google.com, pub-7319946092747683, DIRECT, f08c47fec0942fa0 kreasi-undangan.blogspot.com: Kumpulan Cerita FABEL Menarik untuk ANAK | Kancil - Buaya - Harimau - Kura - Kura - Semut dan Gajah - Siput - Monyet ( Kisah Hewan Inspiratif )

Saturday, February 10, 2024

Kumpulan Cerita FABEL Menarik untuk ANAK | Kancil - Buaya - Harimau - Kura - Kura - Semut dan Gajah - Siput - Monyet ( Kisah Hewan Inspiratif )


CERITA GAJAH DAN SEMUT


Di suatu hutan belantara hiduplah berbagai kelompok hewan. Mereka hidup bersahabat, rukun, damai, aman dan sejahtera antara satu dengan lainnya. Menjalani kehidupan di hutan belantara dengan bahagia. Tidak saling mengganggu dan apabila salah satu dari mereka mengalami kesusahan mereka suka saling tolong-menolong.

Namun sekarang ini ada dua hewan penghuni hutan belantara yang tidak mau bersahabat. Mereka adalah Semut Merah dan Gajah. Kebalikan dari penghuni hutan belantara lainnya, saat ini mereka sedang bertengkar.

Awal mereka bisa sampai bertengkar adalah karena ulah Gajah yang selalu lewat di atas perkampungan Semut Merah. Gajah yang bertubuh super besar itu membuat rusak rumah-rumah tanah yang telah dibangun susah payah oleh pasukan pekerja Semut Merah. Oleh sebab itu semut-semut Merah kesal sekali sama Gajah.

“Hei, Gajah! Lihat-lihat dong kalau jalan,” omel kepala pasukan pekerja Semut Merah. 

“Memangnya kenapa?” tanya Gajah tak acuh dengan suara beratnya.

“Rumah kami rusak, tahu!” Suara Semut Merah yang cempreng terdengar terus mengomel.
“Oh, itu bukan urusanku,” jawab Gajah sambil pergi berlalu begitu saja, meninggalkan gerombolan Semut Merah yang masih menggerutu di belakangnya.

Kejadian tersebut tak hanya terjadi sekali, tetapi sudah terjadi berulang-ulang kali. Kesabaran pasukan Semut Merah pun sudah mulai habis. Karena itu, atas komando Kepala Pasukan Pekerja Semut Merah diumumkanlah pernyataan untuk membuat perhitungan dengan Gajah.

“Kawan-kawanku setanah air dan seperjuangan, Gajah sudah sangat keterlaluan! Menginjak-nginjak rumah kita secara tidak hormat berarti sama saja menginjak-nginjak harga diri kita sebagai Semut Merah. Oleh karena itu kita harus membalas perlakuannya. Setuju?!” Suara Kepala Pasukan terdengar lantang.

“Ya, setuju!!!” Kompak terdengar suara-suara Semut Merah pekerja lain menanggapi usulan itu. Setelah itu pun dibuat strategi demi strategi untuk mengalahkan Gajah yang bertubuh super besar.

Pada keesokkan harinya Gajah datang lagi dan seperti biasa ia akan melewati rumah-rumah semut merah. Kedatangannya ditandai dengan suara gedebum kakinya saat menyentuh tanah. Namun tidak seperti biasanya yang tenang, saat ini pasukan Semut Merah telah bersiap siaga di posisi mereka masing-masing. Ketika Gajah memasuki areal perkampungan Semut Merah, dengan cepat dan sigap para pasukan Semut Merah yang telah bersiap pada posisinya langsung menyerang Gajah. Terjadilah kehebohan antara Pasukan Semut Merah melawan Gajah. Semut-semut mengerumuni tubuh si gajah dan menggigitnya. Ada yang menggigit kakinya, ada masuk telinganya, ada yang masuk ke lobang belalainya. Mereka semua menggigit si Gajah. Pokoknya si Gajah dikerubuti berpuluh-puluh ribuan Semut Merah. 

---oooOooo---


CERITA KANCIL, KUPU-KUPU & LABA-LABA





Pada suatu hari, Kupu-kupu terbang kesana dan kemari untuk mencari makanan. Bunga-bunga pun bergoyang pada saat Kupu-kupu melewatinya. Ditengah perjalanan ia bertemu dengan Laba-laba dibalik pepohonan. Kupu-kupu pun menghampiri Laba-laba. Ternyata, disana pun ia melihat si Kancil.

‘’ Hai Kupu-kupu?’’ sapa Kancil dan Laba-laba.

‘’ Hai Laba-laba dan Kancil. Sedang apakah kalian berdua disini?’’ jawab Kupu-kupu dengan senang.

 ‘’ Aku sedang membuat sebuah jaring dan Kancil sedang makan.’’ Ujar Laba-laba.

‘’ Sepertinya, hasil tangkapanmu malam ini pasti akan banyak.’’ seru Kupu-kupu.

Mendengar hal tersebut, Laba-laba hanya tersenyum.

‘’ Tidak Kupu-kupu, meskipun jaringku sangat besar. Namun, terkadang tidak satupun Serangga dan nyamuk yang hinggap di jaringku. Tapi, berbeda denganmu Kupu-kupu. Kau dapat menghisap madu sangat banyak.’’ Ujar Laba-laba.

‘’ Aku sangat setuju yang dikatan oleh Laba-laba. Bukan hanya Laba-laba yang sulit mendapatkan makanan. Tetapi, aku pun mengalami hal yang sama. Terkadang, aku juga jarang sekali mendapatkan daun dan buah-buahan yang segar.’’ Ujar Kancil.

Kupu-kupu pun tersenyum.

