MAKALAH
PERUBAHAN LINGKUNGAN
SEBAGAI DAMPAK
PEMANASAN GLOBAL
KATA
PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul.................................................................................................. i
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................................... iii
Daftar Gambar................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
I. 1. Latar Belakang
Masalah............................................................. 1
I. 2. Rumusan
Masalah …………………........................................ |
1 |
I. 3. Tujuan Penulisan …..
............................................................... |
2 |
I. 4. Manfaat Penulisan ……............................................................ |
2 |
I. 5. Metode Penulisan ..................................................................... |
2 |
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. |
3 |
II.1. Pemanasan Global …………...…………………………....... |
3 |
II.2. Penyebab Pemanasan Global .................................................. |
3 |
II.3. Dampak Ynag Ditimbulkan Akibat
Pemanasan Global ……. |
8 |
II.4. Antisipasi Terhadap Pemanasan Global .................................. |
3 |
BAB III. ANTISIPASI TERHADAP
PEMANASAN GLOBAL................ 10
III.1.
Mengurangi Peningkatan Gas Rumah
Kaca............................. 10
III.2. Mengurangi Polusi Udara Karena Bahan
Bakar....................... 11
III.3.
Efek Rumah Kaca..................................................................... 12
III.4. Peniadaan Penggunaan CFC.................................................... 12
III.5.
Tidak Melakukan Penggundulan Hutan................................... 13
III.6. Penggunaan Pakan
Ternak Yang Mengeluarkan Sedikit
Gas
Metana............................................................................... 14
III.7. Tidak Boros Menggunakan Listrik........................................... 15
III.8.
Pabrik Industri Berada di Tempat Yang Sesuai Dengan Peruntukan Ruang 15
III.9.
Mengurangi Penggunaan Plastik............................................... 15
III.11. Deteksi Dini Suhu Permukaan Air Laut................................. 19
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 21
IV.1.
Kesimpulan............................................................................... 21
IV.1.1.
Penyebab Pemanasan Global................................................. 21
IV.1.2.
Dampak Yang Ditimbulkan Pemanasan Global.................... 21
IV.1.3.
Antisipasi Terhadap Pemanasan Global................................ 21
IV.1.Saran.......................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar
Belakang Masalah
Bumi
adalah habitat dan tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup yang ada di dunia, termasuk manusia. Namun, semakin
hari bumi semakin panas akibat pemanasan global. Pemanasan global dapat mengakibatkankan terjadinya bencana alam, yang berarti terjadi malapetaka
di bumi. Penyebab pemanasan global ada beberapa hal, yaitu adanya kenaikan Suhu Permukaan Laut (SPL), panasnya suhu bumi, panasnya udara, namun
SPL merupakan salah satu hal yang
penting karena merupakan indikator bagi perubahan iklim, sehingga semua faktor penyebab
pemanasan global tersebut perlu
dideteksi sejak dini sebagai pencegahan terjadinya bencana yang
merugikan manusia.
Indonesia
adalah suatu negara kepulauan dengan
permukaan laut yang sangat luas, maka apabila
SPLmeningkat dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan, SPL di
Indonesia mengalami kenaikan setiap tahun, hal tersebut merupakan persoalan yang sangat serius sekaligus merupakan
tantangan bagi Indonesia
untuk dapat mengatasinya, yaitu dengan cara mengambil suatu langkah atau kebijakan untuk mengurangi dampak negative yang mungkin ditimbulkan.
Beberapa penyebab
pemanasan global adalah gaya hidup, pola konsumsi
dan pertumbuhan penduduk yang
tidak teratur, ditambah dengan beragam aktivitas manusia yang adakalanya merusak
lingkungan. Intinya penyebab
terjadinya pemanasan global
adalah adanya aktifitas manusia,
sehingga sangat penting memberikan edukasi kepada masyarakat dengan
tujuan untuk menyadarkan manusia akan pentingnya penyelamatan lingkungan agar
anak cucu pada generasi mendatang tidak sengsara akibat menanggung ulah
manusia yang hidup di jaman sebelum
mereka. Kebijakan strategis pemerintah harus diterapkan dengan ketat agar ada keberlanjutan makhluk di
bumi. Untuk itu sangat diperlukan adanya langkah atau tindakan yang nyata untuk memperbaiki pola hidup
masyarakat sebagai antisipasi terhadap hal-hal
buruk yang tidak diinginkan.
I.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas,
penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
a.
