendapat bagian usus dan kulit rusa sesayak kelapa. Sang Kincat segera pergi ke sungai mencuci rusa pemberian Sang Raja. Sambil mencuci daging rusa menangislah Sang Kincat tersedu-sedu, kini ia menyesali perbuatannya yang telah tega membunuh sahabatnya sendiri.
Tanpa ia sadari ternyata ketika ia menangis dilihat oleh segerombolan monyet. Monyet-monyet itu pun mengejek Sang Kincat karena Sang Kincat menangis.
“Sang Kincat ringkeh nian gigimu siapa lah kira-kira yang ngerapian na ? Kami kepengen gigi kami serupa kek mu”, kata monyet sambil tertawa mengejek. Mendengar ejekkan monyet-monyet itu Sang Kincat sangat marah.
“Oh ...mingkak kapengen gigi serupa kek ku ne carana mudah.
Silahkan mingkak naek kayu tengi-tengi dan jangan turun sebelum aku perintahan”, kata Sang Kincat.
Tanpa berpikir panjang manjatlah monyet-monyet ke atas pohon yan telah ditentukan Sang Kincat.
Sementara itu Sang Kincat mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya di bawah pohon tempa monyet-monyet itu. Tak lama kemudian Sang Kincat menyalakan api pada tumpukan kayu itu.
“Oi ...Sang Kincat matian api ni kami pacak mati keangatan !”, kata si monyet.
“Diam bukak mulutmu jar gigimu ringkeh dan rapi serupa kek ku”, kata Sang Kincat.
Lama-kelamaan seekor demi seekor monyet itu jatuh terbakar dalam nyala api, oleh sebab itulah gigi monyet tanpak kelihatan rapi karena dipangur Sang Kincat.
Demikianlah cerita Sang Kincat dan ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini yaitu janganlah kita berbuat licik terhadap teman dan dalam mengambil suatu tindakan harus dipikirkan terlebih dahulu.

Selesai


Lihat Juga : 



No comments:

Post a Comment

SEPATU WANITA KOREA KEREN & MURAH

 SEPATU WANITA KOREA STYLE  MURAH BANGET ! LIHAT DETAIL & HARGA MESIN SERBAGUNA  PENGGILING DAGING PORTABEL HARGA MURAH BANGET ! Cuma S...

TOPIK POPULER