‘’ Tidak teman, jika musim gugur datang. Akupun sangat kesulian untuk mendapatkan makanan. Aku pun harus terbang jauh untuk mencari bunga yang sangat segar.’’ Jawab Kupu-kupu.

‘’ Benar sekali, baiklah teman. aku harus melanjutkan perjalananku untuk mencari bunga-bunga yang segar. Kalian berdua silahkan lanjutkan pekerjaan mencari makanan.’’ Ujar Kupu-kupu.
Kupu-kupu pun menghilang di antara pepohonan. Mereka bertiga pun berpisah dan melanjutkan aktivitas masing tanpa mengeluh. Mereka menjalani hidup dengan ceria dan bahagia.
         
Darmi memandangi wajahnya lewat cermin yang tergantung di dinding kamarnya.
“Ah aku memang jelita,” katanya. “Lebih pantas bagiku untuk tinggal di istana raja daripada di gubuk reot seperti ini.”
Matanya memandang ke sekeliling ruangan. Hanya selembar kasur yang tidak empuk tempat dia tidur yang mengisi ruangan itu. Tidak ada meja hias yang sangat dia dambakan. Bahkan lemari untuk pakaian pun hanya sebuah peti bekas. Darmi mengeluh dalam hati.
Darmi memang bukan anak orang kaya. Ibunya hanya seorang janda miskin. Untuk menghidupi mereka berdua, ibunya bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam. Pekerjaan apapun dia lakukan. Mencari kayu bakar di hutan, menyabit rumput untuk pakan kambing tetangga, mencucikan baju orang lain, apapun dia kerjakan untuk bisa memperoleh upah. Sebaliknya Darmi adalah anak yang manja. Sedikit pun dia tidak iba melihat ibunya bekerja keras sepanjang hari. Bahkan dengan teganya dia memaksa ibunya untuk memberinya uang jika ada sesuatu yang ingin dibelinya.
“Ibu, ayo berikan uang padaku! Besok akan ada pesta di desa sebelah, aku harus pergi dengan memakai baju baru. Bajuku sudah usang semua,” katanya.
“Nak, kemarin kan kau baru beli baju baru. Pakailah yang itu saja. Lagipula uang ibu hanya cukup untuk makan kita dua hari. Nanti kalau kau pakai untuk membeli baju, kita tidak bisa makan nak!” kata ibunya mengiba.
“Alah itu kan urusan ibu buat cari uang lagi. Baju yang kemarin itu kan sudah aku pakai, malu dong pakai baju yang itu-itu lagi. Nanti apa kata orang! Sudahlah ayo berikan uangnya sekarang!” kata Darmi dengan kasar.
Terpaksa sang ibu memberikan uang yang diminta anaknya itu. Dia memang sangat sayang pada anak semata wayangnya itu.
Begitulah, hari demi hari sang ibu semakin tua dan menderita. Sementara Darmi yang dikaruniai wajah yang cantik semakin boros. Kerjaannya hanya menghabiskan uang untuk membeli baju-baju bagus, alat-alat kosmetik yang mahal dan pergi ke pesta-pesta untuk memamerkan kecantikannya.
Suatu hari Darmi meminta ibunya untuk membelikannya bedak di pasar. Tapi ibunya tidak tahu bedak apa yang dimaksud.
“Sebaiknya kau ikut saja ibu ke pasar, jadi kau bisa memilih sendiri,” kata ibunya.
“Ih, aku malu berjalan bersama ibu. Apa kata orang nanti. Darmi yang jelita berjalan dengan seorang nenek yang kumuh,” katanya sambil mencibir.
“Ya sudah kalau kau malu berjalan bersamaku. Ibu akan berjalan di belakangmu,” ujar ibunya dengan sedih.
“Baiklah, ibu janji ya! Selama perjalanan ibu tidak boleh berjalan di sampingku dan tidak boleh berbicara padaku!” katanya.
Ibunya hanya memandang anaknya dengan sedih lalu mengiyakan.
Akhirnya mereka pun berjalan beriringan. Sangat ganjil kelihatannya. Darmi terlihat sangat cantik dengan baju merah mudanya yang terlihat mahal dan dibelakangnya ibunya yang sudah bungkuk memakai baju lusuh yang penuh tambalan. Di tengah jalan Darmi bertemu dengan teman-temannya dari desa tetangga yang menyapanya.
“Hai Darmi, mau pergi kemana kau?” sapa mereka.
“Aku mau ke pasar,” jawab Darmi.
“Oh, siapa nenek yang di belakangmu itu? Ibumu?” tanya mereka.
“Oh bukan! Bukan!. Mana mungkin ibuku sejelek itu. Dia itu cuma pembantuku,” sahut Darmi cepat-cepat.
Betapa hancur hati ibunya mendengar anak kesayangannya tidak mau mengakuinya sebagai ibunya sendiri. Namun ditahannya rasa dukanya di dalam hati.
Kejadian itu berulang terus menerus sepanjang perjalanan mereka. Semakin lama hati si ibu semakin hancur. Akhirnya dia tidak tahan lagi menahan kesedihannya. Sambil bercucuran air mata dia menegur anaknya.
“Wahai anakku sebegitu malunyakah kau mengakui aku sebagai ibumu? Aku yang melahirkanmu ke dunia ini. Apakah ini balasanmu pada ibumu yang menyayangimu?”
Darmi menoleh dan berkata, “Hah aku tidak minta dilahirkan oleh ibu yang miskin sepertimu. Aku tidak pantas menjadi anak ibu. Lihatlah wajah ibu! Jelek, keriput dan lusuh! Ibu lebih pantas jadi pembantuku daripada jadi ibuku!”
Usai mengucapkan kata-kata kasar tersebut Darmi dengan angkuh kembali meneruskan langkahnya.
Ibunya Darmi sambil bercucuran air mata mengadukan dukanya kepada Tuhan. Wajahnya menengadah ke langit dan dari mulutnya keluarlah kutukan, “Oh Tuhanku! Hamba tidak sanggup lagi menahan rasa sedih di hatiku. Tolong hukumlah anak hamba yang durhaka. Berilah dia hukuman yang setimpal!”
Tiba-tiba langit berubah mendung dan kilat menyambar-nyambar diiringi guntur yang menggelegar. Darmi ketakutan dan hendak berlari ke arah ibunya. Namun dia merasa kakinya begitu berat. Ketika dia memandang ke bawah dilihatnya kakinya telah menjadi batu, lalu kini betisnya, pahanya dan terus naik ke atas.
.
---oooOooo---
.