Bagaimana kondisi
Indonesia saat ini dengan adanya
pemanasan global?
b.
Bagaimana langkah
yang harus dilakukan untuk mengantisipasi pemanasan global?
I.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan
ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atau pembaca tentang pemanasan global, penyebab, bahaya
dan antisipasi, agar manusia di bumi sadar akan lingkungannya dan merubah pola hidup yang selama ini kurang baik sehingga makhluk
di bumi selamat dari bahaya yang diakibatkan adanya pemanasan
global.
I.4.
Manfaat Penulisan
a.
Untuk
penulis dan pembaca:menambah wawasan tentang apa, penyebab, bahaya dan antisipasi terhadap
pemanasan global sehingga
masyarakat paham akan bahaya pemanasan global sehingga diharapkan pola
hidup sehari-hari lebih baik dalam rangka untuk menyelamatkan lingkungan.
b.
Untuk
pemerintah:agar kebijakan yang berkaitan dengan lingkungan harus diterapkan secara ketat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1.
Pemanasan Global
Pemanasan
Global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFR) menjelaskan bahwa pemanasan global adalah kejadian
terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (gelombang panas atau infra merah) yang dipancarkan ke bumi oleh
gas rumah kaca. Gas rumah kaca ini secara
alami terdapat di udara (atmosfer). Sedangkan efek rumah kaca adalah
istilah yang digunakan untuk panas yang terperangkap di alam atmosfer
bumi dan tidak
bisa menyebar.
Pemanasan global
merupakan suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan
bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan
tersebut menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer,
terutama gas karbon dioksida (CO2) melalui proses
yang disebut efek rumah kaca.
Istilah Efek rumah kaca (greenhouse
effect) merupakan istilah yang cukup erat kaitannya dengan pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca karena adanya peningkatan suhu bumi akibat
suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer
bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca yang berfungsi untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam rumah kaca terjadi
karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda
yang ada di dalam rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, sehingga udara panas tidak dapat keluar (greenhouse
effect).
II.2.
Penyebab Pemanasan Global
Beberapa
penyebab pemanasan global adalah gaya hidup, pola konsumsi dan pertumbuhan penduduk yang tidak teratur, ditambah
dengan beragam aktivitas manusia yang adakalanya merusak lingkungan. Berikut
ini diuraikan beberapa penyebab adanya pemanasan global.
1.
Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Gas rumah kaca
terjadi akibat adanya pembakaran
minyak bumi, seperti bahan bakar batu bara serta pembakaran gas alam. sehingga
hal tersebut menyebabkan adanya
pemanasan yang terpantul
tidak diteruskan ke luar angkasa, tetapi kembali lagi ke bumi, dan gas yang paling
berpengaruh adalah karbondiokasida.
2.
Polusi Udara Karena Bahan
Bakar
Bahan
bakar mesin kendaraan bermotor, seperti mobil, sepeda motor dan kendaraan lainnya menghasilkan gas karbondiosida
yang tidak bisa diteruskan keluar angkasa sehingga
panas akan mengendap di bumi, sehingga mengakibatkan bumi semakin panas.
3.
Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa,
tetapi terperangkap di atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini bisa bermanfaat untuk kehidupan manusia,
namun, jika berlebihan, maka akan menjadikan efek terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi. Di atas permukaan bumi, efek rumah kaca bisa terjadi karena sebanyak 25% energi matahari
yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer,
25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya
dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang oleh
karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang
terdapat di atmosfer
bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi
salah satu faktor terjadinya pemanasan
global.
4.
Penggunaan CFC Secara
Berlebihan
Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi untuk berbagai
kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau pendingin ruangan dan kulkas. Sekitar tahun 1970 zat-zat kimia
seperti (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon
(HCFC) sudah menyebabkan adanya penipisan lapisan
ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga
bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika
zat tersebut berada
di stratosfer, kemudian
zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin
perusak ozon. Setelah
lapisan ozon
menipis, banyaknya
bahaya ultraviolet yang mencapai bumi bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistem, kanker
kulit, dan katarak. Pada zaman sekarang, banyak
sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, dan barang yang dibutuhkan
oleh masyarakat tersebut
banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian masyarakat menggunakan CFC dengan jumlah yang banyak, dan hal ini
berlangsung selama bertahun- tahun,
senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk pendingin ruangan
(AC), media pendingin pada lemari
es (kulkas), bahan pelarut,
dan proses pembuatan plastik.
5.
Penggundulan Hutan
Perusakan
hutan akan menyebabkan pemanasan global, karena hutan memiliki fungsi menyerap
gas karbondioksida, dan hutan merupakan penghasil oksigen. Semakin
banyak terjadinya penebangan liar atau penggundulan hutan maka jumlah
karbondioksida akan makin banyak,berkumpul di atmosfer
sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global. Kondisi ini
mempunyai arti bahwa oksigen di bumi akan
semakin berkurang, padahal semua makhluk di bumi memerlukan oksigen, sehingga
dapat membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Penggundulan
hutan atau deforestasi juga menyebabkan kecepatan
perubahan iklim dan menyebabkan
hilangnya keanekaragaman hayati. Deforestasi banyak disebabkan karena adanya alih
fungsi hutan, misalnya adanya berbagai komoditas pertanian seperti jagung dan kedelai yang memerlukan lahan
yang tidak sedikit. Terjadinya deforestasi akan menambah buruk pemanasan global karena
hutan sebagai penghasil oksigen dan paru-paru dunia ditebangi dan diganti dengan
komoditas pertanian sehingga menyebabkan penipisan lapisan ozon di atmosfer
6. Polusi Metana Karena Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan
Selain karbodiokasida, unsur yang berperan
besar dalam menyebabkan global warming
adalah gas metana. Gas metana yang mempunyai kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer
bumi sampai sekitar 19,5%. Pada kadar yang lebih
tinggi apabila gas metana bercampur dengan udara, dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan. Sektor
pertanian adalah salah satu penyumbang gas metana, yaitu berasal dari pakan ternak yang
umumnya mengandung gas metana.. Gas metana berasal
dari bakteri yang kekurangan oksigen
untuk memecah bahan-bahan organik.. Gas metana mempunyai dampak terhadap pemanasan
global lebih besar dibanding gas karobondioksida. Human
Society International (2014)
dalam
Dzuikhija (2016) menyatakan bahwa dalam jangka waktu 20 tahun, metana memiliki angka GWP (Global Warming
Potential) setidaknya 25 kali lipat dibanding karbondioksida. Artinya, gas metana yang dihasilkan oleh kegiatan hasil
peternakan memiliki dampak yang lebih signifikan dibanding gas
karbondioksida yang dihasilkan dari
proses pembakaran bahan bakar fosil. Sektor peternakan berkontribusi sebanyak 35%-40% dari total keseluruhan gas metana
secara global. Diperkirakan setiap
tahun ada 86 juta ton metana yang dilepaskan ke atmosfer sebagai hasil dari pencernaan hewan ternak. Penghasil
gas metana adalah peternakan sapi, peternakan kambing dan domba. (Dzuikhija 2016)
Kegiatan di sektor peternakan selain menghasilkan gas metana, secara tidak langsung juga bertanggung jawab terhadap
emisi gas karbondioksida. Kegiatan distribusi pakan, ternak, daging,
susu, telur dan produk-produk olahan hasil peternakan membutuhkan bahan bakar fosil yang akan melepas
gas karbondioksida ke atmosfer. Selain itu, perkebunan
jagung dan kedelai yang memerlukan pupuk sehingga
mengakibatkan munculnya pabrik-pabrik pupuk kimia. Dengan adanya pabrik pupuk maka menghasilkan gas rumah kaca yang dilepas
ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil alam distribusi pakan dan komoditas
hasil peternakan, serta emisi
dari pabrik-pabrik pupuk tersebut secara tidak langsung merupakan dampak dari industri peternakan. (Dzuikhija, 2016).
Secara garis besar,
masalah pada sektor peternakan dan lingkungan dapat dibagi menjadi empat
yaitu adanya metana sebagai hasil pencernaan secara biologis pada rumen ternak poligastrik,
emisi gas karbondioksida pada proses distribisi pakan dan komoditas hasil peternakan, deforestasi akibat
pembukaan lahan untuk ditanami komoditas bahan baku pakan ternak, dan emisi
gas rumah kaca oleh pabrik pupuk.
7.
Boros Penggunaan Listrik
Faktor penyebab pemanasan global
yang lainnya adalah penggunaan listrik yang boros. Pemborosan listrik
membuat cadangan energi
listrik menjadi semakin menipis
karena energi listrik
memerlukan pembakaran batu
bara sehingga meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu sebaiknya
pemakaian listrik digunakan secara efisien sesuai
dengan keperluan agar
tidak menyebabkan pemanasan
global.