Cerita Si Kancil dan Buaya
.

Suatu hari, di suatu tempat yang amat sangat jauh di hutan terpencil, hidup sekumpulan binatang hutan. Perkumpulan binatang ini dipimpin seekor buaya. Bukan tanpa sebab sang buaya ditunjuk jadi pemimpin, tak lain karna sang buaya sudah 10 tahun hidup di hutan itu..hehe..
Sebagai penguasa alam setempat sang buaya sangat dihormati oleh para penghuni hutan. Kebijaksanaan yang didapat selama 10 tahun dia hidup di hutan itu membuat semua penghuni hutan slalu bertanya dan meminta pendapat pada sang buaya jika mereka menghadapi suatu masalah.
Tapi akhir2 ini sang buaya sakit, dia merasa hidupnya tak lama lagi. Dia pun bingung akan keberlanjutan hidup seluruh isi hutan, karna teman2 yang dia kenal sejak kecil sudah mati semua..hiks..Dia bingung menempatkan orang sebagai penggantinya, karna itu bukan tugas yang mudah, menuntut pengalaman dan kebijaksanaan yang terasah.
Tak jauh dari tempat tinggal sang buaya, hidup seekor kancil yatim piatu. Ibunya meninggal saat melahirkan dia, sedangkan ayahnya mati tertembak pemburu. Yang menjaga si kancil sejak kematian ayahnya hanya sang buaya. Melihat sang buaya sudah sekarat, sang kancil pun merasa sedih. Dia ikut merasakan kepedihan yang dialami sang buaya ketika memikirkan keberlanjutan hidup para penghuni hutan.

Si Kancil pun memberanikan diri bertanya pada ayah angkatnya,
Kancil : Ayah, kenapa engkau sangat bersedih?
Buaya : Ayah bingung, nanti kalo ayah mati siapa yang akan menggantikan posisi ayah..
Kancil : Lho? Bukannya disini banyak binatang2 yang cerdas yah? Knapa ayah tidak meyerahkan kepada mereka saja?
Buaya : tugas ayah tak mudah, tak sembarang orang bisa mengembannya.
Kancil : Knapa tidak mudah? Toh ayah sudah hidup lama dengan mereka, pasti mereka pun belajar banyak dari ayah. Percaya saja pada mereka.
Buaya : Ayah tetap tidak berani. Skali lagi ini bukan tugas yang mudah. Mereka masih muda, masih banyak hal yang belom mereka mengerti.
Kancil : Ah, ketakutan ayah sebenarnya tak beralasan. Bukan ayah yang memberi mereka pelajaran. Tapi seluruh isi hutan ini. Ayah tak perlu terbebani dengan tanggung jawab ini. Apa yang membuat kita tetap bertahan disini karna kita belajar banyak untuk menyesuaikan diri dengan hutan, skali lagi bukan ayah yang mengajari. Lihat aku, sejak kepergian ayah kandungku, aku mencoba bangkit sendiri untuk menerima keadaan bahwa aku sendiri, sebatang kara, dan untuk hidup pun aku harus berusaha sendiri. Aku bisa bertahan bukan karna bantuan, bukan karna belas kasihanmu, aku bisa hidup karna aku bisa menyesuaikan diri dengan hutan ini. Dan karna itulah aku bisa berbicara seperti ini di depan mu. Tolong lepaskan beban ayah, itu bukan tanggung jawab ayah lagi.

Sang buaya hanya bisa terdiam, selama ini ia menganggap kancil sebagai bayi kecil yang belum siap hidup sendiri di hutan itu. Apa yang ia pikirkan selama ini ternyata salah. Belajar untuk bisa hidup bukan karna diberikan petunjuk dan arahan, tetapi belajar dari situasi yang mesti dihadapi setiap hari setiap waktu, belajar menyesuaikan diri dengan hutan tempat mereka hidup, belajar dari setiap kejadian yang menimpa diri mereka sendiri, skali lagi bukan karna diberi petunjuk dan arahan.
Akhirnya sang buaya pun setuju untuk menyerahkan posisinya sebagai pemimpin. Dan yang ditunjuk sebagai penggantinya adalah si kancil..Sang buaya pun rest in peace deh..hehe..


---oooOooo---


KANCIL DAN HARIMAU





Pada suatu hari Kancil sedang berjalan-jalan di hutan, ketika sedang asik berjalan-jalan sambil makan rumput tiba-tiba Kancil dikagetkan dengan sura auman di depannya, ternyata itu adalah seekor Harimau yang tampaknya sedang kelaparan.

Auuummm!!! Hari ini nasibku baik sekali, perutku lagi kroncongan ehh ketemu Kancil sebagai makan siangku. Hei Kancil siap-siap ku makan nih, Aummmmmmmmm!!!.