8.
Polusi Udara Akibat
Industri Pabrik
Pertumbuhan pembangunan industri, disamping
memberikan dampak positif,
di sisi lain juga memberikan dampak negatif, berupa pencemaran udara
dan kebisingan, baik yang terjadi di dalam ruangan
(indoor) maupun di luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Industri
pabrik menyebabkan banyaknya
asap yang yang dihasilkan, dan dapat mengakibatkan polusi udara yang
akan membuat lingkungan tercemar dan
terjadinya pemanasan global. Zat yang keluar
dari proses industri berupa zat yang berbahaya seperti
Karbon Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa lainnya
yang dapat membahayakan kesehatan alam dan manusia.
Jadi pengoperasian industri berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
10. Sampah Plastik
Menurut penelitian, ketika plastik terkena
sinar matahari dan berakibat rusak
mengeluarkan gas metana dan etilena. Gas metana alami atau buatan
dikatakan sebagai penyebab
utama perubahan iklim, dan hal ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap
hari dihasilkan manusia
terutama sampah-sampah yang
tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam
dan plastic juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.
II.3.
Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Adanya Pemanasan Global
Pemanasan
global menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi. Suhu bumi yang meningkat dapat
menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan ekosistem lainnya karena terjadi perubahan iklim
dunia. Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier dan es di kutub. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian
daerah terendam air laut. Contoh
dampak buruk lainnya
tentang pemanasan global adalah terjadinya curah hujan yang tinggi,
kegagalan panen, hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan lapisan ozon pada atmosfer
bumi.
Terjadinya
pemanasan global merupakan peringatan bagi semua negara di seluurh dunia untuk selalu waspada akibat dampak
buruk yang kemungkinan terjadi, misalnya mencairnya es di kutub
sehingga menyebabkan terjadinya kenaikan permukaan air laut. Hal tersebut tentu
saja sangat berdampak
buruk terhadap negara-negara berkembang dan negara
kepulauan seperti Indonesia, karena dapat menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Akibat yang lain akibat terjadinya pemanasan global adalah
adalah adanya perubahan iklim, atau fenomena
penyimpangan iklim, misalnya terjadinya
tiga bencana hidrometeorologi, yaitu
angin puting beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan mungkin ditambah dengan gelombang laut yang tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya korban jiwa
manusia. Kerugian yang diakibatkan oleh adanya bencana
tersebut bukan hanya kerugian jiwa saja,
akan tetapi juga ada kerugian materiil, sebagai contoh adalah adanya
kerusakan pemukiman, kerusakan infrastruktur, dan masih banyak
lagi kerusakan yang lainnya.
Efek
lain dengan terjadinya pemanasan global adalah ketidakstabilan iklim misalnya energi panas
dan uap air yang banyak
di atmosfer, curah hujan yang jauh lebih tinggi, angin
topan yang lebih besar, pergeseran musim hujan dan musim kemarau,
anomali perubahan cuaca yang sulit
diprediksi dan ekstrem. Ketidakstabilan iklim tersebut dapat menyebabkan badai
dan gelombang menjadi
tinggi, sehingga dapat mengganggu aktivitas
nelayan. Peningkatan permukaan
air laut membuat frekuensi banjir di kota-kota yang dekat dengan pantai semakin meningkat. Disamping itu pemanasan
global juga menyebabkan terganggunya hasil pertanian karena adanya cuaca sangat ekstrem
sehingga pada musim kemarau di negara tropis
dapat menyebabkan kekeringan yang begitu parah.
dan kekeringan tersebut dapat menyebabkan sebagian
besar lahan pertanian menjadi kering. Pemanasan global mengakibatkan cuaca yang sangat
ekstrim, yang membuat virus dan bakteri makin
kuat dan cepat berkembang biak, dan dapat menyebabkan jenis penyakit
baru, Pemanasan global yang semakin parah harus segera
ditanggulangi, bukan hanya
dengan cara melakukan
pengubahan lahan gundul
menjadi lahan hijau, akan tetapi
juga dengan mendidik
masyarkat untuk melakukan
pola hidup yang sehat, hemat energi, dengan cara membiasakan diri menggunakan segala sesuatu yang sifatnya ramah terhadap lingkungan, misalnya mengurangi
penggunaan plastik adalah salah satu upaya dalam mengurangi pemanasan global.
Jika pencemaran tersebut
terus berlanjut, wilayah
daratan Indonesia yang ketinggiannya
hanya beberapa centimeter dari
permukaan laut akan tenggelam.
BAB
III
ANTISIPASI TERHADAP
PEMANASAN GLOBAL
Perilaku manusia dan faktor-faktor lain yang berdampak terhadap kenaikan suhu lautan menyebabkan pemanasan global yang berdampak terhadap mencairnya es di Antartika sehingga mengakibatkan kenaikan permukaan air laut. Sebenarnya pemanasan global telah terjadi sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu, akan tetapi dampaknya baru mulai dirasakan sekarang. Untuk mengantisipasi atau mengurangi terjadinya pemanasan global maka harus dicari penyebab atau akar permasalahannya. Berikut ini langkah yang harus ditempuh dalam antisipasi atau mengurangi pemanasan global:
1.
Efisiensi Dalam Bidang
Energi.
a.
Lampu yang tidak digunakan dimatikan
b.
Peralatan elektronik
yang tidak digunakan
tidak dalam posisi stand by, dan alat dari sumber listrik
dicabut
c.
Memanfatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian
pakaian.
2. Mengurangi Frekuensi
Penggunaan Kendaraan Bermotor
Pribadi:
a. Untuk jarak kurang
dari 500 m berjalan
kaki, selain lebih sehat juga hemat
energi.
b.
Menggunakan sepeda sebagai alat transportasi karena tidak memiliki
gas buang.
c.
Untuk jarak lebih dari 3 km, bisa berbagi
kendaraan (car pooling).
3.
Mengurangi Penggunaan Air Minum Dalam
Botol Kemasan dan Sedotan:
a.
Membawa tempat minum sendiri.
b.
Bila memungkinkan, menghindari pemakaian sedotan plastik karena dapat menghasilkan emisi karbon yang cukup besar.
4.
Mengurangi Sampah
Organik
a.
Sampah organik
diolah menjadi kompos.
b.
Dilakukan pemisahan sampah organik dari non-organik, karena
dapat mengurangi emisi
sampah.
5.
Mengurangi
Penggunaan Kertas
a.
Untuk menghemat penggunaan kertas maka dilakukan pencetakan bolak-balik (duplex).
b.
Untuk dokumen
berupa draft dan tidak memerlukan kertas bersih, digunakan
kertas bekas untuk mencetak.
III.
2. Mengurangi Polusi Udara Karena
Bahan Bakar
Untuk mengurangi polusi udara akibat bahan bakar,
maka:
1. Penggunaan Transportasi Massal
oleh Masyarakat.
Dalam hal ini pemerintah mempunyai peran yang sangat penting
untuk membuat masyarakat bersedia menggunakan
transportasi publik. Masyarakat tentu akan bersedia menggunakan transportasi public apabila transportasi tersebut
aman dan nyaman. Untuk itu tugas
pemerintah, terutama masing-masing pemerintah daerah adalah menyediakan transportasi public yang aman dan nyaman
agar masyarakat menggunakan untuk aktifitas sehari-hari. Pemerintah Indonesia sudah melakukan hal itu dengan disediakannya transportasi publik yang berupa
LRT (Light Rail Transit), MRT (Mass Rapid Transport), Bus Trans terutama
di kota besar yang polusi udaranya sudah sangat memprihatinkan akibat
penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan.
2.
Pemberian ijin kendaraan umum kecil dibatasi,
kendaraan massal diperbanyak,
3.
Kontrol terhadap kepemilikan kendaraan pribadi dan pembatasan usia kendaraan.
4. Uji emisi kendaraan bermotor secara berkala
5. Penegakan disiplin lalu lintas
6.
Penanaman pohon semakin diperbanyak, terutama di pinggir
jalan yang lebar.
III.
3. Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di
atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini
bisa bermanfaat untuk kehidupan
manusia. Namun, jika berlebihan akan menjadikan efek pada iklim dan cuaca
yang ada di bumi. Sebenarnya, gas dan efek rumah kaca adalah hal yang
lumrah ada di Bumi. Malah, tanpa efek rumah kaca di atmosfer, Bumi menjadi terlalu dingin (-19 derajat Celsius, dari
rata-rata 15 derajat Celsius) dan tak mampu menopang kehidupan. Cara untuk mengurangi efek rumah kaca adalah:
a.