Eittt! Tunggu Dulu Harimau, kalau kamu makan aku, kamu akan kehilangan cerita rahasia sabuk sang dewa, siapa yang memakainya akan bisa terbang dan kuat seperti dewa. Mau ngak bisa terbang dan kuat seperti dewa pasti kamu jadi raja hutan seperti selama ini yang kamu idam-idam kan, mau ngak ???? “ kata Kancil”.

Benar nih Cill, kamu ngak akan ku makan asal kamu beri tahu dimana letak sabuk dewa itu. “kata harimau”.

Benar dong, ayo ikut aku ke batu besar dipinggir sungai dekat rumpun bambu di selatan hutan. “kata Kancil”.

Merekapun segera berjalan menuju pinggir sungai di selatan hutan, ketika sampai ditujuan tampak sebuah benda berwarna cokelat hitam melingkar di sebuah batu besar menyerupai sebuah sabuk.
Harimaupun mengaum panjang, Aummmmmmm!!! Bergerak hendak menerjang benda tersebut.
Eitt ! Tunggu dulu Harimau, kalau kamu mau memakai sabuk dewa tersebut kamu harus berjalan mundur kearah sabuk tersebut dan jangan sekali-kali menengok ke belakang, agar dewa pemilik sabuk itu tidak mengetahui kehadiran mu kan mereka sedang asik mandi di sungai. “kata kancil”
Benar juga katamu Cil, habis sabuknya besar sekali sih jadi aku ngak sabar untuk memakainya. “Kata Harimau”
Oke deh! Harimau, sekarang kamu boleh berjalan mundur kearah sabuk itu. Tapi sebelum itu aku hitung dulu yach aku mau sembunyi takut nanti dimarahi dewa kalau melihatku. “kata Kancil “.
Cepat hitung Cil, aku sudah ngak sabar mau jadi raja hutan nih.!!!
Ok ku hitung yach, “kata Kancil” (Ajak anak anda ikut berhitung)!!!! 1.2.3. udah kah belum (kata Harimau), belum (Kata kancil sambil berlari meninggalkan harimau) 4.5.6.7 (udahkan belum), (Belum) 8.9.10 (sudahkah belum) (sudah teriak kancil yang sudah jauh meninggalkan Harimau)…………
Tanpa berpikir panjang Harimau pun segera berjalan mundur menuju kearah benda yang menyerupai sabuk tersebut. Dan ketika tubuhnya memasuki kedalam lingkaran tersebut tiba-tiba benda tersebut bergerak melilit tubuh Harimau. Harimau tampak senang karena dalam pikirannya sabuk tersebut sedang bereaksi memberi kekuatan ke tubuhnya, tapi tiba-tiba lilitan itu semakin lama semakin kuat dan membuat harimau kesakitan. Dan alangkah kagetnya Harimau ketika dihadapannya muncul kepala ular piton raksasa di depannya. Harimaupun berteriak minta tolong dan menggeram “Awas kamu cill, kamu telah membohongi ku. Ternyata benda ini bukan sabuk dewa tapi ular piton raksasa”” tapi teriakan minta tolong itu tampaknya sia-sia belaka. Karena ular piton itu terlampau besar dan akhirnya matilah Harimau tesebut dengan tulang-tulang yang remuk.
Adapun Kancil yang nyawanya terselamatkan karena kecerdikannya memulai petualangan barunya di belantara hutan.
 

---oooOooo---


CERITA SI KANCIL DAN SIPUT


Hari itu angin berhembus semilir-semilir membuat penghuni hutan mengantuk. Begitu juga dengan si kancil. Untuk mengusir rasa kantuknya si kancil berjalan-jalan di hutan sambil membusungkan dadanya.

Sambil berjalan si kancil berkata, "Siapa yang tak kenal kancil. Si pintar, si cerdik dan si pemberani. Setiap masalah pasti selesai olehku."

Ketika sampai di sungai, si kancil segera minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Air yang begitu jernih membuat si kancil dapat berkaca. Si kancil berkata-kata sendirian.

"Buaya, gajah, harimau semuanya binatang bodoh, jika berhadapan denganku mereka dapat aku perdaya."

Si kancil tidak tahu kalau ia daritadi sedang diperhatikan oleh seekor siput yang sedang duduk di bongkahan batu yang besar.

Si siput berkata, "Hei kancil, kau asyik sekali berbicara sendirian. Ada apa? Kamu sedang bergembira?"

Kancil mencari-cari sumber suara itu. Akhirnya si kancil menemukan letak si siput.

"Rupanya sudah lama kau memperhatikanku ya? Siput yang kecil dan imut-imut. Eh bukan! Kamu memang kecil tapi tidak imut-imut, melainkan jelek bagai kotoran ayam," ujar si kancil.

Siput terkejut mendengar ucapan si kancil yang telah menghina dan membuatnya jengkel.

Lalu siput pun berkata, "hai kancil! kamu memang cerdik dan pemberani karena itu aku menantangmu lomba adu cepat."

Akhirnya mereka setuju perlombaan dilakukan minggu depan. Setelah si kancil pergi, siput segera memanggil dan mengumpulkan teman-temannya.

Si siput meminta tolong teman-temannya agar waktu perlombaan nanti semuanya harus berada di jalur lomba.

"Jangan lupa, kalian bersembunyi di balik bongkahan batu, dan salah satu harus segera muncul jika si kancil memanggil, dengan begitu kita selalu berada di depan si kancil," kata siput.

Hari yang dinanti tiba. Si kancil datang dengan sombongnya, merasa ia pasti akan sangat mudah memenangkan perlombaan ini. Siput mempersilahkan kancil untuk berlari duluan dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana ia sampai.

Perlombaan dimulai. Kancil berjalan santai, sedang siput segera menyelam ke dalam air.

Setelah beberapa langkah, si kancil memanggil siput. Tiba-tiba siput muncul di depan kancil sambil berseru, "hai kancil! aku sudah sampai sini."

Si kancil terheran-heran, segera ia mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi. Ternyata siput juga sudah berada di depannya.

Akhirnya si kancil berlari tetapi ia panggil si siput, ia selalu muncul di depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.

Ketika hampir finish, ia memanggil siput, tetapi tidak ada jawaban. Si kancil berpikir siput sudah tertinggal jauh dan ia akan menjadi pemenang perlombaan.

Si kancil berhenti berlari, ia berjalan santai sambil beristirahat. Dengan senyum sinis kancil berkata," kancil memang tiada duanya."

Si kancil dikagetkan ketika ia mendengar suara siput yang sudah duduk di atas batu besar.

"Oh kasihan sek
 kecerdikanm ali kau kancil. Kelihatannya sangat lelah, capai ya berlari?" ejek siput.

Tidak mungkin! Bagaimana kamu bisa lebih dulu sampai, padahal aku berlari sangat kencang," seru si kancil.

"Sudahlah akui saja kekalahanmu," ujar siput.

Si kancil masih heran dan tak percaya kalau ia dikalahkan oleh binatang yang lebih kecil darinya. Si kancil menundukkan kepala dan mengakui kekalahannya.

"Sudahlah tidak usah sedih, aku tidak minta hadiah kok. Aku hanya ingin kamu ingat satu hal, janganlah sombong dengan kepandaian dan u. Semua binatang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, jadi jangan suka menghina dan menyepelekan mereka," ujar siput.

Siput segera menyelam ke dalam sungai. Tinggalah si kancil dengan rasa menyesal dan malu.

---oooOooo---


KANCIL DAN KURA-KURA




Suatu hari Kura Kura dan Kancil berdebat tentang siapa yang lebih cepat. Mereka menyetujui jalur tertentu untuk bertanding dan mulailah mereka bertanding.


Sang Kancil melesat dengan cepat dan setelah merasa jauh melampaui Kura Kura dia berhenti sejenak dibawah pohon untuk beristirahat sebelum memulai lagi perlombaannya.
Sang Kancil terduduk dibawah pohon dan akhirnya tertidur. Dan Kura Kura berhasil melampauinya dan keluar sebagai juara.

Sang Kancil terbangun dan mendapatkan dirinya kalah didalam perlombaan tersebut.

Maksud dari cerita ini adalah mereka yang lambat, apabila konsisten, akan dapat memenangkan pertandingan.

Sang Kancil sangat kecewa dengan kekalahannya lalu melakukan analisis penyebabnya. Dia sadar bahwa dia kalah karena terlampau percaya diri, kurang hati hati dan terlena. Kalau saja dia bisa lebih waspada maka tidaklah mungkin Kura Kura bisa mengalahkannya.

Lalu ditantangnya lagi Kura Kura tersebut untuk melakukan lomba ulang yang disetujui oleh Kura.
Dan kali ini, sang Kancil menang mutlak karena dia berlari tanpa henti

Kali ini sang Kura Kura mulai berpikir dan sadar bahwa tidaklah mungkin berlomba dengan Kancil pada jalur seperti yang lalu. Setelah berpikir keras, kali ini Kura Kura menantang sang Kancil untuk berlomba lagi pada jalur perlombaan yang berbeda.

Sang kancil setuju.

Mereka mulai berpacu dan sang Kancil berlari dengan cepat tanpa berhenti sampai akhirnya terpaksa berhenti ditepi sungai, karena harus menyeberang. Rupanya garis finish nya terletak beberapa ratus meter setelah tepi diseberang sungai .

Sang Kancil bingung tidak tahu harus berbuat apa…..
dan tak lama kemudian muncul Kura Kura menyusul dan dengan santainya menyeberang sampai kegaris finish dan memenangkan pertandingan

Maksud cerita ini adalah:
Manfaat potensi, kemampuan dan kelebihan

Kali ini sang Kancil dan Kura Kura menjadi bersahabat dan mulai memikirkan solusi masalah bersama sama.

Keduanya sadar bahwa lomba yang terakhir bisa dilakukan dengan jauh lebih baik lagi jika dilakukan secara bersama-sama.
Jadi mereka memutuskan untuk melakukan perlombaan lagi, cuma kali ini mereka berlari dalam satu team

Mereka mulai berlari …… mula mula sang Kancil menggendong Kura Kura sampai ketepi sungai, kemudian disini Kura Kura yang menggendong Kancil untuk menyeberangi sungai. Diseberang satunya Kancil mulai menggendong Kura Kura lagi sampai kegaris finish. Sampai digaris finish keduanya merasa puas karena berhasil tiba dengan waktu yang jauh lebih cepat dari lomba. 
 