Penggunaan energi listrik di rumah dikurangi
atau dihemat agar penggunaan batu
bara dan emisi CO2 berkurang.
b. Penggunaan transportasi
umum dan menghindari penggunaan transportasi pribadi,
c. Menggunakan kendaraan ramah lingkungan, seperti
sepeda atau kendaraan
listrik
d. Menggunakan energi terbarukan dan ramah lingkungan, seperti panel surya
e. Menggunakan pupuk organik
f. Mengolah limbah ternak menjadi biogas untuk mengurangi emisi CH4
g. Melakukan reboisasi agar siklus karbon
bisa kembali seimbang
h.
Mengurangi pemakaian
plastik dengan membawa
botol minum sendiri
atau menggunakan tas kain
saat berbelanja
i.
Membiasakan daur ulang sampah,
terutama plastik
III.
4. Peniadaan Penggunaan CFC
Upaya
Pemerintah mengurangi pengguanaan CFC tidak akan berhasil tanpa didukung oleh masyarakat. Pemerintah juga membutuhkan
dukungan dari masyarakat berupa penggunaan pendingin
ruangan sewajarnya, tidak lagi menggunakan barang pendingin yang memakai CFC dan mengganti barang pendingin yang
menggunakan CFC dengan barang pendingin non-CFC.
III. 5. Tidak Melakukan Penggundulan Hutan
Hutan merupakan paru-paru dunia yang banyak menghasilkan oksigen untuk berlangsungnya kehidupan makhluk di dunia. Dalam kehidupan
manusia, hutan telah
hutan gundul, maka tingkat kesuburan tanah ditempat tersebut dapat menurun atau
hutan
tersebut akan punah.
Penebangan hutan secara liar merupakan salah satu faktor
dari kerusakan kawasan
hutan saat ini, oleh karena itu penebangan hutan
secara liar ini harus dihentikan, karena penebangan liar tersebut berdampak negatif yang mengakibatkan hutan menjadi
gundul. Aturan tentang larangan-larangan
penebangan hutan harus ditegakkan, dan bagi mereka yang melanggar harus mendapat sangsi yang keras. Disamping
menghentikan penebangan hutan secara liar,
maka upaya lain yang dilakukan adalah program reboisasi. Dengan
reboisasi maka hutan tidak gundul sehingga CO2 akan
terserap oleh tumbuhan
dan mengurangi dampak pemanasan
global. Menurunkan tingkat
deforestasi merupakan aspek kritis dalam efektifitas pengelolaan lingkungan yang keberlanjutan.
III. 6. Pemakaian Jenis Pakan Ternak Yang Mengeluarkan
Sedikit Gas Metana
Pemilihan jenis pakan ternak
sangat menentukan besar
kecilnya gas metana
yang dihasilkan ternak. Sehingga efisiensi pemilihan pakan ternak perlu dilakukan
untuk mengurangi emisi gas rumah. Menyadari hal ini, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melakukan
upaya mengedukasi peternak
agar menggunakan daun-daun hijau yang rendah
kandungan emisi gas metannya untuk pakan ternak
mereka. Sebagai contoh
tanaman Leguminosa adalah
salah satu tumbuhan
hijau yang bisa digunakan untuk pakan ternak.
Gliricidia, leucaena dan kaliandra adalah
tiga jenis leguminosa yang rendah emisi metannya. Selain
tumbuhan hijau, ternak
juga dapat diberi
makan dari makanan
ternak yang mengandung tannin dan saponin.
Tujuannya, selain mengurangi emisi gas metana,
juga mengurangi karbondioksida.
III.7.
Tidak Boros Menggunakan Listrik
Penyebab
pemanasan global yang lainnya adalah penggunaan
listrik yang boros. Pemborosan listrik
membuat cadangan energi listrik menjadi semakin
menipis karena energi
listrik memerlukan pembakaran batu bara sehingga
meningkatkan pemanasan global.
Oleh karena itu sebaiknya pemakaian
listrik digunakan secara efisien sesuai dengan keperluan
agar tidak menyebabkan pemanasan global. Menumbuhakan kesadaran masyarakat
tentang budaya hemat listrik merupakan suatu hal yang harus terus di upayakan Misalnya mematikan lampu di ruangan yang
sedang tidak digunakan, pemakaian lampu hemat
energi dan sebagainya. Rumah tangga memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi listrik. Oleh karena itu,
penghematan listrik di rumah tangga sangat bermanfaat bukan hanya bagi rumah tangga
itu sendiri, namun juga bagi penghematan energi.