----------------------------------------------------------------------


SANG KINCAT

Asal Cerita  : Prabumulih, Sumatera Selatan




Dahulu kala di sebuah ladang milik Tuan Raja dijaga oleh seorang perempuan tua yang bernama Sang Kincat. Sang Kincat sangat ramah dan baik hati kepada siapa pun sehingga tak heran setiap hari.
Pondok yang didiami Sang Kincat selalu didatangi para tamu yaitu sahabat-sahabatnya, Sang Kancil, Biawak, Kura-kura dan yang paling sering kali tandang ke pondok Sang Kincat adalah seekor Rusa Belang. Setiap hari Rusa belang datang menemui Sang Kincat.
“Oi... Sang Kincat kebat kakiku kani, kata Rusa belang setiap menemui Sang Kincat.
“Apa  yang pacak kukebatkan ke kakimu, Aku tak apana tali bekal ngebat kakimu”, kata Sang Kincat dengan kepolosannya. Maka tertawalah si Rusa Belang sambil berkata, “Sang Kincat kalu kau nak ngebat kakiku tak usah bingong untuk nyari pengebatna cukup  kau kumpolan rumput karetis, ritang dan jela-jela”.  Maka mendengar ucapan sang Rusa Kincat langsung mengumpulkan rumput-rumput sesuai permintaan Rusa Belang. Rusa Belang sangat senang karena kelicikannya tidak diketahui Sang Kincat. Setelah ia merasa kenyang ia pun pamit kepada Sang Kincat.
“Sang Kincat terima kaseh kau lah ngebat kakiku. Pegisok pagi aku datang lagi dan tulong kumpolan rumput cara yang tadi”, kata Rusa belang. Pulanglah rusa ke rumahnya dengan perut yang kenyang. Sang Kincat juga merasa senang karena telah dapat memenuhi permintaan sahabatnya.
Keesokan harinya Rusa Belang pun datang lagi dan minta ikat kakinya oleh Sang Kincat. Sang Kincat pun memenuhi permintaan rusa sahabatnya itu. Tak lama setelah rusa pergi datanglah Raja ke pondok Sang Kincat untuk melihat ladangnya yang dijaga Sang Kincat. Sang Kincat pun menceritakan kedatangan sahabatnya Rusa Belang kepada Raja. Maka Raja menyarankan kepada Sang Kincat supaya mengikat kaki si Rusa Belang dengan tali pengikat pemberian sang Raja.
“Sang Kincat, kalu Rusa Belang detang kau kebat kakina dengan tali yang kutunde kani dan jangan dilepaskan”, kata Sang Raja.
Aok Paduka Raje, kelak kugewean perentah paduka”, jawab Sang Kincat.
Keesokan harinya si Rusa Belang kembali bertamu ke Pondok Sang Kincat, Rusa meminta supaya Sang Kincat mengikat kakinya seperti hari-hari kemarin.
“Sang Kincat, tulong aku cara yang kemarin,”, kata Rusa Belang.
“Aok Kawan, aku kan kawanmu yang baek”, jawab Sang Kincat.
Sang Kincat pun menuruti perintah sahabatnya itu, Sang Kincat mulai mengikat kaki rusa dengan menggunakan tali pemberian Raja. Rusa pun merasa sangat terkejut karena Sang Kincat tidak lagi mengikat kakinya menggunakan rumput karetis, rintang dan jela-jela.
“Oi .... Sang Kincat ngapa kakiku kau kebat dengan tali kani, tolong lepaskan aku”, kata Rusa Belang kepada Sang Kincat dengan menghiba. Namun Sang Kincat tidak mengabulkan permintaan rusa, ia ingat pesan raja bahwa jangan dilepas ikatan kaki rusa sebelum raja datang.
“Maaf Rusa, tali kami gelang yang istimewa karena gelang kani gelang dari Raje”, kata Sang Kincat kepada sahabatnya si Rusa Belang. Mendengar kata-kata dari Sang Kincat, Rusa merasa ketakutan bahwa kini dia benar-benar dalam bahaya. Dari kejauhan terdengarlah suara gonggongan anjing milik Tuan Raja yang akan ke Pondok Sang Kincat, “Uwak ...uwak ...guk-guk,” suara Raja ditimpali gonggongan suara anjingnya.
Tak lama kemudian datanglah Tuan Raja beserta beberapa orang prajuritnya ke pondok Sang Kincat. Raja sangat senang melihat seekor rusa yang besar dan gemuk telah tertambat di tiang pondok Sang Kincat., “Sari keni, kita makan besak,” kata Sang Raja.
“Tulong  aku, Ba...Baginda Raje, Jengan aku disambeleh”, kata Rusa Belang.
“De, aku lah lama tak makan deging yang nyaman mak kani”, kata Sang Raja.
Rusa itu berusaha meronta-ronta namun tidak bisa melepaskan diri.
“Prajurit,  sembeleh Rusa kani,” kata Sang Raja
“Aok, Tuan Raje,”, jawab Prajurit
Prajurit pun mulai melaksanakan tugasnya, segera menyembelih rusa itu, lalu dipotongnya bersama-sama.
Sang Kincat mendapat bagian usus dan kulit rusa sesayak kelapa. Sang Kincat segera pergi ke sungai mencuci rusa pemberian Sang Raja. Sambil mencuci daging rusa menangislah Sang Kincat tersedu-sedu, kini ia menyesali perbuatannya yang telah tega membunuh sahabatnya sendiri.
Tanpa ia sadari ternyata ketika ia menangis dilihat oleh segerombolan monyet. Monyet-monyet itu pun mengejek Sang Kincat karena Sang Kincat menangis.
“Sang Kincat ringkeh nian gigimu siapa lah kira-kira yang ngerapian na ? Kami kepengen gigi kami serupa kek mu”, kata monyet sambil tertawa mengejek. Mendengar ejekkan monyet-monyet itu Sang Kincat sangat marah.
“Oh ...mingkak kapengen gigi serupa kek ku ne carana mudah.
Silahkan mingkak naek kayu tengi-tengi dan jangan turun sebelum aku perintahan”, kata Sang Kincat.
Tanpa berpikir panjang manjatlah monyet-monyet ke atas pohon yan telah ditentukan Sang Kincat.
Sementara itu Sang Kincat mengumpulkan kayu sebanyak-banyaknya di bawah pohon tempa monyet-monyet itu. Tak lama kemudian Sang Kincat menyalakan api pada tumpukan kayu itu.
“Oi ...Sang Kincat matian api ni kami pacak mati keangatan !”, kata si monyet.
“Diam bukak mulutmu jar gigimu ringkeh dan rapi serupa kek ku”, kata Sang Kincat.
Lama-kelamaan seekor demi seekor monyet itu jatuh terbakar dalam nyala api, oleh sebab itulah gigi monyet tanpak kelihatan rapi karena dipangur Sang Kincat.
Demikianlah cerita Sang Kincat dan ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini yaitu janganlah kita berbuat licik terhadap teman dan dalam mengambil suatu tindakan harus dipikirkan terlebih dahulu.