Apabila penghematan listrik dilakukan disetiap rumah tangga, maka telah
dilakukan penghematan energi untuk
skala yang lebih luas. Efisiensi sangat besar artinya dan akan menyebabkan banyak perubahan. Penghematan energi listrik juga akan menghemat
pengeluaran pada anggaran keluarga atau rumah tangga.
III.8.
Industri Pabrik Berada di Tempat yang Sesuai Dengan Peruntukan
Ruang
III.9.
Mengurangi Penggunaan Plastik
III.10.
Menggunakan Energi Alternatif
Energi diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas
sehari-hari. Sebagian besar energi yang digunakan tersebut
bersumber dari bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, alam, serta
batu bara. Akan tetapi semua energi tersebut tidak bisa menyokong aktivitas manusia selamanya, karena suatu saat nanti energi
tersebut akan habis.
Energi alternatif atau energi terbarukan merupakan energi pengganti ketiga sumber energi
tersebut. Energi alternatif
ini digunakan untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang dapat merusak
lingkungan dan pemanasan
global dari emisi karbondioksida
yang tinggi. Energi alternatif adalah energi
yang berasal dari sumber yang dapat diisi ulang
seperti Matahari, angin,
sungai, mata air panas, pasang
surut, biomassa, dan biogas. Berikut adalah contoh
penggunaan energi alternatif sebagai pengganti ketiga energi tersebut:
a.
Pembangkit
Listrik Tenaga Matahari
alternatif. Pembangkit listrik tenaga matahari menggunakan alat bernama panel surya
Tenaga Surya Badak 4 MW di Bontang, Kalimantan Timur. Selain digunakan sebagai
tenaga matahari menjadi listrik
untuk menyalakan perangkat.
b. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
angin yang ada. Hembusan angin dapat memutar kincir yang kemudian memutar
disekitarnya.
seperti kawah. Panas bumi yang keluar
secara alami jauh lebih efisien
untuk memutar
adalah PLTU Kamojang yang berada di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. .
c. Pembangkit Listrik Tenaga Air
d.
Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir
Pembangkit
listrik tenaga nuklir didapatkan dari reaksi fisi berisi zat yang menghasilkan lonjakan energi.
Dalam pengembangannya pembangkit tenaga nuklir ini berbahaya karena
mengemisikan zat radioaktif, akan tetapi tenaga nuklir adalah sumber energi alternatif yang menghasilkan kapasitas
listrik paling besar diantara sumber energi alternatif lainnya.
III.11.
Deteksi Dini
Suhu Permukaan Air Laut (SPL)
Suhu
permukaan air laut (SPL) merupakan salah satu indikator penting dalam dinamika iklim global dan dinamika
iklim regional. Pemanasan
Global dan perubahan
iklim disebabkan oleh kenaikan
SPL yang dapat menyebabkan malapetaka berupa, angin topan,
hujan ekstrem deras, tanah
longsor, amgin puting beliung, mencairnya es
di kutub sehingga menyebabkan kenaikan permukaan
air laut. Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan
yang terdiri dari puluhan ribu pulau, kenaikan permukaan air laut dapat menjadi
suatu bencana sebab dapat menyebabkan pulau yang kecil dapat tenggelam Ada berbagai macam teknik baik itu yang
masih konvensional maupun yang modern dapat dipakai
untuk deteksi dini terhadap suhu permukaan, seperti
penelitian yang sudah banyak
dilakukan oleh para ilmuwan terdahulu. Dengan data yang dibuat secara berkala atau secara temporal, maka yang terjadi
dengan kondisi suhu permukaan pada masa lalu
maupun sekarang dapat dianalisis perubahan
pola suhu permukaan
tersebut dan diketahui
tren data di lapangan yang diperoleh dipakai untuk memprediksi kondisi suhu permukaan pada masa yang akan datang. Deteksi dini
suhu permukaan air sangat diperlukan untuk mengambil
langkah strategis bagi Indonesia maupun semua negara di dunia, sehingga diharapkan semua negara dapat mengambil suatu kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang membahayakan
bagi umat manusia.
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1.
Kesimpulan
Pada intinya
penyebab pemanasan global adalah perilaku
manusia, dan berdasarkan hasil yang telah diuraikan terdahulu, maka dapat ditarik
kesimpulan:
IV.1.
1. Penyebab Pemanasan
Global
a.
Meningkatnya gas rumah kaca
b.
Polusi udara akibat pemakaian
bahan bakar
c.
Efek rumah
kaca
d.
Penggunaan CFC secara berlebihan
e.
Penggundulan hutan
f.
Polusi metana
karena peternakan, pertanian, dan perkebunan
g.
Penggunaan listrik
yang boros
h.
Polusi udara akibat industri
pabrik polusi udara akibat industri
pabrik
i.
Sampah plastik
IV.1.2.
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pemanasan Global
Pemanasan
global akan meningkatkan suhu di permukaan bumi, dan dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan dan
ekosistem lainnya karena adanya perubahan iklim
dunia. Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier dan es di kutub.
Pencairan gleyser ini akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian daerah terendam air
laut. Bagi negara kepulauan seperti
Indonesia, hal tersebut dapat menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Dampak buruk
lainnya akibat pemanasan global adalah curah hujan yang tinggi, kegagalan
panen, hilangnya terumbu
karang, kepunahan berbagai
spesies, hingga penipisan lapisan ozon pada atmosfer bumi. Dampak yang lain adalah adanya perubahan
iklim, atau fenomena
penyimpangan iklim, misalnya terjadinya tiga bencana hidrometeorologi, yaitu angin puting
beliung, banjir, dan tanah longsor, bahkan mungkin ditambah dengan
gelombang laut yang tinggi yang dapat menelan korban jiwa manusia. Kerugian yang
diakibatkan oleh adanya bencana tersebut
bukan hanya kerugian
jiwa saja, akan tetapi juga ada kerugian
materiil,
sebagai contoh
adalah adanya kerusakan pemukiman,
kerusakan infrastruktur, dan masih banyak lagi kerusakan yang lainnya.
IV.1.3.
Antisipasi Terhadap Pemanasan Global
1.
Mengurangi konsumsi energi, misalnya lampu yang tidak digunakan dimatikan, peralatan elektronik
yang tidak digunakan tidak dalam posisi stand
by, dan alat dari sumber listrik dicabut,
memanfatkan sinar matahari untuk penerangan dan juga untuk mengeringkan cucian pakaian, mengurangi frekuensi penggunaan
kendaraan bermotor pribadi.
2.
Tidak menggunakan CFC
3. Tidak melakukan penggundulan hutan
4.
Pakan ternak
dipilih jenis yang menghasilkan gas metana yang paling sedikit
5.
Mengurangi penggunaan plastik
6.
Menggunakan energi
alternatif
7.
Penenmpatan pabrik industri disesuaikan dengan tempat yang
sesuai dengan peruntukan ruangnya, supaya tidak mengganggu lingkungan.
8. Deteksi dini Suhu Permukaan Air Laut (SPL)
IV.2.
Saran
Manusia mempunyai
peran penting untuk ikut serta mengembalikan keseimbangan lingkungan, karena aktifitas manusia merupakan unsur yang
dominan dalam terjadinya ekosistem yang terganggu, Manusia
sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang berakal
semestinya sadar akan pentingnya menyelamatkan lingkungan hidup. dapat
menciptakan lingkungan yang baik, sehingga
perlu adanya edukasi
terhadap masyarakat tentang
pentingnya menyelamatkan
lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sri Mulyani,
2021, Antisipasi Terjadinya
Pemanasan Global Dengan Deteksi Dini Suhu
Permukaan Air Menggunakan Data
Satelit, Jurnal Centech, Volume 2, Nomer 1, April 2021, halaman 22-29.
Cut
Rindayu, Institute for Essential Services Reform, 2011,
Ismiyati, Devi Marlita, Deslida
Saidah, Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas Buang Kendaraan
Bermotor, Jurnal Manajemen Transportasi dan Logistik (JMTTransLog), Vol.1,
Nomor 3, 2014
Sella Dzuikhija Departemen Gama Cendekia Coorporation 2016, Isu Kegiatan Peternakan sebagai Penyumbang Terbesar Pemanasan Global – Dilema Antara Usaha Peningkatan Produktivitas Bahan Pangan Hewani dan Gerakan Cinta Lingkungan
Vivi Triana,
2008. Pemanasan Global,
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Padang.
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/ Pemanasan Global dan Dampak
Buruknya Bagi Kehidupan
Bumi
dlh.semarangkota.go.id, Ilmugeografi, Penyebab Pemanasan Global
http://ditjenppi.menlhk.go.id/, Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui Pakan Ternak
BACA JUGA :
MAKALAH MANFAAT INTERNET UNTUK PENDIDIKAN
No comments:
Post a Comment