Selesai 
============================================
Behok Ngan Kuhe-Kuhe
Asal Cerita : Prabumulih, Sumatera Selatan


He kuhe-kuhe……..kuhe belumban ngan behok kuhe dihukom leh mak raje kuhe-kuhe jadi cerite.

Assalamualaikum wr.wb

Dahulu kala ada hiduplah seekor kura-kura.Karena ia sangat lamban ia selalu menjadi bahan ejekan orang lain.Suatu hari datang seekor beruk yang sombong,rakus dan angkuh.Dia menantang kura-kura untuk berlomba dengannya.

Beruk  :”kuhe oh kuhe … payo kite belumban belahi sape cepat nyampaike ujong sane”.Tantang si beruk

Kura-kura  :”(berpikir) Ao payo hok”.

Lalu keduanya pun berlomba berlari di sebuah jalan yang luas,setelah mereka berlomba beruk lah yang menjadi pemenangnya.Beruk pun kembali menantang kura-ura untuk berlomba dengannya.

Beruk :”Nah he men tadi kite belumban belahi sekarang kite belumban naek batang.”

            Kura-kura hanya mengaggukan kepalanya menyatakan bahwa ia menerima tantangan beruk untuknya.Dan lagi-lagi kura-kura harus terkalahkan oleh beruk yang sombong,rakus dan ankuh itu.Setelah berlomba terus-menerus kura-kura merasa letih ia berputus asa karena selalu kalah,kura-kura pun memutuskan untuk pulang kerumah nya.

Kura-kura  :”(letih) ai ude hok aku sare ai,aku nak balek bai aku belumban kalah bai lantak dengan jadi aku nak balek bai ye”.

Tiba-tiba saat kura-kura ingin melangkahkan kakinya untuk pulang beruk memanggilnya dan ingin ikut pulang bersama kura-kura.

Beruk :”he tunggu ce…he aku nak milu dengan balek bai,jadi dekde?”.

Kura-kura :”Ao payo hok kalu dengan nak milu nian.”

Lalu keduanya pun berangkat menuju rumah kura-kura.Dan sesampainya di rumah kura-kura beruk melihat tanaman pisang milik kura-kura yang sudh berbuah dan sudah masak ranum.

Beruk         :”(Kaget) Ai he…alangkan masak pisang tanaman dengan ni?”.

Kura-kura   :”Ao hok tapi pisang tu tinggi jadia aku dek pacak ngambeknye”.

Mendengar ucapan kura-kura itu beruk pun berusaha membujuk kura-kura agar mau menyuruhnya untuk memanjat pohon pisang milik kura-kura tersebut .

Beruk       :”Nah he….itu lah gunenye kite bekance,makmane kalu aku nulong dengan ngambek kan nye?”.

Kura-kura bimbang denga ucapan beruk tadi,pikirnya beruk selalu menipu dirinya dan mengejek dirinya.Melihat kura-kura yang bimbang beruk kembali berusaha membujuk kura-kura.

Beruk     :”jangan khawater he enjok bai kanggi aku sebuhak”.bujuk beruk terhadap kura-kura”.

Kura-kura   :”kalu mak atu ambeklah hok.aku nunggu dibawah.”ucap si kura-kura yang telah terpengaruh dengan ucpan beruk.

Si beruk mulai memanjat pohon pisang tersebut.Sesampainya di atas ia langsung memakan biuah-buah pisang tersebut dengan lahapnya.Melihat semua itu kura-kura yang berada di bawah pun berusaha memelas meminta bagiannya .
Kura-kura  :”Ai hok mane pisang bageanku?”. Tanya kura-kura
Beruk       :”Nyam..nyam…nyam pisang manes dikunyam-kunyam”. Jawab beruk tk menghiraukan kura-kura.
            Kura-kura kembali meminta bagiannya pada si beruk.
Kura-kura   :”Ai hok…kalu lah abes isi kuletnye bai bageanku”.
Beruk         :”Kulet-kulet gi gemok”.
Setelah menghabisi seluruh buah pisang tersebut beruk pun turun dan langsung pergi tanpa menghiraukan si kura-kura.Setelah kejadian itu kura-kura mulai berpikir keras.ia berpikir bagaimana caranya agar ia dapat mengalahkan si beruk yang sombong,rakus,dan angkuh itu.Setelah berhari-hari ia berpikir akhirnya ia menemukan sebuah cara untuk mengalahkan si beruk itu.Ia pun bergegas mencari beruk untuk menantang beruk berlomba lagi dengannya.Setelah bertemu beruk kura-kura pun berkata
Kura-kura          :”hok makmane kalu kite belumban lagi?”. Tantang kura-kura
            Mendengar tantangan dari kura-kura itu beruk tertawa lantang dan menjawab
Beruk               :”ha….ha….ha….. ude he…he,belumban belahi denga kalah,belumban naek dengan luyok nah,nak belumaban ape lagi?”. Jawab beruk denga sombongnya
Kura-kura          :”kite belumban sape lame dikebat dalam ayek?”.
Beruk pun menjawab dengan angkuhnya
Beruk               :” Ai jelas aku yang menang”.
Maka mulailah keduanya berlomba,sebelum keduanya menyelam masig-masing leher merek diikat denga tali.tali yang mengikat leher kura-kra dipeggang oleh beruk sedangkan tali yang mengikat leher beruk dipenggang oleh kura-kura,lalu mulailah keduanya menyelam,sesampainya di dasar laut kura-kura mulai menjalankan rencananya.tali yang mengikat leher beruk ia ikatkan pada akar yang ada di dasar laut.Selang beberap saat beruk pun mulai kehabisan nafas ia menarik-narik tali sebagai tanda ia telah kalah,namun kura-kura masih sangat tenang melihat beruk seperti itu.Setelah si beruk benar-benar telah mati kura-kura baru melepaskan ikatan yang ada di akar pohon tersebut.Setelah itu kura-kura menarik mayat beruk ke atas darat.namun,sial bagi kura-kura.sebab,apa yang ia lakukan diketahui oleh seseorang.akibatnya ia di hadapkan pada sang raja untuk mendapatkan hukuman.
Raja   :”behubong kuhe-kuhe lah bunih si behok,kuhe-kuhe haros dihukom,hukomannye kuhe-kuhe dimasokkan ke dalam api ditunuh sampe mutung”. Herdik sang raja pada kura-kura.
Mendengar herdikkan sang raja itu tak lanats membuat kura-kura takut,ia bahkan menjawab sang raja dengan santainya.
Kura-kura  :”Ai mak raje kalu dimasokkan ke dalam api aku nil ah biase kel awak ku itam”. Smbil memperlihatkan tubuhnya yang hitam
Raja    :”Kalu mak atu hukomannya kite genti,masokkan bai kuh-kuhe ni kedalam kandang ayam”. Kata sang raja.
Mendengar itu kura-kura berpura-pura sedih dan meminta agar dia tak diberi hukuman itu
Kura-kura   :”Ai mak raje jangan aku dimasokkan dalam kandang ayam.mati kanggi aku dicetok leh ayam mak raje”. Jawab si kura-kura.
Raja       :” Ai dek katek ampon-aponan,cepat laksanakan hukoman”.
Lalu pengawal raja membawa kura-kura kedalam kandang ayam dan dimasukkan lah kura-kura ke dalam keandang ayamtersebut.Selang beberapa hari pengawal sang raja datang melihat kondisi kura-kura.dan betapa kagetnya dia ketika melihat kura-kura yang semakin sehat setelah berada di kandang ayam tersebut.
Pengawal raja   :”Lapor mak raje,tau dekde mak raje kuhe-kuhe tambah besak bungok begaje-gaje di dalam sane itu”. Lapornya pada sang raja
Raja     :”(kaget) Ait…… makmane abat pacak lok atu ?”. raja begitu kaget mendengar berita itu.
Pengawal raja   :”Oy… mak raje sangkan kuhe tu tambah besak bungok begaje-gaje teloh di dalam kandang ayam tu die makaninye”. Jelasnya
Sang raja semakin marah dan sangat geram dengan semua itu lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menyeret kembali kura-kura ke hadapan raja lagi.
Raja                  :”kalu mak atu hukoman kuhe-kuhe ni kite genti…masokkan bai kuhe-kuhe ni kedalam lesong di tutok sampai mati.” Herdik sang raja
Kura-kura          :”Oy…. Mak aje kalu di tutok aku nil ah  biase.kele awak ku gempeng.” Jawab nya dengan begitu tenang
Raja                  :”Ai…. Lah benah pule.” Bisik hati raja
            Raja kembali berpikir hukuman apa yang pantas untuk kura-kura.
Raja                  :”Ai die ni ….di tunuh dek ape-ape,di tutok lah biase,dimasokkan ke dalam kandang ayam tambah besak bungok begaje-gaje,kalo lok atu die ni …….. kite masokkan bai kedalam ayek!”. Kata sang raja.
Mendengar hukumannya yang akan di masukkan ke dalam air kura-kura beroura-pura takut dan sangat sedih ia meratap-ratap sang raja sambil meneteskan air mata.
Kura-kura          :”Ay….. tuan raje…..tuan kuase ….jangan nian aku dimasokkan ke dalam ayek…. Mati aku tuan raje,jangan nian tuan raje.” Pintannya
Raja                  :”Ay dek katek ampon-aponan … cepat laksanakan hukoman!”. Perintah sang raja pada pengawal-pengawalnya.
Lalu di bawalah kura-kura dekat sebuah sungai yang luas dan dalam itu dan kemudian di lemparlah kura-kura ke dalam sungai tersebut.Namun,sang raja dan para pengawalnya kaget melihat kura-kura yang langsung berenang ke dasar sungai ketika di lempar
Kura-kura          :” ye…. Gelibah dayo idop aku…….balek kehumah ke panggong ku,gelibah dayo idop aku balek kehumah ke panggong ku.” Nyanyian kura-kura
Sang raja dan para pengawalnya baru sadar bahwa mereka kembali tertipu oleh si kura-kura.
Nah,kance-kance ku itulah tadi cerite ringkeh ku.Di ceriteku tadi ade pesan bahwa kite dekde jadi sombong,angkuh ape lagi rakos,akhirnye bunoh kite dewek kan?. Ku harap kance-kance yang hader disini dekde ke nah punye sifat lok atu ye dek bagos punye sifat lok atu,Nah juri,kance-kance gale-gale terime kaseh ye lah dengahkan cerite ku.akher kata ku.

                                             Selesai
=====================================================


No comments:

Post a Comment

Kumpulan Lirik Lagu Daerah Kota Prabumulih | Lagu Sumatera Selatan ( Sumsel ) | Seinggok sepemunyian | Nanas Prabumulih | Cerite Lame | Ya Saman

SEINGGOK SEPEMUNYIAN Cipt    : Albani                  Voc     : Zulkuspa/Marisca Seinggok sepemunyian Janganlah kite b...

TOPIK POPULER